Jumlah Pengunjung Sejak 22 April 2010

Website counter

Selasa, 09 Oktober 2018

Hilangnya Ruang Canda & Tawa

Selasa, 09 Oktober 2018 | 0 komentar


Mas bro Puriang Cap Kampak, sudah banyak tulisan yang engkau kirim ke timeline facebook ku, ingin juga rasanya diri ini kembali menulis untuk berbagi cerita dan berbalas tulisan sebagai tanda persahabatan antara dua mantan blogger (gayaan dikit biar kesannya keren bro..), engkau si empu suakakata.blogspot.com sepertinya sudah lama hilang dari peredaran ada aku dengan katakarim.blogspot.com juga sudah terlupakan. Hahaha
Sekarang aku hanya ingin berbagi cerita melalui goresan tinta tapi jangan pula engkau anggap ini seperti surat Soe Hok Gie kepada temannya Herman, yang berisi tentang kegelisahannya melihat kondisi yang sedang berkembang pada waktu itu, karena saya bukanlah Soe dan kamu bro juga bukan Herman tapi kalau itu bisa membuatmu tersenyum dan tersipu malu, atau dengan ini dirimu bisa mentertawakan ku maka buatlah sesukamu agar ruang canda diantara kita tidak menyempit.
Kawan saat ini ruang untuk canda dan tawa sudah mulai sempit. Tiap hari media informasi dan media sosial menyuguhi kita dengan hal-hal yang tidak penting, tentang perbedaan yang berujung pada pertikaian dan perdebatan yang berakhir dengan makian.
Orang-orang seakan kehilangan rasa humor dan percakapan yang penuh kehangatan karena yang selalu ditampilkan media sosial adalah saling cela terhadap perbedaan pilihan dan junjungannya.
Dulu kita bisa tertawa ketika kebohongan dirangkai untuk menyenangkan teman dan memper enak suasana pembicaraan dan si pengarang cerita bohong hanya akan dicela sambil tertawa, semua ini hanya kita sebut bualan. Sekarang kebohongan dirangkai sedemikian rupa digunakan untuk menyanjung idola supaya terlihat hebat dan sempurna sehingga naik rating pujaannya dan juga untuk menghina dan menjatuhkan lawannya, tak adalagi canda didalamnya apalagi niat untuk membuat kita tertawa, nama baru pun sudah disematkan untuknya yaitu hoax diungkapkan dengan penuh kemarahan dan kebencian, si pembuat cerita akan dicela sedemikian rupa bahkan bisa masuk penjara.
Dalam pergaulan dimasa lalu diantara kita juga ada saling cela dan menghina. Ketika kita saling mencela atau pun menghina, kita masih bisa tertawa bahkan ketika celaan melewati batasnya, mungkin dalam beberapa saat tidak bertegur sapa. Ingatkah engkau kawan, ketika dulu engkau menyebutku sebagai Ustadz Katidiang (Katidiang adalah tempat untuk mengumpulkan infaq  dan sedekah di daerah Minang) karena aku ceramah keliling Mesjid dan Surau dengan membawa amplop berisi uang yang diberikan oleh pengurusnya ketika pulang, kita bisa tertawa, aku tidak merasa terhina dan marah, karena diantara kita masih luas ruang untuk bercanda dan juga karena aku yakin waktu akan mengantarkanmu pula pada kondisi yang sama, tetapi sekarang ketika ruang untuk bercanda sudah semakin sempit, celaan seperti itu berubah menjadi hate speech, ledekan terhadap fisik yang dulu sering menjadi bahan tertawaan kita sekarang hal seperti itu disebut rasis akibatnya bisa berbuah tangis, semua perbuatan lucu-lucuan bagi kita dulu sekarang dilakukan dengan bengis.
Apa yang dulu bagi kita hanya canda dan lucu-lucuan saja sekarang bisa berujung penjara karena ruang canda dan tawa semakin sempit sementara ruang kebencian dan kemarahan semakin menganga kawan.
Kawan..
Saat ini rasanya bagi ku lebih baik mendengar puisi daripada menerima informasi, menonton vlog gombalan anak muda daripada bercengkrama dengan hasil karya awak media.
Kawan kepadamu ku berharap untuk menjaga ruang tawa dan canda diantara kita  jangan biarkan hate speech, hoax dan rasis menjajahnya, jangan pula biarkan kebencian dan kemarahan mengambil tempat dalam pembicaraan dan pergaulan kita.


read more

Minggu, 30 September 2018

Salam Rindu untuk Ayahanda Tercinta

Minggu, 30 September 2018 | 0 komentar
Saat akan memejamkan mata
Tiba-tiba rindu kepada Ayahanda
Membuncah di dalam dada
Pikiran dan ingatan berkelana

