Selasa, 27 April 2010

Jangan Cepat Takut dan Khawatir

Selasa, 27 April 2010 | 0 komentar
Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?” “Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?” “Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan. “Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam Rata Penuhharus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
Renungan :
Jangan takut. Takut adalah hal paling berbahaya di dunia (Hugh Walpole) kalimat ini adalah pelajaran pertama yang perlu kita ambil dari kisah sederhana yang penuh hikmah, karena rasa takut itu jam hampir saja tidak bisa mengeluarkan potensi yg ada pada dirinya karena membayangkan sesuatu yang besar, ini lah yang sering terjadi dalam kehidupan kita, kita sering enggan melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa kita lakukan yang disebabkan oleh karena kita sering mendramatisi keadaan dan membangun kekhawatiran yg berlebihan sehingga kita menjadi pakar dalam mempersulit kehidupan kita sendiri.
Apa yang sulit? Karena “waktu sulit tidak berkepanjangan tetapi manusia tabah tetap kekal” ini adalah salah satu pesan dari Dr. Robert Schuller yang perlu kita jadikan sebagai motivasi dalam hidup ini karena salah satu aspek yang paling penting dan mudah dalam belajar untuk menghadapi apa yang mungkin terjadi sekarang, daripada khawatir terhadap apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Sebagian kita lebih banyak menghabiskan waktu memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang dan bahkan sering sekali kita lupa untuk memikirkan waktu sekarang. Ini adalah satu yang hal yang memalukan karena masa lalu tidak bisa diubah dan masa depan tidak bisa kita ketahui masa sekarang inilah yang kita punya. Pesannya lakukanlah apa yang bisa dan mesti kita lakukan walaupun itu kecil dan sederhana teruskan dengan pertanyaan “apa lagi??” setelah itu betapa luar biasanya hasil dari usaha kita.
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Itu tergantung bagaimana kita menyiasati pekerjaan dan tugas kita, bila kita bisa bagi2 menjadi fragmen-fragmen yang kecil
Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya.
Ambil Peluang dan raih impian Anda lebih cepat....!!!
(berbagai sumber)

read more

Jumat, 23 April 2010

Semoga Menjadi Pencerahan…….

Jumat, 23 April 2010 | 0 komentar
Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allahberupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya.

Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika , ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja.

Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana

kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika meli-hat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya.

Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya. " Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pen-deta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang mus-lim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan
beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menja-wabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata,"Silahkan!"

Sang pendeta pun mulai bertanya,

1. Sebutkan satu yang tiada duanya,

2. dua yang tiada tiganya,

3. tiga yang tiada empatnya,

4. empat yang tiada limanya,

5. lima yang tiada enamnya,

6. enam yang tiada tujuhnya,

7. tujuh yang tiada delapannya,

8.. delapan yang tiada sembilannya,

9. sembilan yang tiada sepuluhnya,

10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

11. sebelas yang tiada dua belasnya,

12. dua belas yang tiada tiga belasnya,

13. tiga belas yang tiada em-pat belasnya.

14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?

16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?

17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?

18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!

19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?

20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?

21.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun,

setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca basmalah ia berkata,

1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman,

"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12)..

3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan,

membunuh seorang anak kecil dan ketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh.

4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.

7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis.

Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.

Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).

8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.

Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit.

Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan,

musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *

10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan.

Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).

11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudaraYusu f ...

12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,

"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman,

'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).

13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruhadalah waktu Shubuh.

Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menying-sing. " (At-Takwir: 18).

15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf ,

yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,

"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami

tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan

serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka,"

tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata,

"Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya

Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara kele-dai." (Luqman: 19).

18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.

Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah

dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalahtipu daya wanita,

sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).

22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun,

setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari
maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"

Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil.

Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata,
"Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab,sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "

Pendeta tersebut berkata,

"Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.
" Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."
Sang pendeta pun berkata,
"Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah."
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam.

Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan (pent.)

** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melalui

internet, www.gesah.net

Kaum yang berpikir (termasuk para pendeta) sedianya telah mengetahui
bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan akan
menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia dan di akherat..
Apa yang menyebabkan hati-hati para pendeta itu masih tertutup bahkan
cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya..
Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada mereka yang mau berpikir..

amien
(sumber: Renungan Kisah Inspiratif)

read more

JANJI ALLAH BAGI ANDA YANG AKAN MENIKAH

0 komentar
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.

Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca agar dapat meredam perasaan negatif dan semoga mendatangkan optimisme dalam mencari teman hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan kaum muslimin semuanya. Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang tiada putus bagi saya.

Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah. Bergembiralah wahai saudaraku...

1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An Nuur : 26)

Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.

2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, "apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?".

Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah - dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya - maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?

3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar Ruum : 21)

5. "Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina' ". (Al Mu'min : 60)

Ini juga janji Allah ‘Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dst.

Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll.

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit dunia, pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll.

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dll.

Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu." (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35).

Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).

6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". (Al Baqarah : 153)

Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.

7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Alam Nasyrah : 5 - 6)

Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.

8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7)

Agar Allah Tabaraka wa Ta'ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.

9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40)

10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah : 214)

Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.

Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?
sumber: Renungan Kisah Inspiratif

read more

Rabu, 21 April 2010

BELUM BERHASIL, TIDAK SAMA DENGAN GAGAL

Rabu, 21 April 2010 | 0 komentar
Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang menepatkan perjalanan naik dalam karir dan kehidupannya.

Adik-adik dan anak-anakku terkasih,
yang mudah-mudahan dapat mengunduh banyak kebijakan dalam persahabatan kita ini,

Mudah-mudahan sapa saya di hari Kamis yang penuh potensi ini mendapati Anda dalam kesehatan yang prima dan dalam kesungguhan belajar dan bekerja yang menjadikan Anda pribadi yang mampu dan berwenang.


Dia yang jalannya lurus, lebih cepat sampai.

Dan pengingat itu sangat dibuktikan dalam ketepatan perjalanan karir dan kehidupan kita, yang ditentukan oleh ketepatan sudut pandang kita.

Sudut pandang kita dalam kehidupan ini adalah SUDUT MASUK dan JALUR PERJALANAN yang kita yakini sebagai pengantar yang pasti ke masa depan yang sejahtera dan berbahagia.

Sehingga,

Meyakini sudut pandang yang salah, akan menjadikan kita bergelut letih dalam pekerjaan yang tidak menyejahterakan, dan mengarungi kehidupan yang gerah dan resah.

Untuk memastikan bahwa kita bekerja dan berkeluarga selama puluhan tahun kehidupan kita ini – dengan kegelisahan yang seperlunya, dan dengan kebahagiaan yang sepenuhnya, kita harus memeriksa ketepatan sudut pandang kita.

Dalam bagian berikutnya dari sapa saya siang ini, saya susunkan sebuah Golden Point yang sederhana mengenai salah satu bahasan mengenai sudut pandang, bagi penikmatan kita di ruang keluarga MTSC yang ramah dan santun ini.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

………..

Mario Teguh Golden Point
BELUM BERHASIL, TIDAK SAMA DENGAN GAGAL

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,
yang kebaikan hatinya pantas bagi kehidupan yang sejahtera dan membahagiakan,

Adik-adik dan anak-anak saya yang besar impian-impiannya,

Damaikanlah hati Anda, karena Anda sedang bekerja menuju kebesaran hidup yang telah menjadi hak kelahiran Anda.

Sebagai anak muda yang agresif dan tak sabaran, saya dulu sangat gelisah dengan kemajuan yang ‘rasanya’ lambat.

Sepertinya, apa pun yang saya lakukan dan seperti apa pun baiknya saya kerjakan, selalu saja ada yang salah, ada yang belum tepat, dan selalu saja ada orang yang berkomentar yang menyakitkan hati.

Saya geram dan tak sabaran dalam pekerjaan saya sepanjang minggu, dan berkecil hati dan gelisah dalam malam-malam yang tanpa tidur.

