Sabtu, 14 Agustus 2010

HADIS-HADIS LEMAH DAN PALSU SEPUTAR RAMADHAN

Sabtu, 14 Agustus 2010 | 0 komentar
Sebentar lagi kita akan menginjak bulan Ramadhan. Sudah saatnya kita mempersiapkan ilmu untuk menyongsong bulan agung tersebut karena bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan bulan ini dipilih Allah sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Bulan Ramadhan adalah hiburan bagi setiap orang yang berdosa, peringatan bagi orang yang lupa, pendidikan bagi orang yang jahil, pemberi semangat bagi setiap orang yang beramal karena padanya dibuka pintu-pintu surga, dilipat gandakan pahala dan ibadah. Maka padanya, Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharapkan pahala niscaya diampuni darinya dosanya yang terdahulu.

Karena motivasi ini, tidak heran kalau kita melihat orang berlomba-lomba beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Namun, karena semangat yang tinggi, tapi tidak disertai cukup ilmu, sering orang tidak lagi selektif terhadap hadis-hadis yang berkaitan dengan amalan Ramadhan. Tanpa disadari sebagian yang diamalkan dan diyakini ada hadis-hadis palsu. Sebagian lain sanadnya sangat lemah sehingga tidak dapat dijadikan hujjah. Oleh sebab itu, sangat penting untuk diketahui hadis-hadis populer yang palsu dan lemah tersebut.



Hadis Seluruh Bulan adalah Ramadhan

لَوْ يَعْلَمُ اْلعِبَادُ مَا فِي رَمَضَانَ لَتَمَنَّتْ أُمَّتيِ أَنْ يَكُوْنَ رَمَضاَنُ السَّنَةَ كُلَّهَا، إِنّ اْلجَنَّةَ لَتُزَيَّنُ لِرَمَضَانَ مِنْ رَأْسِ اْلحَوْلِ إِلىَ اْلحَوْلِ ...

“Seandainya hamba-hamba tahu apa yang ada di bulan Ramadhan pasti ummatku akan berangan-angan agar Ramadhan itu jadi satu tahun seluruhnya, sesungguhnya Surga dihiasi untuk Ramadhan dari awal tahun kepada tahun berikutnya….” Hadis ini panjang.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (no. 1886) dan dinukil oleh Ibnul Jauzi dalam Kitabul Maudhû’ât (Kitab tentang Hadis-Hadis palsu, 2/188-189) dan Abu Ya’la di dalam Musnad-nya sebagaimana pada Al-Muthalibul Âliyah (Bab A-B/manuskrip) dari jalan Jabir bin Burdah, dari Abi Mas’ud Al-Ghifari. Hadis ini Maudhû’ (palsu), atau setidaknya matruk (semi palsu) karena cacatnya pada Jabir bin Ayyub, riwayat hidupnya dinukil Ibnu Hajar dalam Lisanul Mizan (2/101) dan (beliau) berkata, “Terkenal dengan kelemahan (dha’if)” beliau juga menukil ucapan Abu Nu’aim tentangnya, “Dia itu suka memalsukan hadis.” Al-Bukhari juga berkata, “Hadisnya tertolak”, dan menurut an-Nasai, “Matrûk” (ditinggalkan/tidak dipakai hadisnya).” Pada matan hadis tersebut juga terdapat tanda-tanda kepalsuan.



Hadis Ramadhan Rahmat, Maghfirah, dan Bebas dari Api Neraka



يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ الله ُصِيَامَهُ فَرِيْضَةً وَقِيَامَ لَيْلَتِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ ... وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَوَسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرَهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ ...



“Wahai manusia sungguh telah datang pada kalian bulan yang agung, bulan yang di dalamnya ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah menjadikan puasanya sebagai kewajiban, dan shalat malamnya sebagai sunnat. Barangsiapa mendekatkan diri di dalamnya dengan suatu perkara kebaikan maka dia seperti orang yang menunaikan suatu kewajiban pada bulan lainnya.. dialah bulan yang awalnya itu rahmat, pertengahannya itu maghfirah/ampunan, dan akhirnya itu ‘itqun minan naar/bebas dari neraka..” sampai selesai.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887), oleh Al-Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil Fi Dhu’afa (6/512), Al-Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115). Hadis ini di dhaifkan oleh pakar hadis seperti Al-Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib, bahkan dikatakan oleh Abu Hatim Ar-Razi dalam Al-‘Ilal (2/50) juga oleh Albani dalam Silsilah Adh-Dha’ifah (871) bahwa hadis ini munkar. Dua murid terpercaya Syeikh Al-Bani (wafat 2 Oktober 1999) yakni Syeikh Ali Hasan di dalam Sifatu Shaumin-Nabi (110) dan Syeikh Al-Hilaly mengemukakan, hadis itu juga panjang dan dicukupkan dengan membawakan perkataan ulama yang paling masyhur. Menurut murid ahli hadis ini, hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah juga, (no. 1887), dan Al-Muhamili di dalam Amali-nya (no 293) dan Al-Ashbahani di dalam At-Targhib (Q/178, B/ manuskrip) dari jalan Ali bin Zaid Jad’an dari Sa’id bin Al-Musayyib dari Salman. Hadis ini, menurut dua murid ulama Hadis tersebut, sanadnya Dhaif (lemah) karena lemahnya Ali bin Zaid. Ibnu Sa’ad berkata, “Di dalamnya ada kelemahan dan jangan berhujjah dengannya,” dan Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Tidak kuat”. Ibnu Ma’in berkata, “Dha’if.” Ibnu Abi Khaitsamah berkata, “Lemah di segala segi”, dan Ibnu Khuzaimah berkata: “Jangan berhujjah dengan Hadis ini karena jelek hafalannya.” Demikianlah pernyataannya di dalam Tahdzibut Tahdzib (7/322-323).

Yang benar adalah bahwa seluruh waktu di bulan Ramadhan terdapat rahmat, ampunan dan kesempatan untuk terbebas dari api neraka tanpa ada pengelompokan di sepuluh awal, pertengahan dan akhir, ini sesuai dengan hadis shahih yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim. “Orang yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu” (HR. Bukhari no.38, Muslim no. 760)



Hadis Berpuasa Akan Sehat

صُوْمُوْا تًصِحُّوْا

“Berpuasalah maka kamu sekalian sehat.”

Hadis tersebut merupakan potongan dari Hadis riwayat Ibnu Adi di dalam al-Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Said, dari ad-Dhahhak, dari Ibnu Abbas. Nahsyal itu termasuk yang ditinggal (tidak dipakai) karena dia pendusta, sedang Ad-Dhahhaak tidak mendengar dari Ibnu Abbas. Dan diriwayatkan oleh at-Thabrani di dalam al-Ausath (1/Q, 69/ al-Majma’ul Bahrain) dan Abu Na’im di dalam ath-Thibbun Nabawi, dari jalan Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhai bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih, dari Abi Hurairah. Sanadnya dha’if (lemah). (Berpuasa menurut Sunnah Rasulullah SAW, hal. 84). Sebagian pendapat mengatkan bahwa ucapan ini terdapat pada kitab Al-Rahmah fi Al-Tibb wa Al-Hikmah, karya Imam Al-Suyuti. Ternyata ucapan ini bukanlah hadis melainkan perkataan seorang dokter dari Sudan yang meneliti bahwa puasa itu dapat menyehatkan tubuh jadi pernyataan ini tidak boleh dianggap sebagai sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.