30 September 2009 kembali nyata dalam ingatan
Awal dari semua tentang kita berubah jadi kenangan
Aba' pergi menuju alam keabadian
Kami tinggal dengan kesedihan

Sembilan tahun sudah berlalu
Sungguh hati ini makin merindu
Rindu akan nasehat dan petuahmu
Rindu kehangatan cinta dan kasih sayang mu

Aba'...
Kapan Aba' akan datang lagi ke mimpiku
Sapalah aku dengan senyummu
Tegurlah anakmu ini kalau lupa berkirim do'a untuk mu

Aba' sampaikan untaian do'a kami kepada Aba'..
Permintaan dan harapan tanpa henti Agar Allah memberikan ketenangan dan kebahagian untuk Etek dan Aba'..

 Aba'..
Hadirlah dalam mimpiku
Untuk menawar rasa rindu
Mengingatkanku untuk selalu berbakti dan mendo'akanmu dalam sujudku

by Rasul Karim


read more

Kamis, 02 Juni 2011

TIGA KATA

Kamis, 02 Juni 2011 | 0 komentar
Keindahan Warna Jingga di Ufuk Barat Terasa Begitu Sempurna
Saat Kita Asyik Menumpahkan Perasaan yang Terus Menggelora
Tiga Kata yang Kamu Ucapkan saat Matahari Tenggelam
Membuat Diriku Makin Hanyut dan Larut dalam Samudra Cinta
Tiga Kata itu Menjadi Mantra Sakti
Membuatku jadi Tawanan Setia, yang Tak Ingin Keluar dari Penjara Cintamu
Tiga Kata itu Menjadi Jampi-jampi
Membuatku tak Ingin Lepas dari Belenggu Asmaramu
Tiga Kata itu telah Menggoyahkan Debu Keraguan dari Jubahku
Tiga Kata Bagaikan Malaikat Utusan Dunia Ghaib yang Datang Memulihkan Asa
Tiga Kata Mencermerlangkan Keindahan Cinta yang Menyala Dihati
Tiga Kata Membuatku Tersenyum pada Angin yang Menampar Wajahku
Tiga Kata Membuat Kebisingan Kota Menjadi Simponi Cinta
Kasturi Mungkin Kehilangan Wanginya
Mawar Mungkin Kehilangan Warnanya
Tapi Aku tidak Ingin Kehilangan Tiga Kata itu
Ku Ingin Tiga Kata itu Selalu Ada Untukku dan Selamanya Menjadi Milikku
Karena Tiga Kata itu Membuat Aku Tak Henti Meminta pada Yang Kuasa
Tuk Mengabadikan Dirimu sebagai Anugrah Terindah dalam Hidupku
(Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Senin, 23 Mei 2011

KESETIAAN

Senin, 23 Mei 2011 | 1 komentar
Beberapa hari belakang ini, saya sering terlibat dalam diskusi dan pembicaraan bersama teman tentang masalah kesetiaan, pertama dengan seseorang yang saya sebut dia sebagai orang yang aneh tetapi untuk kedepan saya akan menyebutnya sebagai orang yang unik karena ia memiliki sifat yang sampai saat ini tidak pernah saya temukan pada diri orang lain {“maaf ya sahabat note siapa dan apa keunikan orang itu tidak bisa saya sebutkan di note ini karena itu bukan konsumsi public jadi cukup saya dan orang yang bersangkutan saja tahu..:-)”}, ketika berbicara dengan dia tentang pengkhianatan atau ketidak setia dari seseorang, maka dari raut wajah dan getaran suaranya dapat saya lihat kebencian yang cukup besar kepada sifat ketidaksetiaan dan perilaku pengkhianatan terhadap cinta dan kepercayaan. Kedua ketika salah seorang teman kerja saya berbagi cerita dan pengalaman kehidupan juga saya dapatkan kebencian dan ketidaksenangan terhadap pengkhianatan dan peningkaran kesetiaan. Ketiga ketika saya menonton film mandarin saya lihat bahwa dalam dunia mafia balasan untuk ketidak setiaan adalah kematian.



Setelah melakukan perenungan terhadap pengalaman kehidupan ini maka saya sampai pada satu kesimpulan bahwa “siapa pun dia apakah orang baik atau seorang penjahat tetap ia menginginkan orang yang setia disekitarnya dan benci kepada pengkhianatan atau ketidaksetiaan”.