… dan itu berlangsung lama, berkelanjutan, seolah tanpa akhir,
dan seolah akan menjadikan saya pribadi yang harus bertahan dan menjelaskan bahwa saya orang baik,
bahwa saya masih berguna,
dan bahwa saya berniat baik bagi kebaikan orang lain …

Hmm … yang di atas menekan, yang di bawah memfitnah, dan yang di samping berkhianat …

… yang saya hargai – mereka cemoohkan,
padahal yang mereka hargai justru yang menurut saya tidak berkualitas …

… yang menurut saya penting – mereka katakan sebagai teori,
padahal praktek yang mereka banggakan – justru yang menurut saya sangat primitif …

… saya berusaha menganjurkan yang memajukan keadaan,
mereka bilang saya terlalu awal bagi waktu saya …

… saya banyak membaca dan belajar agar mampu mengenalkan hal-hal yang memperbarui kehidupan,
mereka bilang saya sok tahu …

… saya usulkan ide baru,
dan mereka bilang orang yang lebih hebat daripada saya saja – gagal …

… tetapi, untungnya Mario yang muda itu tidak pernah menjadikan penolakan dan keraguan orang lain itu, sebagai pengecil hati dan mengabur sudut pandangnya, karena kemudian…

… TIBA-TIBA …

kehidupan berlaku lebih hormat kepada saya.

Nama saya yang dulu - sudah lama sebagai Mario Teguh, sekarang menjadi Mario Teguh.

Kalimat di atas agak aneh ya? Tetapi, perhatikanlah ini …

Adik-adik dan anak-anakku yang terkasih,

Ini pelajarannya, nama kita bisa sama dan lama, tetapi kehidupan bisa menghadiahkan penghormatan yang baru.

Maka marilah kita memulai dengan menghormati nama kita.

Dan marilah kita bersikap dan berlaku yang sesuai bagi penghormatan yang kita harapkan terhadap nama ini.

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,

Kehidupan sering berlaku dengan cara yang sulit kita mengerti maksudnya.

Tetapi, jika hati kita ikhlas,
kita akan segera melihatnya sebagai cara Tuhan untuk menuntun kita menuju jalan yang lurus,
jalan yang diberkati dengan nikmatnya kedamaian, nikmatnya kesejahteraan, dan nikmatnya kewenangan untuk memimpin kehidupan yang bernilai.

Karena ini semua adalah atas kehendak Tuhan, marilah kita belajar untuk lebih patuh.

Tuhan meniupkan mimpi-mimpi yang besar dan keinginan-keinginan yang mulia di hati kita, agar kita gelisah dan gusar dengan belum sesuai-nya kemampuan kita untuk mencapai impian dan keinginan yang besar dan yang tinggi itu.

Dan dalam kegelisahan dan kegusaran itulah Anda akan menjadi pribadi yang lebih bersungguh-sungguh membangun kemampuan yang memantaskan diri bagi impian dan keinginan Anda.

Adik-adik dan anak-anakku terkasih,

Apakah itu yang sedang kalian rasakan?

Saya bisa tersenyum membayangkan kalian mengangguk dalam hati, dan bahkan saya tersenyum dengan keharuan yang dalam - membayangkan hati kalian berada dalam penggorengan seperti itu. Maaf ya? Tetapi itu berarti baik …

Itulah kehidupan. Anda yang sekarang hatinya sedang gundah dan geram, sedih dan gelisah – adalah jiwa yang dikasihi Tuhan, yang sedang berada dalam proses pendewasaan dan penghebatan.

Bersabarlah.

Anda tidak akan disedihkan, tanpa disiapkan kebahagiaan.
Anda tidak akan digalaukan, tanpa dibangunkan kedamaian.
Dan Anda tidak mungkin direndahkan, tanpa disusunkan derajat yang tinggi.

Jika saat membaca ini,
hati Anda melunak dan kelopak mata Anda bergetar lembut –
itu berarti bukan saya lagi yang menganjurkan Anda untuk bersabar.
Itu berarti tangan Tuhan telah bersandar lembut dan anggun di pundak Anda,
dan menepuk dengan penuh kasih – agar hati Anda menemukan keindahan aslinya,
untuk mensyukuri cara-cara Tuhan yang tiada lain hanya akan memuliakan Anda.