Hadis Meninggalkan Puasa tanpa Alasan



مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ رُخْصَةٍ لَمْ يَقْضِهِ وَإِنْ صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

“Orang yang sengaja tidak berpuasa pada suatu hari di bulan Ramadhan, padahal dia bukan orang yang diberi keringanan, ia tidak akan dapat mengganti puasanya meski berpuasa terus menerus”.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di Al-’Ilal Al-Kabir (116), oleh Abu Daud di dalam Sunan-nya (2396), oleh Tirmidzi di Sunan-nya (723), Imam Ahmad di dalam Al-Mughni (4/367), Ad-Daruquthni di Sunan-nya (2/441, 2/413), dan Al-Baihaqi di Sunan-nya (4/228).

Hadis ini didhaifkan oleh Al Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Hazm di Al-Muhalla (6/183), Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid (7/173), juga oleh Al-Albani di Dhaif At-Tirmidzi (723), Dhaif Abi Daud (2396), Dhaif Al-Jami’ (5462) dan Silsilah Adh-Dha’ifah (4557). Namun, memang sebagian ulama ada yang menshahihkan Hadis ini seperti Abu Hatim Ar-Razi di Al-Ilal (2/17), juga ada yang menghasankan seperti Ibnu Hajar Al-Asqalani di Hidayatur Ruwah (2/329) dan Al-Haitsami di Majma’ Az-Zawaid (3/171). Oleh karena itu, ulama berbeda pendapat mengenai ada-tidaknya qadha bagi orang yang sengaja tidak berpuasa.Yang benar -wal ‘ilmu ‘indallah- adalah penjelasan Lajnah Daimah Lil Buhuts Wal Ifta (Komisi Fatwa Saudi Arabia), yang menyatakan bahwa “Seseorang yang sengaja tidak berpuasa tanpa udzur syar’i, ia harus bertaubat kepada Allah dan mengganti puasa yang telah ditinggalkannya.” (Periksa: Fatawa Lajnah Daimah no. 16480, 9/191)



Hadis Tidurnya Orang Puasa

الصَّائِمُ فِي عِبَادَةٍ وَإِنْ كَانَ رَاقِدًا عَلَى فِرَاشِهِ



“Orang yang berpuasa adalah (tetap) di dalam ibadah meskipun dia terbaring (tidur) diatas tempat tidurnya”

Riwayat lain menyebutkan:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya dikabulkan dan amalannya pun dilipatgandakan pahalanya”.



Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di Su’abul Iman (3/1437). Hadis ini dho’if sebagaimana dikatakan oleh Al-Hafidz Al-Iraqi dalam Takhrijul-Ihya (1/310). Albani juga mendha’ifkan hadis ini dalam Silsilah Ad-Dha’ifah (4696)

Hadis ini sering kali kita dengar, paling tidak, maknanya bahwa ada yang mengatakan tidurnya orang yang berpuasa itu adalah ibadah sehingga kemudian ini dijadikan alasan untuk menghabiskan waktu dengan tidur saja. Bahkan barangkali karenanya, shalat lima waktu ada yang bolong padahal kualitas hadis ini adalah dha’if (lemah). Hadis tersebut disebutkan oleh Imam As-Suyuthi di dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shaghir, riwayat Ad-Dailamy di dalam Musnad Al-Firdaus dari Anas. Imam Al-Manawy memberikan komentar dengan ucapannya, “Di dalamnya terdapat periwayat bernama Muhammad bin Ahmad bin Sahl, Imam adz- Dzahaby berkata di dalam kitabnya Adh-Dhu’afa, Ibnu ‘Ady berkata, “(Dia) termasuk orang yang suka memalsukan Hadis.” Menurut Syaikh Al-Albany, hadis ini ada pada riwayat yang lain tanpa periwayat tersebut sehingga dengan demikian, hadis ini bisa terselamatkan dari status maudlû’ (palsu), tetapi tetap dha’if. Syaikh Al-Albani juga menyebutkan bahwa Abdullah bin Ahmad di dalam kitabnya Zawa’id Az-Zuhd, hal. 303 meriwayatkan hadis tersebut dari ucapan Abi Al-’Aliyah secara mauquf dengan tambahan: “Selama dia tidak menggunjing/ghibah.” Dan sanad yang satu ini adalah shahih, barangkali inilah asal hadis. Ia mauqûf (yaitu hadis yang hanya diriwayatkan oleh shahabat atau tabi’in) lantas sebagian periwayat yang lemah keliru dengan menjadikannya marfû’ (hadis yang sampai kepada Rasulullah). (Silsilah al-AHadis adl-Dloifah wa al-Maudlu’ah, Jld. II, karya Syaikh Al-Albany, no. 653, hal. 106).

Yang benar adalah bahwa tidur itu adalah perkara mubah (boleh) bukan ritual ibadah jadi sebagaimana perkara mubah yang lainnya, tidur dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai sarana penunjang ibadah seperti tidur karena khawatir tergoda untuk berbuka sebelum waktunya atau tidur guna mengistirahatkan tubuh agar lebih fit dalam beribadah. Semoga dengan penjelasan ini kita lebih berhati-hati di dalam menyaring hadis yang berkembang dan beredar di sekitar kita, dengan menyikapinya secara kritis dan bertanya tentang kualitasnya bilamana ragu untuk mengamalkannya.



Hadis Ibadah Ramadhan tergantung Zakat Fitrah



أَنَّ شَهْرَ رَمَضَانَ مُتَعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يُرْفَعُ إِلاَّ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ

“Ibadah bulan Ramadhan tergantung di antara langit dan bumi. Tidak diangkat kepada Allah kecuali zakat fithri.” (HR. Al-Dhiyah).

Di dalam hadis ini terdapat perawi yang tidak diketahui kualitasnya, yaitu Muhammad bin ‘Ubayd Al-Bashri. Hadis ini oleh disebukan oleh Al-Mundziri di At-Targhib wat Tarhib (2/157). Al Albani mendha’ifkan hadis ini dalam Dha’if At-Targhib (664). Hadis ini disebutkan oleh Al-Mundziri di At-Targhib wat Tarhib (2/157). Al-Albani mendhaifkan hadis ini dalam Dhaif At-Targhib (664), dan Silsilah Ahadis Dhaifah (43).

Yang benar, jika dari hadis ini terdapat orang yang meyakini bahwa puasa Ramadhan tidak diterima jika belum membayar zakat fithri. Keyakinan ini salah, karena hadisnya dhaif. Zakat fithri bukanlah syarat sah puasa Ramadhan, namun jika seseorang meninggalkannya ia mendapat dosa tersendiri.



Hadis Lima Hal yang Membatalkan Puasa



خَمْسٌ تُفْطِرُ الصَّائِمَ ، وَتُنْقِضُ الْوُضُوْءَ : اَلْكَذِبُ، وَالْغِيْبَةُ، وَالنَّمِيْمَةُ، وَالنَّظْرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْفَاجِرَةُ



“Lima hal yang membatalkan puasa dan membatalkan wudhu: berbohong, ghibah, namimah, melihat lawan jenis dengan syahwat, dan bersumpah palsu.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Jauraqani di dalam Al-Abathil (1/351), oleh Ibnul Jauzi di dalam Al-Maudhu’at (1131). Hadis ini adalah hadis palsu, sebagaimana dijelaskan Ibnul Jauzi di dalam Al-Maudhû’at (1131), Al-Albani dalam Silsilah Adh-Dhâ’ifah (1708). Yang benar, lima hal tersebut bukanlah pembatal puasa, namun pembatal pahala puasa. Sebagaimana hadis: “Orang yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, serta mengganggu orang lain, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya.” (HR. Bukhari, no.6057).