Kesetiaan kepada pasangan adalah sesuatu perlu kita jaga dan pelihara, kalau tidak setia pada pasangan maka siapkanlah diri untuk menerima balasan dari perbuatan pengkhianatan itu, Rasulullah dalam sebuah haditsnya mengingatkan kita, ‘iffuu ta’iffu nisaaukum, kendalikanlah dirimu dengan menjaga kesucianmu maka istrimu akan menjaga kesuciannya mafhum mukhalafahnya adalah jika kita setia kepada pasangan maka pasangan kita pun akan setia kepada kita tetapi jika tidak bisa mengendalikan diri, suka berbuat serong dan mengkhianati pasangan maka kita telah membuka peluang untuk dikhianati oleh pasangan kita. Dalam al-Qur’an surat al-Mukmin ayat 18 disebutkan bahwa Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia, pengkhianatan juga termasuk pada penzhaliman jadi orang yang suka berkhianat tidak akan mempunyai teman yang setia.



Berikut ini saya kutipkan sebuah kisah tentang kesetiaan cinta yang mendapatkan kebahagian pada akhirnya, ini adalah kisah nyata yang terjadi pada masa Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sofyan. Pada masa itu ada seorang wanita cantik bernama Su’da. Ia sudah bersuami namun suatu ketika suaminya jatuh miskin. Su’da pun direbut kembali oleh orangtuanya yang tidak sudi dengan kemiskinan suaminya. Marwan bin al-Hakam, Gubernur Madinah yang mengetahui kecantikan wanita itu ingin mengambil kesempatan untuk mendapatkan gadis cantik itu dari suaminya, Marwan bin Hakam memaksa suami perempuan cantik itu untuk menceraikan istrinya agar sang gubernur dapat menikahi wanita cantik itu. Diriwayatkan bahwa kemudian suaminya mengadu kepada Mu’awiyah bin Abi Sofyan ihwal perbuatan gubernurnya tersebut. Mendengar kabar itu Mu’awiyah murka, ia pun menyuruh orang untuk membawa surat kepada Marwan. Surat itu berbunyi: "Telah sampai kepadaku bahwasanya engkau telah melampaui batas terhadap rakyatmu dan merongrong sebagian kehormatan kaum Muslimin. Engkau juga telah melampaui batas yang ditetapkan agama. Seyogyanya seorang gubernur menahan pandangannya dari nafsu syahwatnya dan mencegah dirinya dari kelezatan-kelezatan hawa nafsunya." Kemudian ia melanjutkan: "Alangkah celaka kamu, seandainya ada perkara yang tidak kamu ketahui. Maka mohonlah ampunan atas perbuatan para pezina. Si pemuda malang datang kepada kami mengharap pertolongan, mengadukan tentang kesedihan dan duka yang teramat dalam. Aku bersumpah kepada Tuhan dan aku tidak akan melanggar sumpahku. Sungguh, dan selamatkanlah dirimu dari ancaman dan pembalasanku. Jika kamu menyalahi perintah yang kutuliskan ini. Akan aku jadikan dirimu daging di atas panggang api. Ceraikan Su’da dan serahkan ia segera. Kepada al-Kamit dan Nadlr bin Dzaiban." Mu’awiyah melipat surat itu dan membubuhkan stempel khilafah. Sesaat kemudian ia memanggil al-Kamit dan Nadr bin Dzaiban, menyuruh mereka berdua untuk menyampaikan amanatnya. Di Madinah, Marwan yang menerima surat itu membacanya dan menangis. Ia pun menceraikan Su’da dan menyerahkannya pada al-Kamit dan Nadr bin Dzaiban. Lalu ia menulis surat jawaban untuk Mu’waiyah yang bunyinya: "Jangan terburu-buru menilai wahai Amirul Mukminin. Sungguh aku telah memenuhi janji-ancaman dengan tulus dan baik. Tidaklah aku mendatangi barang haram yang mengagumkan diriku. Lalu mengapa engkau tuduh diriku sebagai pengkhianat-pezina. Sabarlah! Sesungguhnya jika engkau melihatnya. Niscaya angan-anganmu mengalir pada sebuah patung manusia. Akan datang kepada tuan, matahari yang tidak ada yang menandinginya. Di hadapan khalifah, baik golongan jin maupun manusia." Ia membubuhkan cap kegubernurannya dan menyerahkan pada pembantu Mu’awiyah. Ketika rombongan sampai di istana Mu’awiyah membaca surat Marwan dan penasaran dengan wanita bernama Su’da yang telah direbut Marwan dari suaminya. Ketika melihatnya Mu’awiyah terkejut. Ia terpikat dengan kecantikan, kemolekan, keluguan, dan keindahan perawakan wanita tersebut. Seketika ia jatuh hati dan melamarnya. Tapi wanita itu menjawab dengan halus, "Aku ingin menemui suamiku." Ketika pria itu dibawa ke hadapan Mu’awiyah, khalifah langsung berbicara padanya, "Wahai orang Arab, apakah kamu masih mencintai Su’da? Aku menawarkan padamu tiga orang dayang istana yang masih perawan sebagai ganti istrimu, setiap dayang kuberi seribu dinar, dan aku akan memberimu uang yang cukup untuk hidup bersama ketiga dayang itu dari Baitul Mal setiap tahunnya." Mendengar ucapan Mu’awiyah, pria itu seketika jatuh pingsan. "Ada apa dengan dirimu?" tanya Mu’awiyah ketika pria itu siuman. " dengan sangat marah dan sedih Aku datang untuk meminta perlindunganmu dari kezaliman Marwan bin al-Hakam kepadamu, Lalu sekarang engkau ingin mengambil istri yang kucintai maka kepada siapa aku akan meminta perlindungan dari kezalimanmu?" jawab orang itu menghiba. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, seandainya engkau beri aku kursi kekhilafahan dengan segala isinya tidak ada nilainya bila dibandingkan dengan Su’da." Mu’awiyah yang takjub dengan kesetiaan pria ini lantas bertanya pada Su’da, "Mana yang engkau pilih; Aku Amirul Mukminin yang diliputi limpahan kemuliaan, kekuasaan dan istana; atau Marwan bin al-Hakam yang berbalutkan sifat kejam dan zalim; ataukah lelaki Arab yang tenggelam dalam kefakiran, kelaparan dan kesengsaraan ini?" Su’da menjawab, "Aku memiliki kenangan manis bersama lelaki ini, cinta yang tak tergoyahkan. Bersamanya aku akan sabar menghadapi kesengsaraan hidup, sebagaimana bersamanya aku mereguk kenikmatan pada saat kebahagiaan menjelang." Mu’awiyah terkagum-kagum dengan kecintaan Su’da pada suaminya yang jatuh miskin. Ia kemudian memberi sepuluh ribu dinar dan beberapa lembar pakaian kepada wanita itu, hal yang sama ia juga lakukan pada suaminya, lalu ia mengembalikan wanita itu pada suaminya dengan akad yang sah. Cinta sejati adalah cinta karena Allah. Benci pun adalah karena Allah. Cinta seperti itu akan senantiasa lulus dari berbagai ujian dan mendatangkan barokah pada para pemiliknya. Cinta seperti inilah yang harus dimiliki para pecinta di atas muka bumi ini.