Anda adalah pangeran dan putri dalam kemudaan Anda, yang nanti akan menjadi raja dan ratu dalam peran Anda bagi kebaikan kehidupan sesama.

Bersabarlah.

Dan bersuka-citalah dalam kesabaran Anda.

Jika kehidupan ini kelihatannya dan rasanya tidak ramah, damaikanlah hati Anda. Tetaplah bekerja dalam kejujuran dan kesungguhan.

Memang begitulah kelakuan kehidupan.

Anda dibuat merasa seperti orang gagal. Tetapi memang itulah cara kehidupan menyiapkan Anda untuk tetap rendah hati saat Anda menjadi kaya dan mulia nanti.

Ingatlah selalu, bahwa …

Anda bukan orang gagal, yang sedang berupaya untuk berhasil.

Anda dalam perjalanan menuju keberhasilan, tetapi sedang diuji dengan kegagalan sementara.


Ini masalah sudut pandang.

Seseorang yang belum berhasil, tidak bisa disebut orang gagal.

Selama dia berupaya, dia adalah seorang petarung yang berada dalam perjalanan menuju kemenangan hidupnya.


Tidak ada orang yang bisa disebut gagal, selama dia berupaya, dan selama dia tidak menyerah.

Bagaimana mungkin dia menyerah, karena dia menyadari bahwa kegagalan yang sedang dialaminya adalah keadaan sementara, yang pelampauannya akan menjadikannya pemenang.

Maka marilah kita terima dengan ikhlas, bahwa …

Belum berhasil, tidak sama dengan gagal.

Karena,

Tidak ada orang yang bisa disebut gagal, selama dia berupaya, dan selama dia tidak menyerah.

………..


Sahabat Indonesia yang hatinya baik,

Mudah-mudahan Tuhan segera menyudahi masa penyiapan Anda,
dan segera memasukkan Anda kedalam golongan yang dikerkati-Nya
dengan nilai-nilai yang terpuji,
dengan kemampuan menikmati yang sudah ada bersama Anda,
dan diberikan kewenangan untuk memajukan yang baik dan mencegah terjadinya keburukan kepada sesama.

Tuhan sangat menyayangi Anda. Jika tidak, mengapakah hati Anda dibuat peka merasakan kebaikan?

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti ya?, agar kita bisa berjabat-tangan dan bercerita ke sana ke mari tentang ini dan itu, dalam kegembiraan dan ketulusan hati-hati kita yang jujur.

Adik-adik dan anak-anakku yang terkasih, kalau ketemu Pak Mario – kalian ingatkan saya untuk cerita masa kecil dan masa muda yang lucu-lucu dan yang kemudian ternyata penting bagi masa depan ya?

Mudah-mudahan Tuhan menguatkan kita untuk menjadi sebesar-besarnya pemimpin yang amanah, bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluas-luasnya umat.

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda terkasih.

Loving you all as always,

read more

Siapkah Anda Kalau Besok Kiamat?

0 komentar




Semua harus Anda lakukan dengan cepat sebelum kiamat akhirnya benar-benar datang dan menutup kesempatan untuk bertobat

Sampai kapan pun, manusia tidak akan dapat mengungkap tabir rahasia terjadinya kiamat. Karenanya, yang menjadi inti permasalahan ketika kita berbicara kiamat adalah sudah siapkah kita dengan berbagai perbekalan untuk menjalani hari-hari setelah kiamat di akhirat?

Kita boleh ngeri, merinding, dan takut mendengar ayat dan keterangan tentang kiamat. Namun demikian, hal tersebut hendaknya ditindaklanjuti dengan usaha untuk mempersiapkan diri kalau-kalau hari itu datang lebih cepat dari yang kita perkirakan.

Ya, bukankah kiamat bisa datang detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, minggu ini, bulan ini, atau tahun ini?

Sebelum hari itu datang, mari kita bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan berikut ini.

Sudahkah kita mengerjakan semua perintah-Nya?