Hadis tentang Jihad Besar



رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الأَكْبَرِ . قَالُوا : وَمَا الْجِهَادُ الأَكْبَرُ؟ قًالَ: جِهَادُ الْقَلْبِ

“Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar.” Para sahabat bertanya: “Apakah jihad yang besar itu?” Beliau bersabda: “Jihadnya hati melawan hawa nafsu.”

Menurut Al-Hafidz Al-Iraqi dalam Takhrijul Ihya (2/6), hadis ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd. Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Takhrijul Kasyaf (4/114) juga mengatakan hadis ini diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam Al-Kuna. Hadis ini adalah hadis palsu. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam di Majmu Fatawa (11/197), juga oleh Al-Mulla Ali Al Qari dalam Al-Asrar Al Marfu’ah (211). Al-Albani dalam Silsilah Adh-Dhaifah (2460) mengatakan hadis ini munkar. Hadis ini sering dibawakan para khatib dan dikaitkan dengan Ramadhan, yaitu untuk mengatakan bahwa jihad melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan lebih utama dari jihad berperang di jalan Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Hadis ini tidak ada asalnya. Tidak ada seorang pun ulama Hadis yang berangapan seperti ini, baik dari perkataan maupun perbuatan Nabi. Selain itu jihad melawan orang kafir adalah amal yang paling mulia. Bahkan jihad yang tidak wajib pun merupakan amalan sunnah yang paling dianjurkan.” (Majmu’ Fatawa, 11/197). Artinya, makna dari Hadis palsu ini pun tidak benar karena jihad berperang di jalan Allah adalah amalan yang paling mulia. Selain itu, orang yang terjun berperang di jalan Allah tentunya telah berhasil mengalahkan hawa nafsunya untuk meninggalkan dunia dan orang-orang yang ia sayangi.



Hadis Ramadhan Bulan Umat Islam



رَجَبُ شَهْرُ اللهِ، وَشَعْبَانُ شَهْرِي، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي



“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Adz-Dzahabi di Tartibul Maudhu’at (162, 183), Ibnu Asakir di Mu’jam Asy-Syuyûkh (1/186). Hadis ini didhaifkan oleh di Asy-Syaukani di Nailul Authâr (4/334), dan Al-Albani di Silsilah Adh-Dhaifah (4400). Bahkan Hadis ini dikatakan hadis palsu oleh banyak ulama seperti Adz-Dzahabi di Tartibul Maudhû’at (162, 183), Ash-Shaghani dalam Al-Maudhu’at (72), Ibnul Qayyim dalam Al-Manarul Munif (76), Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Tabyinul Ujab (20).

***

Inilah sebagian di antara hadis-hadis palsu dan lemah yang berkaitan dengan Ramadhan. Setelah mengetahui kualitas hadis ini mungkin sebagian kita jadi ragu dan bertanya-tanya kenapa muncul hadis maudhû’ apa tujuannya dan apa ciri-ciri umum dari hadis maudhû’ itu, maka sebagai penutup tulisan dalam edisi ini akan kita secara umum sebab munculnya hadis maudhû’, tujuan, dan ciri-cirinya.

Walaupun hadis mempunyai fungsi dan kedudukan yang besar sebagai sumber ajaran Islam setelah Al-Qur’an, namun sebagaimana telah disebutkan bahwa hadis pada awal Islam tidak ditulis secara resmi sebagaimana Al-Qur’an, kecuali penulisan-penulisan yang bersifat pribadi. Upaya penulisan resmi baru terlaksana pada masa khalifah Umar Ibn Abdul Aziz (abad kedua Hijriyah) melalui perintahnya kepada gubernur dan para ulama.

Kesenjangan waktu antara sepeninggal rasulullah dengan waktu pembukuan hadis yang hampir satu abad menjadi kesempatan bagi orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan pemalsuan hadis baik untuk tujuan yanng menurut mereka bersifat konstruktif (dengan tujuan meningkatkan kegiatan ibadah serta amal-amal lainnya) maupun yang destruktif (yang sengaja untuk mengaburkan dan menodai ajaran) dengan mengatasnamakan Rasulullah, padahal beliau tidak pernah mengatakan atau melakukannya.

Beberapa faktor pendorong yang menyebabkan orang membuat hadis palsu antara lain: keinginan melemahkan Islam dari dalam seperti yang dilakukan oleh golongan zindiq, kepentingan politik tertentu, mendukung aliran-aliran dalam ushul ad-din, kebingungan yang dialami oleh kalangan ahli tasawuf mendekatkan diri kepada Allah secara berlebih-lebihan, menjilat atau mencari muka kepada penguasa, semata-mata untuk memuaskan nafsu, dan kesenangan pribadinya, gejala linglung pada usia lanjut, dan karena untuk memikat orang-orang agar terrtarik kepada nasehat-nasehatnya.

Adapun ciri-ciri hadis maudhu’ secara umum adalah: makna atau lafaznya rusak (rakakah), matannya (kandungan/isi hadis) bertentangan dengan akal sehat, matannya bertentangan dengan Al-Qur’an, hadis mutawatir, dan hadis shahih serta hal-hal yang mudah dipahami dalam agama. Matannya menyebutkan janji yang sangat besar atas perbuatan yang kecil atau ancaman yang sangat besar atas perkara kecil, perawinya dikenal sebagai orang pendusta dan hadis yang diriwayatkan tersebut tidak diriwayatkan oleh perawi lain yang terpercaya.



Rasul Karim

(Alumni Jurusan Tafsir Hadis UIN Jakarta)

read more

Senin, 03 Mei 2010

Tekanan Jiwa (stres) dan Terapi Islami

Senin, 03 Mei 2010 | 7 komentar
Prof. Dr.Falih bin Muhammad As-Shaghir

Pendahuluan:

Kehidupan Manusia di masa lalu relatif stabil. Ketenangan adalah keseharian dalam mayoritas kehidupan mereka karena minimnya faktor-faktor yang mempengaruhi kejiwaan ketika itu.

- Tanggung jawab yang ditanggung ketika itu belum mengacaukan pikiran atau mempengaruhi aktivitasnya yang sederhana di perkebunan, rumah produksi atau di tempat perniagaan.

- Krisis kependudukan dan kemanusiaan ketika itu belum seperti keadaannya yang sekarang, di mana realita memaksa manusia menggunakan pola baru dalam berinteraksi dan memikul tanggung jawab.

- Rumah hunian dan perabotannya tidaklah seperti sekarang yang menghimpit, di mana sebagiannya bertumpuk dengan sebagian yang lain. Sebagaimana kondisi yang ada dibanyak negara di dunia.

- Bahkan musibah yang menimpa manusia belumlah sehebat dan sedahsyat sekarang ini. Penyakit ketika itu belum lagi sekomplek dan dengan nama yang beraneka macam, yang menghantui manusia dan mengganggu kehidupannya, yang menjadikannya dibayang-bayangi ketakutan dan kecemasan, seiring lambatnya ditemukan obat penawarnya.