Cinta dan Kesetiaan adalah dua sisi dalam satu mata keping uang yang tidak terpisahkan, Cinta menjadi landasan sebuah Kesetiaan, di dalam kesetiaan terkandung nilai cinta yang mempersatukan. Sulit membayangkan ada cinta berdiri sendiri tanpa disertai oleh kesetiaan. Demikian pula sulit memahami, ada sebuah kesetiaan tanpa landasan cinta di dalamnya. Cinta tanpa kesetiaan adalah kesemuan dan kebohongan, dan kesetiaan tanpa didasari cinta adalah kepura-puraan. Dalam kesetiaan ada komitmen melayani tanpa pamrih tulus ikhlas apa adanya berlandaskan welas asih pada kondisi apa pun baik itu suka-duka, bahagia-derita, lapang-sempit, susah-senang, sehat dan sakit.



Kesetiaan selalu akan mendatangkan kebaikan, setia pada Keesaan Allah akan mendapatkan ampunan dan surga-Nya, setia kepada Rasulullah akan mendapatkan syafa’at beliau di akhirat nanti, setia kepada pasangan akan membuahkan cinta tulusnya, setia pada persahabatan akan mendatangkan kemudahan dan kebaikan, mari kita bangun dan pertahankan sikap kesetian pada diri kita agar kita mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat. (Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Jumat, 22 April 2011

SHOLAT KHUSYU’ DAN MANFAATNYA

Jumat, 22 April 2011 | 1 komentar
Suatu hari, salah seorang sahabat saya yang sedang merintis gerakan dakwah dan pengembangkan masyarakat melalui media cetak dikampung halamannya, menelpon kemudian bercerita tentang kegiatan-kegiatan yang sedang dan yang ingin dilakukan dikampungnya dan sebagai teman seperjuangan beliau meminta saran dan bantuan saya. Salah satu yang beliau minta kepada saya adalah membantu membuat dan mengirimkan tulisan untuk Buletin Jumat dan Majalah yang akan dibuatnya, kemudian saya berkata kepada sahabat saya itu, dengan senang hati dan sekuat tenaga, Insyaallah akan saya bantu. Setelah selesai pembicaraan kami itu, saya mulai berfikir tentang apa bahasan dan tema yang cocok untuk Buletin Jumat itu, yang menjadi kebutuhan dan bermanfaat untuk masyarakat dikampung sahabat saya itu.