Ya, mumpung kiamat belum datang, kita harus sudah mampu meluruskan syahadat ketauhidan yang menjadi landasan keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Kita harus sudah menempatkan Allah di atas semua kepentingan kita atas kebutuhan duniawi.

Kita harus sudah bisa berhenti sejenak dari aktivitas kerja ketika mendengar seruan adzan dan bergegas ke masjid untuk menunaikan shalat Dzuhur. Shaum sunah harus sudah menjadi ibadah rutin yang selalu kita kerjakan selain shaum wajib. Harta yang kita miliki sudah harus membawa manfaat bagi fakir miskin yang ada di sekitar kita. Berhaji harus sudah menjadi kerinduan meski kita belum diberi kesempatan untuk datang memenuhi panggilan-Nya.

Sudahkah kita menjauhi semua larangan-Nya?

Ya, sudahkah kita bertobat dari dosa-dosa besar yang kita lakukan? Tentu saja, kita juga harus segera bertobat dari dosa-dosa kecil karena ia akan membesar juga kalau tidak segera ditobati. Mungkin orang tidak akan mengetahui segala dosa yang telah kita perbuat.

Namun demikian, Allah tidak pernah tidur dan kita tidak bisa mengelabui-Nya barang sedetik pun. Jadi, tidak ada alasan untuk kita menunda tobat atau pun mangkir dari pertobatan yang sudah seharusnya kita laksanakan.

Sudah ikhlaskah semua amal perbuatan kita?

Yakinkah kita bahwa semua amal perbuatan yang telah kita lakukan akan diterima di sisi-Nya. Sebuah keterangan menyatakan bahwa sebuah amal akan berbobot pahala manakala ia dilaksanakan dengan tulus ikhlas hanya mengharap ridha Ilahi.

Karenanya, akan tertolak dan sia-sia belaka semua amalan yang dilakukan atas alasan agar terlihat baik di mata orang tua atau mertua, agar dinilai sebagai suami yang baik di mata istri, agar dicap sebagai orang dermawan di mata tetangga, serta agar terlihat amanah di mata pimpinan.

Sudah mampukah kita melihat sisi baik dari semua ujian yang diberikan Allah?

Adalah manusia makhluk yang kerap mengeluh ketika ditampa cobaan. Mereka kadang lupa bahwa cobaan yang Allah timpakan pada hakikatnya adalah ujian yang kalau mereka sukses melaluinya maka mereka akan naik ke kelas yang lebih tinggi lagi.

Bukankah Allah memberikan ujian tidak akan lebih berat dari takaran kemampuan hamba-Nya? Ya, hal itu dilakukan Allah karena rasa cinta kepada hamba-hamba-Nya. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk mengeluh, terlebih menyalahkan Allah karena ujian yang tengah menimpa kita.

Sudah seberapa besar usaha kita mengajak orang lain untuk bersama-sama ke surga-Nya?

Bukankah Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak egois dalam menikmati keindahan agama? Karenanya, kita disuruh untuk menyeru tentang keindahan Islam kepada lebih banyak orang. Dimulai dari keluarga, saudara, tetangga satu desa, satu kota, bahkan sampai masyarakat luas satu negara. Tidak ingin orang-orang tercinta masuk neraka, kita harus bersungguh-sungguh mengajak mereka menuju jalan-Nya hingga nanti dapat dikumpulkan di surga-Nya kelak.

Merasa masih belum melaksanakan semua ajaran Islam dengan baik?
Jangan khawatir. Anda masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semua itu.
Tentu saja, semua harus Anda lakukan dengan cepat sebelum kiamat akhirnya benar-benar datang dan menutup kesempatan untuk bertobat. [Muslik]

Author:percikaniman.org
Shared By Catatan Catatan Islami Pages

read more

Rabu, 14 April 2010

SEMUA YANG ANDA INGINKAN, ADA SYARATNYA.

Rabu, 14 April 2010 | 0 komentar
Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang berupaya memenuhi syarat-syarat bagi pencapaian impian-impiannya.