- Ketika itu peperangan tidak dapat membunuh ribuan manusia dalam waktu sekejap, sebagaimana teknologi dan instrumen perang yang ada seperti sekarang ini.

- Belum ada kejadian yang menelan korban mengerikan akibat kecelakaan lalu lintas baik darat, udara, air atau alat transportasi lain ketika itu.

- Dan di atas semua itu, krisis keuangan dan ekonomi membatasi manusia dan membalikkan keadaan berbagai umat dan bangsa dari kenikmatan dan kemewahan menjadi terpuruk dalam kefakiran dan kekurangan.

Serta perkara-perkara lain dari perubahan-perubahan, halangan-halangan dan problem yang berdampak negatif pada kehidupan manusia, yang selanjutnya mempengaruhi kemampuan dan kekuatan potensialnya.

Itu artinya bahwa kemajuan teknologi yang disaksikan oleh dunia dan banyak berperan dalam memfasilitasi manusia, pada waktu yang sama justru memberatkan manusia itu sendiri dengan lebih banyak tanggung jawab dan kewajiban yang menyedot umur dan waktu mereka. Bahkan tak jarang datang bertubi-tubi sehingga tidak sanggup menghadapinya atau menyerah karena kontinuitasnya.

Dari sinilah mulai muncul tekanan kejiwaan (stres): yang berwujud pada ketidakmampuan dalam menghadapi tantangan atau memikul tanggung jawab yang sebenarnya terfasilitasi dan memiliki kemungkinan yang terbuka.

Dampak Stress (Tekanan Jiwa)

Sesungguhnya stres pada banyak keadaan menyebabkan penderitanya tidak stabil, yang pada akhirnya memunculkan dampak dan efek negatif dalam kehidupan dan pergaulannya. Di antara dampak yang terpenting adalah:

1. Ada kalanya stres pada penderitanya melahirkan semacam prilaku kasar, keradikalan, kemarahan akan realita dan melihatnya dengan gelap mata. Ia berharap dapat keluar dari permasalahannya dan terkurangi tanggung jawabnya. Akan lebih parah jika tidak ada pendampingan yang dapat mengurangi sebagian beban dan kepedihannya.

2. Stres menyebabkan menarik diri dan menjauh dari kehidupan, menjauh dari kenyataan, bahkan menjadikan penderitanya tenggelam dalam dunia khayal, terkendala dalam metode berpikir dan mencari solusi. Engkau dapati ia mendebat perkara dengan solusi filosofis yang rumit atau penafsiran yang ganjil yang tidak diterima oleh para pemikir dan orang kebanyakan.

3. Tekanan jiwa mempengaruhi dalam bergaul dengan orang lain atau menjalin hubungan dengan mereka. Dimana penderita tekanan jiwa akan sulit membangun hubungan dalam bertetangga, persahabatan dengan teman kerjanya, atau dengan siswa lain jika itu di sekolah, dengan orang banyak jika dia seorang pegawai, dengan para pegawai jika dia seorang kepala bagian atau direktur, juga dengan seluruh strata masyarakat di lingkungannya. Ia merupakan ancaman dalam membangun masyarakat, kepribadian dan lembaga sosial yang lebih maju, meningkat dan mumpuni.

4. Stres (tekanan jiwa) memiliki pengaruh yang besar pada anggota tubuh penderita. Penyakit yang di derita kebanyakannya adalah cerminan dari hakikat kondisi kejiwaan yang tengah dialami penderita. Karenanya para dokter menyarankan pasiennya untuk menjauhi hal-hal yang menimbulkan gejolak kejiwaan. Terutama mereka yang terkena liver, gangguan jiwa, kolesterol, gangguan lambung, usus dan lain sebagainya. Karena kejiwaan memiliki peran yang penting dalam mengontrol penyakit-penyakit tersebut, baik dalam penyembuhan atau dalam memperburuk dan membuatnya semakin parah.

5. Stres (tekanan jiwa) berpengaruh negatif dalam produktivitas kerja dan kreasi. Karena penderitanya kehilangan penyelaras dalam berinteraksi dengan berbagai hal. Buyar kekuatan dan kemampuan. Terlebih lagi tidak dapat konsekuen dalam mencapai tujuan dan mencapai target.

Obat Stres (Tekanan Jiwa)

Dikarenakan siapa pun dapat terkena tekanan jiwa, yang berdampak pada timbulnya masalah atau penyakit, sudah seharusnya diberikan terapi penyembuhan dan pengobatan yang dapat mencegah atau membatasi agar tidak menjangkit pada diri. Di antara penyembuhan dan terapinya:

1- Bertakwa kepada Allah I dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan amal saleh. Firman-Nya I:

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. At-Thalaq: 2 )

Dan firman-Nya :

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. At-Thalaq: 4)

Kisah tiga orang yang terjebak di dalam goa tidak asing bagi kita. Allah I telah mengeluarkan mereka dari keterjebakan ketika setiap mereka menyebutkan amalan saleh yang dikerjakan ikhlas karena Allah I. Dengan amal mereka itulah mereka bertawasul kepada Allah I.

2. Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Karena dua hal ini dapat menguatkan dalam menghadapi berbagai problema dan tanggung jawab sehingga dapat tegar dan sukses menghadapinya. Hal ini sebagaimana firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153 )

Seorang sahabat Nabi, Hudzaifah t berkata, “Jika Nabi r menghadapi perkara pelik, beliau melaksanakan shalat.” [HR.Ahmad]

3. Husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah I. Sadarilah bahwa Allah sematalah yang mengangkat kesulitan manusia. Sesungguhnya kesulitan meskipun berlangsung berlarut-larut senantiasa Allah iringkan dengan solusi dan kemudahan. Allah I berfirman melalui lisan Nabi Ya’kub u:

“…Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87 )

Nabi r bersabda dalam hadits Qudsi:

أَنَا عِنْدَ ظَنَّ عَبْدِيْ بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي

“Sesungguhnya Allah r berfirman: “Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.”

[HR.Turmudzi]

Benarlah perkataan seorang penyair:

Begitu pelik, tapi ketika aku kembalikan kepada Penciptaannya

Ia teratasi, padahal aku sangka tidak akan teratasi

4. Berzikir kepada Allah (mengingat Allah) dengan keyakinan, ucapan dan amal merupakan sebab untuk dapat keluar dari kemelut, memberi ketegaran jiwa dan ketenangan. Sebagaimana firman Allah :

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.Ar-Ro’d:28)

5. Kontinu senantiasa beristigfar (meminta ampun kepada Allah). Sesungguhnya hal ini adalah salah satu dari sebab kebahagiaan dan ketenangan; sebagaimana ia dapat pula mengeluarkan dari bencana, menghilangkan kegalauan dan kegelisahan. Sebagaimana sabda Rasulullah r,

مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

“Siapa yang kontinu beristigfar, Allah akan jadikan pada setiap kegalauannya solusi dan dari setiap kesulitan jalan keluar serta akan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkan.”

[HR.Abu Dawud, Ahmad dan Hakim]

6. Kembali kepada Allah dengan berdoa, karena doa dapat menghilangkan kegelisahan dan mengeluarkan dari kesusahan. Hal ini sebagaimana hadits Abu Sa’id al-Khudri t:

“Pada suatu hari Rasulullah r masuk masjid. Beliau mendapati seorang lelaki Anshar, yang dipanggil Abu Umamah. Beliau berkata,

“Wahai Abu Umamah, aku tidak melihatmu duduk di masjid melainkan sedang shalat.”