Ketika saya merenung untuk mencari ide tulisan itu, saya teringat, ada salah seorang teman di FB beberapa bulan yang lalu bertanya tentang masalah sholat khusyu’ melalui inbox di FB saya, dan pernah juga salah seorang saudara saya menelpon dan bertanya tentang masalah yang sama, waktu saya memberikan ceramah banyak juga diantara jama’ah yang bertanya seputar masalah sholat khusyu, kemudian saya berasumsi dan berkesimpulan bahwa masalah seputar sholat khusyu’ adalah persoalan yang umum, layaknya persoalan umum tentu dibicarakan dan dibutuhkan oleh orang-orang dikampung teman saya itu dan akhirnya saya putuskan untuk membuat tulisan tentang sholat khusyu’.

orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,(QS. An-Nisa’/4;43)

Pada ayat ke 36 surat An-Nisa’ sudah ditegaskan bahwa orang-orang yang beriman mesti beribadah kepada Allah, apa dan bagaimana peribadatannya itu? Al-Qur’an telah menjelaskannya dan Rasulullah pun telah memberikan contoh teladan melalui haditsnya, puncak dari peribadatan itu adalah sholat atau sembahyang, telah dinyatakan dalam hadist sholat adalah tiang agama, kalau tiang runtuh maka seluruh bangunan akan runtuh, jika sholat tidak dikerjakan maka keimanan orang itu telah runtuh, kalau tiang goyang dan tidak kuat maka sendi-sendi bangunan yang lainnya pun akan ikut goyang, jadi jika sholat kita tidak mencapai kesempurnaan dan kekhusyukan maka sendi-sendi keimanan kita akan mudah goyah yang pada akhirnya membuat kita tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan nafsu dan godaan syetan yang tidak henti-hentinya menyerang kita.

Kita tidak akan mencapai kesempurnaan sholat atau kekhusyukan kalau peribadatan sholat itu kita lakukan dalam keadaan mabuk. Mabuk yang maksud pada ayat 43 surat An-Nisa’ seperti yang dijelaskan oleh Buya Hamka, ini memiliki arti yang luas yaitu, segala kekacauan fikiran, atau fikiran yang tidak bulat, hati yang bercabang kepada yang lain atau fikiran yang sedang susah dibawa kedalam sholat. Jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa sholat yang dilakukan tanpa dilandasi dengan kebulatan hati dan kesadaran fikiran bahwa kita sedang melakukan hubungan dengan Allah, maka dapat dikatakan bahwa itu adalah sholat dalam keadaan mabuk, karena kesadaraan diri menjadi syarat utama dalam mengerjakan sholat sebab sholat bukanlah sekedar sujud, rukuk, dan duduk, karena semua peribadatan yang telah disyariatkan dalam islam yang dipandang sebagai tiang keimanan, bukanlah upacara tanpa arti yang membelenggu manusia dengan soal-soal gaib yang tidak dapat dimengerti, inti dari sholat atau jiwa dari sholat itu adalah kekhusyukan (kepatuhan, penyerahan dan kekhidmatan).
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya. (QS. Al-Mukminuun ayat 1 dan 2).

Ayat ini menjelaskan manfaat dari kekhusyukan sholat itu, akan ada keuntungan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang khusyu itu diantaranya:

1.Sholat yang khusyu’ akan mengantarkan kita pada tujuan utama dari sholat yaitu untuk mengingat Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Thaha ayat 14: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Dan dengan mengingat Allah maka kita akan mendapatkan kedamain dan ketenangan dalam hati, “orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’d ayat 28).”

2.Manusia adalah makhluk yang mudah stress atau panik dan gelisah dalam menjalani setiap episode kehidupan, ketika ditimpa oleh kesusahan karena kesempitan ekonomi atau cobaan yang tiada henti yang datang menyapa diri maka ia akan resah dan gelisah, ketika diberi kemudahan dan kelapangan rezeki ia akan diselimuti oleh rasa ketakutan dan kecemasan kehilangan apa yang telah dia dapat karena sifat keserakahan telah menggerogotinya. Semua penderitan kehidupan seperti ini tidak akan dialami oleh orang-orang yang mencapai kesempurnaan sholat seperti yang disebutkan dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-22;
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.

3.Sholat khusyu’ adalah sholat yang berkualitas yang akan memberikan pengaruh yang kuat dalam mencegah seseorang terhadap perbuatan yang keji dan mungkar.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Ankabut ayat 45). Satu-satu formulasi untuk menghidarkan kita dari perbuatan keji dan mungkar yang dimurkai dan akan diberikan belasan berupa azab neraka oleh Allah bagi orang yang melakukannya adalah sholat karena sholat memiliki efek dan kekuatan untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar itu dan sholat bukan sembarang sholat asal sholat tapi sholat yang memiliki mutu dan kualitas tinggi yang dalam bahasa al-Qur’an dan agama kita disebut dengan istilah Sholat Khusyu’.

4.Dalam diri orang-orang yang khusyu’ ketika melaksanakan sholat akan melekat sifat sabar dan ketika kedua sifat kekhusyukan sholat dan kesabaran melekat pada diri manusia maka hidupnya akan menjadi mudah setiap persoalan yang datang akan dapat teratasi sebagaimana pernyataan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 45;
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

Sekarang kita sudah mengetahui betapa luar biasa besarnya manfaat dari Sholat yang khusyu’ itu untuk kebahagia hidup kita di dunia ini dan keselamat dalam kehidupan diakhirat nanti, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya supaya kita bisa melaksanakan sholat itu dengan khusyu’ agar kita bisa mengamalkan dan mendapatkan keuntungannya itu.

Agar kekhusyukan dalam sholat dapat terwujudkan maka kita harus:

- Bertanya kepada diri kita masing-masing, untuk apa kita sholat, kesadaran akan pentingnya apa yang kita lakukan (dalam hal ini sholat) akan menjadi modal utama untuk menfokuskan diri dalam melaksanakannya. Sholat adalah untuk ketenangan dan kabahagian kita sebagaiman kita sebutkan dalam 4 manfaat sholat khusyu diatas, dengan mengetahui manfaat itu maka kita akan mudah untuk membulatkan tekad dan mengerjakannya dengan sepenuh hati

- Bertanya untuk siapa kita Sholat? Sholat itu untuk Allah zat yang kita sembah, karena sholat untuk Allah maka pelaksanaannya harus sesuai dengan tuntunan yang telah Allah jelaskan melalui Rasulullah yaitu melakukan sholat dengan penuh kesadaran jiwa dan keikhlasan hati

- Persiapkan diri, azan adalah panggilan dan alaram peringatan untuk mulai merobah fikiran kita, dari mendengar suara azan kita bangun kesadaran sudah tiba waktunya untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah

- Setelah mendengarkan suara azan maka kita harus mulai meninggalkan fikiran-fikiran atau pekerjaan yang akan mengganggu konsentrasi dalam beribadah kepada Allah

- Saat mengambil wudhu’ kesadaran kita itu kita tingkatkan, kita sadari bahwa perbuatan membersihkan tubuh ini, kita lakukan untuk dapat melakukan hubungan dengan zat yang Maha Suci yaitu Allah

- Kesadaran itu makin bertambah saat memasang niat akan melaksanakan sholat

- Saat membaca takbir semua urusan kita lupakan dan kita melebur dalam peribadatan yang dilakukan semata-mata karena Allah.

- Dan kesempurnaan kekhusyukan itu akan kita dapatkan ketika kita mengerti dan memahami arti dan makna dari setiap bacaan yang kita baca waktu sholat kita itu.

Kesimpulannya

Sholat adalah tiang agama dan ibadah wajib yang tidak boleh kita tinggalkan karena sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisap pada hari kiamat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits “yang pertama kali dihisab (amalan) seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya” Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tarmidzi, An-Nasa’I, Ibnu Majah dan Thabrani.

Kita perlu memperhatikan kualitas dari ibadah sholat kita karena sholat itu menjadi standar ukuran dalam menilai amal perbuatan manusia seperti yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Thabrani “ maka jika sholatnya baik maka baiklah semua amalnya. Namun jika sholatnya rusak maka rusaklah semua amalnya.”
Mudah-mudahan kita semua bisa terus belajar dan berusaha untuk bisa melaksanakan sholat dengan khusyu’ agar kita mendapatkan manfaat dan hikmat yang sangat besar yang terkandung dalam sholat itu. (Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Jumat, 15 April 2011

THE POWER OF PATIENCE

Jumat, 15 April 2011 | 2 komentar
Beberapa hari lalu, salah seorang saudara dari orang yang memberikan saya tempat untuk merintis usaha warung nasi Padang mengatakan kepada teman yang mengurus usaha saya itu, “ada orang yang mengganggu usaha yang sedang saya rintis dengan menggunakan kekuatan magic”, hanya berselang beberapa hari kemudian saya pun melihat keanehan yang terjadi ketika teman saya memasak, setelah kejadian itu saya tersenyum kepada teman saya untuk menghibur dia yang panic melihat fenomena itu kemudian saya berdo’a dan meminta kepada Allah agar kami dilindungi dari kejahatan magic itu, ketika kejadian ini saya ceritakan kepada saudara dan teman dekat saya mereka menasehati dan mengingatkan saya untuk bisa BERSABAR.