“Kegelisahan dan hutang melilitku, wahai Rasulullah.” Jawabnya.

“Maukah aku ajarkan suatu kalimat, jika engkau katakan Allah akan menghilangkan kegelisahanmu dan melunaskan hutangmu?!” Tawar Rasulullah.

“Tentu wahai Rasulullah!” Jawab lelaki itu.

“Bacalah ketika pagi dan petang:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

[ Allahumma Inni A'ûdzubika minalhammi walhazan wa a'ûdzubika minal'ajzi walkasal, wa a'ûdzubika minaljubni walbukhl, wa a'ûdzubika min ghalabatiddaini wa qohril rijal ]

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari kegelisahan dan kesedihan. Aku berlindung kepadamu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepadamu dari kepengecutan dan kebakhilan. Aku berlindung kepadamu dari dari lilitan hutang dan penindasan orang.”

[HR.Abu Dawud]

Di antara doa Nabi Musa u kepada Allah agar dilapangkan dadanya, dimudahkan urusannya, dihilangkan kegelisahan dan kesedihannya, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah I melalui lisan Nabinya:

“Musa berkata: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku.”

(QS.Thâhâ:25-26)

7. Mengerjakan sebab-sebab yang dapat membantunya sukses dalam kehidupan lalu bertawakal kepada Allah I. Meminta kepada-Nya agar dapat mencapai dan memperoleh hasil yang terbaik. Amal dan tawakal adalah dua hal yang saling berkaitan untuk menangkal tekanan jiwa dan efek negatif yang ditimbulkannya. Allah I berfirman,

“Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Thalaq: 3 )

Siapa yang mencukupkan diri dengan Allah, tidak akan tersesat dan tidak akan celaka selamanya.

8. Tidak mengapa meminta bantuan para ahli dari dokter ahli jiwa atau selain mereka. Terkadang keadaan seseorang terasa begitu menghimpit, ia dikuasai rasa gundah, gelisah, sedih dan merana yang mengakibatkan tekanan pada dirinya. Jika berkonsultasi kepada yang lain, itu akan membantunya membuka pintu penting yang membuka cercahan cahaya dengan izin Allah.

Ringkas pembicaraan:

Bahwa tekanan jiwa pada akhirnya adalah buatan dan buah amal tangannya sendiri.

“(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imrah: 182 )

Karena timbulnya tekanan jiwa ini merupakan akibat dari kesalahan masa lalu yang bertumpuk dan membesar pada penderitanya. Dia tidak dapat mengolahnya dengan jalan yang benar hingga sampai pada puncaknya. Terasa begitu hebat di dalam diri dan memorak-porandakan harapan serta angan-angannya.

Setiap orang dapat mengalahkan tekanan ini dan menghindari pengaruh negatif yang timbul karenanya ketika sejak semula ia telah siap menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Hal itu diperoleh dari pendidikan imaniah (pendidikan keimanan) yang benar bagi generasi putra dan putri di rumah, masjid, sekolah, lembaga-lembaga bimbingan dan pusat-pusat pendidikan.

Karena seorang hamba ketika bergantung kepada Allah I dan dapat merasakan keagungan serta penguasaan-Nya atas sesuatu pada satu sisi, juga merasakan akan kelembutan dan rahmat-Nya terhadap hamba-Nya dari sisi yang lain, dia tidak akan merasa khawatir akan kesulitan dan tantangan, bahkan menjalani dan menghadapinya dengan ketegaran dan kesuksesan.

Sumber asli: الضغوط النفسية

abuabdurrahman.com


read more

Selasa, 27 April 2010

Jangan Cepat Takut dan Khawatir

Selasa, 27 April 2010 | 0 komentar
Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?” “Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?” “Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan. “Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam Rata Penuhharus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
Renungan :
Jangan takut. Takut adalah hal paling berbahaya di dunia (Hugh Walpole) kalimat ini adalah pelajaran pertama yang perlu kita ambil dari kisah sederhana yang penuh hikmah, karena rasa takut itu jam hampir saja tidak bisa mengeluarkan potensi yg ada pada dirinya karena membayangkan sesuatu yang besar, ini lah yang sering terjadi dalam kehidupan kita, kita sering enggan melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa kita lakukan yang disebabkan oleh karena kita sering mendramatisi keadaan dan membangun kekhawatiran yg berlebihan sehingga kita menjadi pakar dalam mempersulit kehidupan kita sendiri.
Apa yang sulit? Karena “waktu sulit tidak berkepanjangan tetapi manusia tabah tetap kekal” ini adalah salah satu pesan dari Dr. Robert Schuller yang perlu kita jadikan sebagai motivasi dalam hidup ini karena salah satu aspek yang paling penting dan mudah dalam belajar untuk menghadapi apa yang mungkin terjadi sekarang, daripada khawatir terhadap apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Sebagian kita lebih banyak menghabiskan waktu memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang dan bahkan sering sekali kita lupa untuk memikirkan waktu sekarang. Ini adalah satu yang hal yang memalukan karena masa lalu tidak bisa diubah dan masa depan tidak bisa kita ketahui masa sekarang inilah yang kita punya. Pesannya lakukanlah apa yang bisa dan mesti kita lakukan walaupun itu kecil dan sederhana teruskan dengan pertanyaan “apa lagi??” setelah itu betapa luar biasanya hasil dari usaha kita.
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Itu tergantung bagaimana kita menyiasati pekerjaan dan tugas kita, bila kita bisa bagi2 menjadi fragmen-fragmen yang kecil
Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya.
Ambil Peluang dan raih impian Anda lebih cepat....!!!
(berbagai sumber)

read more

Jumat, 23 April 2010

Semoga Menjadi Pencerahan…….

Jumat, 23 April 2010 | 0 komentar
Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allahberupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya.

Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika , ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja.

Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana

kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika meli-hat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya.

Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya. " Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pen-deta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang mus-lim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan
beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menja-wabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata,"Silahkan!"

Sang pendeta pun mulai bertanya,

1. Sebutkan satu yang tiada duanya,

2. dua yang tiada tiganya,

3. tiga yang tiada empatnya,

4. empat yang tiada limanya,

5. lima yang tiada enamnya,

6. enam yang tiada tujuhnya,

7. tujuh yang tiada delapannya,

8.. delapan yang tiada sembilannya,

9. sembilan yang tiada sepuluhnya,

10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

11. sebelas yang tiada dua belasnya,

12. dua belas yang tiada tiga belasnya,

13. tiga belas yang tiada em-pat belasnya.

14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?

16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?

17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?

18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!

19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?

20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?

21.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun,

setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca basmalah ia berkata,

1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman,

"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12)..

3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan,

membunuh seorang anak kecil dan ketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh.

4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.

7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis.

Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.

Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).

8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.

Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit.

Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan,

musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *

10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan.

Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).

11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudaraYusu f ...

12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,

"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman,

'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).

13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruhadalah waktu Shubuh.

Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menying-sing. " (At-Takwir: 18).

15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf ,

yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,

"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami

tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan

serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka,"

tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata,

"Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya

Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara kele-dai." (Luqman: 19).

18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.

Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah

dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalahtipu daya wanita,

sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).

22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun,

setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari
maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"

Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil.

Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata,
"Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab,sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "

Pendeta tersebut berkata,

"Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.
" Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."
Sang pendeta pun berkata,
"Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah."
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam.

Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan (pent.)

** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melalui

internet, www.gesah.net

Kaum yang berpikir (termasuk para pendeta) sedianya telah mengetahui
bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan akan
menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia dan di akherat..
Apa yang menyebabkan hati-hati para pendeta itu masih tertutup bahkan
cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya..
Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada mereka yang mau berpikir..

amien
(sumber: Renungan Kisah Inspiratif)

read more

JANJI ALLAH BAGI ANDA YANG AKAN MENIKAH

0 komentar
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.

Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca agar dapat meredam perasaan negatif dan semoga mendatangkan optimisme dalam mencari teman hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan kaum muslimin semuanya. Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang tiada putus bagi saya.

Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah. Bergembiralah wahai saudaraku...

1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An Nuur : 26)

Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.

2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, "apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?".

Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah - dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya - maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?

3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar Ruum : 21)

5. "Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina' ". (Al Mu'min : 60)

Ini juga janji Allah ‘Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dst.

Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll.

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit dunia, pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll.

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dll.

Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu." (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35).

Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).

6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". (Al Baqarah : 153)

Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.

7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Alam Nasyrah : 5 - 6)

Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.

8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7)

Agar Allah Tabaraka wa Ta'ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.

9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40)

10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah : 214)

Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.

Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?
sumber: Renungan Kisah Inspiratif

read more

Rabu, 21 April 2010

BELUM BERHASIL, TIDAK SAMA DENGAN GAGAL

Rabu, 21 April 2010 | 0 komentar
Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang menepatkan perjalanan naik dalam karir dan kehidupannya.

Adik-adik dan anak-anakku terkasih,
yang mudah-mudahan dapat mengunduh banyak kebijakan dalam persahabatan kita ini,

Mudah-mudahan sapa saya di hari Kamis yang penuh potensi ini mendapati Anda dalam kesehatan yang prima dan dalam kesungguhan belajar dan bekerja yang menjadikan Anda pribadi yang mampu dan berwenang.


Dia yang jalannya lurus, lebih cepat sampai.

Dan pengingat itu sangat dibuktikan dalam ketepatan perjalanan karir dan kehidupan kita, yang ditentukan oleh ketepatan sudut pandang kita.

Sudut pandang kita dalam kehidupan ini adalah SUDUT MASUK dan JALUR PERJALANAN yang kita yakini sebagai pengantar yang pasti ke masa depan yang sejahtera dan berbahagia.

Sehingga,

Meyakini sudut pandang yang salah, akan menjadikan kita bergelut letih dalam pekerjaan yang tidak menyejahterakan, dan mengarungi kehidupan yang gerah dan resah.

Untuk memastikan bahwa kita bekerja dan berkeluarga selama puluhan tahun kehidupan kita ini – dengan kegelisahan yang seperlunya, dan dengan kebahagiaan yang sepenuhnya, kita harus memeriksa ketepatan sudut pandang kita.

Dalam bagian berikutnya dari sapa saya siang ini, saya susunkan sebuah Golden Point yang sederhana mengenai salah satu bahasan mengenai sudut pandang, bagi penikmatan kita di ruang keluarga MTSC yang ramah dan santun ini.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

………..

Mario Teguh Golden Point
BELUM BERHASIL, TIDAK SAMA DENGAN GAGAL

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,
yang kebaikan hatinya pantas bagi kehidupan yang sejahtera dan membahagiakan,

Adik-adik dan anak-anak saya yang besar impian-impiannya,

Damaikanlah hati Anda, karena Anda sedang bekerja menuju kebesaran hidup yang telah menjadi hak kelahiran Anda.

Sebagai anak muda yang agresif dan tak sabaran, saya dulu sangat gelisah dengan kemajuan yang ‘rasanya’ lambat.

Sepertinya, apa pun yang saya lakukan dan seperti apa pun baiknya saya kerjakan, selalu saja ada yang salah, ada yang belum tepat, dan selalu saja ada orang yang berkomentar yang menyakitkan hati.

Saya geram dan tak sabaran dalam pekerjaan saya sepanjang minggu, dan berkecil hati dan gelisah dalam malam-malam yang tanpa tidur.

… dan itu berlangsung lama, berkelanjutan, seolah tanpa akhir,
dan seolah akan menjadikan saya pribadi yang harus bertahan dan menjelaskan bahwa saya orang baik,
bahwa saya masih berguna,
dan bahwa saya berniat baik bagi kebaikan orang lain …

Hmm … yang di atas menekan, yang di bawah memfitnah, dan yang di samping berkhianat …

… yang saya hargai – mereka cemoohkan,
padahal yang mereka hargai justru yang menurut saya tidak berkualitas …

… yang menurut saya penting – mereka katakan sebagai teori,
padahal praktek yang mereka banggakan – justru yang menurut saya sangat primitif …

… saya berusaha menganjurkan yang memajukan keadaan,
mereka bilang saya terlalu awal bagi waktu saya …

… saya banyak membaca dan belajar agar mampu mengenalkan hal-hal yang memperbarui kehidupan,
mereka bilang saya sok tahu …

… saya usulkan ide baru,
dan mereka bilang orang yang lebih hebat daripada saya saja – gagal …

… tetapi, untungnya Mario yang muda itu tidak pernah menjadikan penolakan dan keraguan orang lain itu, sebagai pengecil hati dan mengabur sudut pandangnya, karena kemudian…

… TIBA-TIBA …

kehidupan berlaku lebih hormat kepada saya.

Nama saya yang dulu - sudah lama sebagai Mario Teguh, sekarang menjadi Mario Teguh.

Kalimat di atas agak aneh ya? Tetapi, perhatikanlah ini …

Adik-adik dan anak-anakku yang terkasih,

Ini pelajarannya, nama kita bisa sama dan lama, tetapi kehidupan bisa menghadiahkan penghormatan yang baru.

Maka marilah kita memulai dengan menghormati nama kita.

Dan marilah kita bersikap dan berlaku yang sesuai bagi penghormatan yang kita harapkan terhadap nama ini.

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,

Kehidupan sering berlaku dengan cara yang sulit kita mengerti maksudnya.

Tetapi, jika hati kita ikhlas,
kita akan segera melihatnya sebagai cara Tuhan untuk menuntun kita menuju jalan yang lurus,
jalan yang diberkati dengan nikmatnya kedamaian, nikmatnya kesejahteraan, dan nikmatnya kewenangan untuk memimpin kehidupan yang bernilai.

Karena ini semua adalah atas kehendak Tuhan, marilah kita belajar untuk lebih patuh.

Tuhan meniupkan mimpi-mimpi yang besar dan keinginan-keinginan yang mulia di hati kita, agar kita gelisah dan gusar dengan belum sesuai-nya kemampuan kita untuk mencapai impian dan keinginan yang besar dan yang tinggi itu.

Dan dalam kegelisahan dan kegusaran itulah Anda akan menjadi pribadi yang lebih bersungguh-sungguh membangun kemampuan yang memantaskan diri bagi impian dan keinginan Anda.

Adik-adik dan anak-anakku terkasih,

Apakah itu yang sedang kalian rasakan?