Dalam minggu yang sama tepatnya pada malam Jumat ketika saya mengirimkan sms kepada seluruh sanak saudara saya guna untuk menanyakan keadaannya dan menyelipkan kata-kata bijak yang saya namakan dengan “Mutiara Jumat” sebagai bagian dari dakwah dan tawasau bil haq dilingkungan keluarga, salah seorang kakak saya membalas sms itu dengan menyatakan bahwa mereka berada dalam keadaaan sehat tapi saat itu mereka sedang menerima ujian dari Allah dan minta tolong dido’akan agar mereka diberi kekuatan oleh Allah menjalani ujian itu, saya membalas sms nya dengan ungkapan yang diajarkan ketika menghadapi musibah yaitu Inna Lillahi wa Inna Illahi Raji’un dan meminta kakak saya itu untuk SABAR dan terus menjaga fikiran positifnya serta berhusnu zhon kepada Allah.

Kehidupan adalah rangkaian dari berbagai peristiwa yang datang silih berganti, ada baik dan buruk, bahagia-menderita, suka-duka, senang-sedih, ada tawa dan air mata, realita kehidupan seperti ini mengantarkan orang pada sebuah keyakinan bahwa hidup ini seperti roda yang berputar, sehingga keberkahan dan ujian akan datang bergilir menyapa kita.

Saat nikmat dan anugrah Allah kita dapatkan maka kita diajarkan untuk mensyukurinya bukan melupakan apalagi mengkufurinya, saat cobaan dari Allah datang menguji kita, sebagaimana telah Allah sampaikan dalam surat al-Baqarah ayat 155 yang artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang Sabar.

Cobaan itu adalah sesuatu yang pasti kita temui dalam hidup ini dan oleh karena itu kita dituntun dan dituntut untuk menyikapinya dengan Sabar tetapi terkadang sabar itu hanya mudah diucapkan namun sulit untuk diterapkan hal ini disebabkan:

 Karena orang itu tidak memiliki hubungan yang dekat dan intim dengan Allah melalui Sholat, sementara sifat sabar adalah sesuatu yang melekat pada Allah hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan kita, dimana dalam hidup ini kita tiada hentinya melanggar perintah Allah dan melupakan nikmat-Nya tetapi Allah tidak lansung marah melihat semua ini, dengan penuh kesabaran Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat, kalau sekiranya Allah tidak sabar tentu setiap hari kita menerima azab dan bahkan sangat mungkin kita tidak akan pernah mendapatkan nikmat-Nya. Maka untuk bisa sabar kita harus dekat dengan Allah sehingga keyakinan bahwa takdir yang kita terima adalah yang terbaik untuk kita menancap dengan kokoh dalam hati. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',(Q.S. Al-Baqarah, ayat 45)

 Orang sulit sabar karena kondisi jiwa yang berbeda antara waktu berbicara sabar dengan kondisi jiwa saat menerima cobaan, saat berbicara atau berkata dan meminta orang untuk sabar jiwa kita stabil tidak mendapatkan goncangan sehingga dapat berfikir dengan tenang dan melihat hal-hal yang positif tetapi ketika mendapatkan cobaan tanpa ada alaram peringatan, semuanya terjadi diluar fikiran dan tak terbayangkan sama sekali jiwa kita menjadi tergoncang dan terkadang terlepas kendali sehingga kehilangan control. Disinilah pentingnya tawasau bil haq, nasehat-menasehati, mengingatkan kembali jiwa yang sedang tergoncang itu untuk sabar karena ada balasan yang besar untuk orang yang Sabar.

 Karena Fikiran manusia terkuras oleh kebisingan kehidupan dan masalah-masalah duniawi lainnya dan juga karena manusia lebih cenderung berfikir negative terhadap dirinya, bahkan menurut Dr. Shad Helmstetter dalam bukunya, Apa yang Anda Katakan Ketika Berbicara Kepada Diri Sendiri, manusia berfikir dan berbicara negative tentang dirinya lebih dari 80%. Semua ini jelas akan membuat kita jadi cepat kehilangan kesabaran.

Setelah mengetahui bahwa hidup ini tidak akan lepas dari ujian dan cobaan, dan sabar adalah kunci untuk mengatasinya kemudian kita juga sudah mengetahui hal-hal yang menyebabkan kita mudah kehilangan kesabaran dan bagaimana cara mengatasi penyebab mudahnya kita kehilang kesabaran itu maka sekarang kita akan lihat apa keuntungan dari sifat sabar itu.

Di penghujung ayat 155 surat al-Baqarah, Allah katakana ‘berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar’. Ini menunjukkan bahwa ada manfaat dan balasan kebaikan yang besar bagi orang-orang yang sabar. Sekarang kita coba melihat kebenaran dari pernyataan Allah ini, Arvan Pradiansyah dalam bukunya The 7 Laws of Happines mengatakan, ‘tanpa melebih-lebihkan sabar adalah rumus dan kunci segala rahasia mengenai pertumbuhan, perkembangan, kesuksesan dan kebahagiaan. Edmund Burke menyatakan bahwa kesabaran kita akan meningkatkan kekuatan kita,. Daisaku Ikeda mengatakan ‘dengan cinta dan sabar, tak ada yang tak mungkin’. Citus Maccius Plautus menyebutkan ‘sabar adalah penyembuh terbaik bagi setiap masalah’. Benjamin Franklin mengatakan ‘hanya orang yang sabar yang akan mendapatkan keinginannya’. Orang-orang yang ahli dalam pengembangan SDM ini telah menemukan rahasia dan keutamaan dari sifat sabar untuk kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia.

Dan keuntungan yang didapatkan oleh orang-orang yang sabar menerima dan mejalani ujian dari Allah di akhirat nanti adalah:

 Balasan berupa pahala sebagaimana janji Allah dalam surat An-Nahl 96 Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

 Balasan berupa surge sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran 142 Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Sebagai penutup note ini saya haturkan do’a kepada Allah supaya kita semua, orang yang ditemui atau menemukan note ini diberikan hidayah dan kekuatan untuk bisa sabar menerima dan menjalani segala bentuk cobaan kehidupan agar kita bisa mendapatkan kebagiaan dan kesuksesan dunia-akhirat aamiin…(Rasul Karim,S.Th.I)

read more

Minggu, 10 April 2011

MINANGKABAU DAN ISLAM

Minggu, 10 April 2011 | 0 komentar
Islam masuk ke Minangkabau mulai sejak abad ke-16, tetapi proses sinkretisme berlansung lama, sampai tahun 1779 ketika marsden (penulis buku, the History of Sumatra), mengunjungi Minangkabau, menyatakan cukup heran karena dia menemukan penduduk Minangkabau darek telah sepenuhnya memeluk Islam tetapi praktek-praktek tahayul dan praktek-praktek yg tidak Islami lainnya belum lenyap, hanya pemimpin-pemimpin agama yang tidak lagi melakukan praktek ini, dan orang-orang islam Minangkabau saat itu jarang melakukan kewajiban agama, sperti sholat puasa dll..
Pada abad ke 18 Tuanku Nan Tuo dari Surau Koto Tuo terdorong untuk melakukan gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam, walau pun Tuanku Nan Tuo melakukan gerakannya ini dengan cara yang persuatif atau dengan pendekatan damai tetapi murid-muridnya seperti Tuanku Nan Ranceh seorang yang amat berpengaruh dan memiliki banyak murid di daerah luhak agam lebih suka melakukan gerakan ini agak radikal karena dia tidak segan-segan melakukan cara-cara kekerasan. Tahun 1803 kelompok radikal ini mendapat kekuatan baru dari tiga orang ulama yaitu: Haji Miskin dari Pandai Sikek, Haji Sumaniak dari VIII Koto dan Haji Piobang dari Limo Puluah Koto yang pulang dari Mekkah, mereka membawa semangat yang diilhami oleh gerakan wahabi yang puritan.

Haji Miskin yang dikejar-kejar oleh penduduk lari ke Koto Laweh dan mendapat perlindungan dari Tuanku Mensiangan, kemudian mereka pergi ke kamang dan bertemu dengan Tuanku Nan Ranceh, atas usaha dari Tuanku Nan Ranceh, Haji Miskin mendapatkan teman seperjuangan yaitu: Tuanku Kubu Sanang, Tuanku Padang Lawas, Tuanku Padang Luar, Tuanku Galung, Tuanku Kubu Ambalu, Tuanku Lubuk Aur, Tuanku Bansa, mereka membentuk dewan revolusi yang dikenal dengan nama Harimau Nan Salapan. Tuanku Mensiangan diangkat menjadi Imam Perang. Gerakan mereka ini disebut dengan Paderi, awalnya gerekan ini dilakukan dengan melalui ceramah di surau dan mesjid. Konflik terbuka mulai terjadi ketika golongan paderi memerangi golongan adat yang mengadakan pesta menyabung ayam di kampuang Batipuah, hingga akhirnya terjadi perang Paderi.

Walaupun gerakan paderi berhasil dilumpuhkan oleh belanda, gerakan paderi berhasil memperdalam penetrasi Islam dalam jalinan social Minangkabau karena gerakan paderi berhasil memperkuat posisi agama disamping adat dan membangun asimilasi doktrin agama ke dalam adat Minangkabau sebagai pola prilaku ideal. Doktrin agama diidentifikasi lebih jelas sebagai satu satunya standar perilaku. Adat islamiyah yang dilahirkannya menjadi adat yang berlaku, sementara adat yang bertentangan dengan Islam dipandang sebagai adat yang terlarang.

read more

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Smart, happy

Saca Firmansyah

Wilayah Pengunjung