Saya bisa tersenyum membayangkan kalian mengangguk dalam hati, dan bahkan saya tersenyum dengan keharuan yang dalam - membayangkan hati kalian berada dalam penggorengan seperti itu. Maaf ya? Tetapi itu berarti baik …

Itulah kehidupan. Anda yang sekarang hatinya sedang gundah dan geram, sedih dan gelisah – adalah jiwa yang dikasihi Tuhan, yang sedang berada dalam proses pendewasaan dan penghebatan.

Bersabarlah.

Anda tidak akan disedihkan, tanpa disiapkan kebahagiaan.
Anda tidak akan digalaukan, tanpa dibangunkan kedamaian.
Dan Anda tidak mungkin direndahkan, tanpa disusunkan derajat yang tinggi.

Jika saat membaca ini,
hati Anda melunak dan kelopak mata Anda bergetar lembut –
itu berarti bukan saya lagi yang menganjurkan Anda untuk bersabar.
Itu berarti tangan Tuhan telah bersandar lembut dan anggun di pundak Anda,
dan menepuk dengan penuh kasih – agar hati Anda menemukan keindahan aslinya,
untuk mensyukuri cara-cara Tuhan yang tiada lain hanya akan memuliakan Anda.

Anda adalah pangeran dan putri dalam kemudaan Anda, yang nanti akan menjadi raja dan ratu dalam peran Anda bagi kebaikan kehidupan sesama.

Bersabarlah.

Dan bersuka-citalah dalam kesabaran Anda.

Jika kehidupan ini kelihatannya dan rasanya tidak ramah, damaikanlah hati Anda. Tetaplah bekerja dalam kejujuran dan kesungguhan.

Memang begitulah kelakuan kehidupan.

Anda dibuat merasa seperti orang gagal. Tetapi memang itulah cara kehidupan menyiapkan Anda untuk tetap rendah hati saat Anda menjadi kaya dan mulia nanti.

Ingatlah selalu, bahwa …

Anda bukan orang gagal, yang sedang berupaya untuk berhasil.

Anda dalam perjalanan menuju keberhasilan, tetapi sedang diuji dengan kegagalan sementara.


Ini masalah sudut pandang.

Seseorang yang belum berhasil, tidak bisa disebut orang gagal.

Selama dia berupaya, dia adalah seorang petarung yang berada dalam perjalanan menuju kemenangan hidupnya.


Tidak ada orang yang bisa disebut gagal, selama dia berupaya, dan selama dia tidak menyerah.

Bagaimana mungkin dia menyerah, karena dia menyadari bahwa kegagalan yang sedang dialaminya adalah keadaan sementara, yang pelampauannya akan menjadikannya pemenang.

Maka marilah kita terima dengan ikhlas, bahwa …

Belum berhasil, tidak sama dengan gagal.

Karena,

Tidak ada orang yang bisa disebut gagal, selama dia berupaya, dan selama dia tidak menyerah.

………..


Sahabat Indonesia yang hatinya baik,

Mudah-mudahan Tuhan segera menyudahi masa penyiapan Anda,
dan segera memasukkan Anda kedalam golongan yang dikerkati-Nya
dengan nilai-nilai yang terpuji,
dengan kemampuan menikmati yang sudah ada bersama Anda,
dan diberikan kewenangan untuk memajukan yang baik dan mencegah terjadinya keburukan kepada sesama.

Tuhan sangat menyayangi Anda. Jika tidak, mengapakah hati Anda dibuat peka merasakan kebaikan?

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti ya?, agar kita bisa berjabat-tangan dan bercerita ke sana ke mari tentang ini dan itu, dalam kegembiraan dan ketulusan hati-hati kita yang jujur.

Adik-adik dan anak-anakku yang terkasih, kalau ketemu Pak Mario – kalian ingatkan saya untuk cerita masa kecil dan masa muda yang lucu-lucu dan yang kemudian ternyata penting bagi masa depan ya?

Mudah-mudahan Tuhan menguatkan kita untuk menjadi sebesar-besarnya pemimpin yang amanah, bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluas-luasnya umat.

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda terkasih.

Loving you all as always,

read more

Siapkah Anda Kalau Besok Kiamat?

0 komentar




Semua harus Anda lakukan dengan cepat sebelum kiamat akhirnya benar-benar datang dan menutup kesempatan untuk bertobat

Sampai kapan pun, manusia tidak akan dapat mengungkap tabir rahasia terjadinya kiamat. Karenanya, yang menjadi inti permasalahan ketika kita berbicara kiamat adalah sudah siapkah kita dengan berbagai perbekalan untuk menjalani hari-hari setelah kiamat di akhirat?

Kita boleh ngeri, merinding, dan takut mendengar ayat dan keterangan tentang kiamat. Namun demikian, hal tersebut hendaknya ditindaklanjuti dengan usaha untuk mempersiapkan diri kalau-kalau hari itu datang lebih cepat dari yang kita perkirakan.

Ya, bukankah kiamat bisa datang detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, minggu ini, bulan ini, atau tahun ini?

Sebelum hari itu datang, mari kita bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan berikut ini.

Sudahkah kita mengerjakan semua perintah-Nya?

Ya, mumpung kiamat belum datang, kita harus sudah mampu meluruskan syahadat ketauhidan yang menjadi landasan keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus sudah menempatkan Allah di atas semua kepentingan kita atas kebutuhan duniawi.

Kita harus sudah bisa berhenti sejenak dari aktivitas kerja ketika mendengar seruan adzan dan bergegas ke masjid untuk menunaikan shalat Dzuhur. Shaum sunah harus sudah menjadi ibadah rutin yang selalu kita kerjakan selain shaum wajib. Harta yang kita miliki sudah harus membawa manfaat bagi fakir miskin yang ada di sekitar kita. Berhaji harus sudah menjadi kerinduan meski kita belum diberi kesempatan untuk datang memenuhi panggilan-Nya.

Sudahkah kita menjauhi semua larangan-Nya?

Ya, sudahkah kita bertobat dari dosa-dosa besar yang kita lakukan? Tentu saja, kita juga harus segera bertobat dari dosa-dosa kecil karena ia akan membesar juga kalau tidak segera ditobati. Mungkin orang tidak akan mengetahui segala dosa yang telah kita perbuat.

Namun demikian, Allah tidak pernah tidur dan kita tidak bisa mengelabui-Nya barang sedetik pun. Jadi, tidak ada alasan untuk kita menunda tobat atau pun mangkir dari pertobatan yang sudah seharusnya kita laksanakan.

Sudah ikhlaskah semua amal perbuatan kita?

Yakinkah kita bahwa semua amal perbuatan yang telah kita lakukan akan diterima di sisi-Nya. Sebuah keterangan menyatakan bahwa sebuah amal akan berbobot pahala manakala ia dilaksanakan dengan tulus ikhlas hanya mengharap ridha Ilahi.

Karenanya, akan tertolak dan sia-sia belaka semua amalan yang dilakukan atas alasan agar terlihat baik di mata orang tua atau mertua, agar dinilai sebagai suami yang baik di mata istri, agar dicap sebagai orang dermawan di mata tetangga, serta agar terlihat amanah di mata pimpinan.

Sudah mampukah kita melihat sisi baik dari semua ujian yang diberikan Allah?

Adalah manusia makhluk yang kerap mengeluh ketika ditampa cobaan. Mereka kadang lupa bahwa cobaan yang Allah timpakan pada hakikatnya adalah ujian yang kalau mereka sukses melaluinya maka mereka akan naik ke kelas yang lebih tinggi lagi.

Bukankah Allah memberikan ujian tidak akan lebih berat dari takaran kemampuan hamba-Nya? Ya, hal itu dilakukan Allah karena rasa cinta kepada hamba-hamba-Nya. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk mengeluh, terlebih menyalahkan Allah karena ujian yang tengah menimpa kita.

Sudah seberapa besar usaha kita mengajak orang lain untuk bersama-sama ke surga-Nya?

Bukankah Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak egois dalam menikmati keindahan agama? Karenanya, kita disuruh untuk menyeru tentang keindahan Islam kepada lebih banyak orang. Dimulai dari keluarga, saudara, tetangga satu desa, satu kota, bahkan sampai masyarakat luas satu negara. Tidak ingin orang-orang tercinta masuk neraka, kita harus bersungguh-sungguh mengajak mereka menuju jalan-Nya hingga nanti dapat dikumpulkan di surga-Nya kelak.

Merasa masih belum melaksanakan semua ajaran Islam dengan baik?
Jangan khawatir. Anda masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semua itu.
Tentu saja, semua harus Anda lakukan dengan cepat sebelum kiamat akhirnya benar-benar datang dan menutup kesempatan untuk bertobat. [Muslik]

Author:percikaniman.org
Shared By Catatan Catatan Islami Pages

read more

Rabu, 14 April 2010

SEMUA YANG ANDA INGINKAN, ADA SYARATNYA.

Rabu, 14 April 2010 | 0 komentar
Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang berupaya memenuhi syarat-syarat bagi pencapaian impian-impiannya.

Semoga sapa saya di Rabu siang yang menantang ini, menjumpai Anda dalam kesungguhan untuk menjadikan diri Anda lebih kuat daripada apa pun yang mengganggu fokus kerja Anda.

Tuhan telah menetapkan Hukum Sebab-Akibat dengan ketegasan yang dijamin dengan semua sifat ke-Maha-an Tuhan, agar kita merasa damai dalam menjadikan diri kita sebab bagi kehidupan yang kita idamkan.

Berikut adalah Golden Point yang saya susunkan untuk penikmatan di ruang keluarga MTSC yang ramah dan saling mendoakan bagi kebaikan satu sama lain ini.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

………..

Mario Teguh Golden Point
SEMUA YANG ANDA INGINKAN, ADA SYARATNYA.

………..



Anda akan mencapai apa pun
jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?

Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi orang kaya yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?

Apakah mungkin kita menjadi kaya dengan kebiasaan yang memiskinkan diri?

Apakah mungkin kita panjang umur dengan kebiasaan yang merusak kesehatan?

Dan apakah mungkin kita menjadi orang besar dan dimuliakan dengan kebiasaan mencela dan bermusuhan dengan orang lain?

Marilah kita ikhlaskan diri ini untuk terlibat hanya dalam hal-hal yang berguna.

Tenaga yang kita sia-siakan untuk mengeluhkan kehidupan, adalah sebetulnya tenaga yang kita butuhkan untuk memperbaiki kehidupan.

Maka,

Bertenagalah untuk yang membaikkan.

………..

Sahabat saya yang jernih pikirannya,

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang terpelajar, jika kita malas belajar.

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang kuat dan sejahtera, jika kita hanya mendahulukan yang mudah dan yang aman-aman saja.

Marilah kita sadari, bahwa ...

Ketidak-bahagiaan di tempat yang membayar kecil – adalah perintah untuk mengupayakan rezeki di tempat yang lebih berkah, dalam pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada yang tidak diketahui oleh Tuhan.
Tidak ada yang terjadi yang tanpa ijin-Nya.
Dan. tidak ada yang diijinkan-Nya terjadi yang bukan untuk kebaikan kita.

Maka sambutlah keadaan buruk, sebagai perintah agar kita tegas hanya melibatkan diri dalam pikiran, dalam perasaan, dan dalam pekerjaan yang lebih bermanfaat.

Jika yang Anda inginkan sedikit, maka penuhilah syarat yang juga sedikit bagi pencapaiannya.

Tetapi, ...

Jika yang Anda inginkan besar dan banyak, maka besarkanlah peran Anda bagi kebaikan banyak orang.

Tanpa sebuah sebab, tidak akan ada akibat.

Kita-lah sebab bagi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan kita sendiri.

………..


Sahabat saya yang baik hatinya,
yang sedang dinantikan kesungguhan kerjanya - yang sesuai bagi kebesaran hidup yang diimpikannya.

Mudah-mudahan Tuhan segera membantu kita menemukan jalan keemasan yang akan menjadikan kita jiwa-jiwa yang bermanfaat bagi sesama.

Untuk setiap hak, ada kewajiban.

Maka marilah kita pastikan bahwa kita ikhlas bekerja dalam seutuh-utuhnya ketulusan.

Tuhan adalah sebaik-baiknya Penghitung dan Penyejahtera. Jangan pernah ragukan itu.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan suatu ketika nanti, dan ngobrol ke sana ke mari tentang ini dan itu, dan tertawa tentang yang ringan-ringan dan lucu-lucu, dan mensyukuri persaudaraan dan persahabatan kita yang setia kepada yang benar dan yang sabar.

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda terkasih, yang menjadi tujuan pembahagiaan dari keberhasilan Anda.

Loving you all as always,

Mario Teguh
Founder | MTSuperClub | 081-211-56900 | For The Happiness Of Others | Jakarta

Foto dari sebuah pulau batu di Koh Sa Mui, Thailand.
Saya ambil saat berperahu bersama rekan-rekan peserta MT Coaching Cruise menjelang akhir tahun 2009.

read more

Mengapa Harus Kartini

0 komentar
Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2010 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik ‘pengkultusan’ R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul “Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita”. Tulisan ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut,” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: “Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.”

Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).

Dua tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yang memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda. Harsja Bachtriar kemudian mencatat: “Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.”

Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut.”

Harsja mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini: “Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan kita pada RA Kartini.”

Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar Bahtiar juga menyebut sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.

Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan,” begitu kata Rohana Kudus.

Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronje dalam rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang orientalis Belanda yang memiliki kebijakan sistematis untuk meminggirkan Islam dari bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam dalam sejarah Kepulauan Nusantara.

Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan, 1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:

“Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.”

Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:

”Salam, Bidadariku yang manis dan baik!… Masih ada lagi suatu permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: ”Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?” Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.” (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).

Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk ’menaklukkan Islam’. Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar. Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam ’penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ’ulama’. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai ”Mufti Hindia Belanda’. Juga ada yang memanggilnya ”Syaikhul Islam Jawa”. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: ”Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.” (hal. 116).

Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah melakukan ‘pembaratan’ kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).

Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan Islam di Indonesia: “Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.” (hal. 24).

Itulah strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk ‘menaklukkan’ Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan ‘pribumi Muslim’ sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan ‘minder’ sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak ‘anak didik Snouck’ – langsung atau pun tidak – yang sibuk menyeret Islam ke bawah orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah berbuat kebaikan.

Sumber: http://antipemurtadan.wordpress.com/2009/05/14/mengapa-harus-kartini/

read more

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Smart, happy

Saca Firmansyah

Wilayah Pengunjung