Semoga sapa saya di Rabu siang yang menantang ini, menjumpai Anda dalam kesungguhan untuk menjadikan diri Anda lebih kuat daripada apa pun yang mengganggu fokus kerja Anda.

Tuhan telah menetapkan Hukum Sebab-Akibat dengan ketegasan yang dijamin dengan semua sifat ke-Maha-an Tuhan, agar kita merasa damai dalam menjadikan diri kita sebab bagi kehidupan yang kita idamkan.

Berikut adalah Golden Point yang saya susunkan untuk penikmatan di ruang keluarga MTSC yang ramah dan saling mendoakan bagi kebaikan satu sama lain ini.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

………..

Mario Teguh Golden Point
SEMUA YANG ANDA INGINKAN, ADA SYARATNYA.

………..



Anda akan mencapai apa pun
jika Anda bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Tetapi, berapa banyakkah orang yang kesibukannya betul-betul berhubungan dengan yang akan dicapainya?

Berapa banyakkah orang yang ingin menjadi orang kaya yang kesibukannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan berhemat dan memperbesar pendapatan?

Apakah mungkin kita menjadi kaya dengan kebiasaan yang memiskinkan diri?

Apakah mungkin kita panjang umur dengan kebiasaan yang merusak kesehatan?

Dan apakah mungkin kita menjadi orang besar dan dimuliakan dengan kebiasaan mencela dan bermusuhan dengan orang lain?

Marilah kita ikhlaskan diri ini untuk terlibat hanya dalam hal-hal yang berguna.

Tenaga yang kita sia-siakan untuk mengeluhkan kehidupan, adalah sebetulnya tenaga yang kita butuhkan untuk memperbaiki kehidupan.

Maka,

Bertenagalah untuk yang membaikkan.

………..

Sahabat saya yang jernih pikirannya,

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang terpelajar, jika kita malas belajar.

Kita tidak mungkin menjadi pribadi yang kuat dan sejahtera, jika kita hanya mendahulukan yang mudah dan yang aman-aman saja.

Marilah kita sadari, bahwa ...

Ketidak-bahagiaan di tempat yang membayar kecil – adalah perintah untuk mengupayakan rezeki di tempat yang lebih berkah, dalam pekerjaan yang bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada yang tidak diketahui oleh Tuhan.
Tidak ada yang terjadi yang tanpa ijin-Nya.
Dan. tidak ada yang diijinkan-Nya terjadi yang bukan untuk kebaikan kita.

Maka sambutlah keadaan buruk, sebagai perintah agar kita tegas hanya melibatkan diri dalam pikiran, dalam perasaan, dan dalam pekerjaan yang lebih bermanfaat.

Jika yang Anda inginkan sedikit, maka penuhilah syarat yang juga sedikit bagi pencapaiannya.

Tetapi, ...

Jika yang Anda inginkan besar dan banyak, maka besarkanlah peran Anda bagi kebaikan banyak orang.

Tanpa sebuah sebab, tidak akan ada akibat.

Kita-lah sebab bagi kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan kita sendiri.

………..


Sahabat saya yang baik hatinya,
yang sedang dinantikan kesungguhan kerjanya - yang sesuai bagi kebesaran hidup yang diimpikannya.

Mudah-mudahan Tuhan segera membantu kita menemukan jalan keemasan yang akan menjadikan kita jiwa-jiwa yang bermanfaat bagi sesama.

Untuk setiap hak, ada kewajiban.

Maka marilah kita pastikan bahwa kita ikhlas bekerja dalam seutuh-utuhnya ketulusan.

Tuhan adalah sebaik-baiknya Penghitung dan Penyejahtera. Jangan pernah ragukan itu.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan suatu ketika nanti, dan ngobrol ke sana ke mari tentang ini dan itu, dan tertawa tentang yang ringan-ringan dan lucu-lucu, dan mensyukuri persaudaraan dan persahabatan kita yang setia kepada yang benar dan yang sabar.

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda terkasih, yang menjadi tujuan pembahagiaan dari keberhasilan Anda.

Loving you all as always,

Mario Teguh
Founder | MTSuperClub | 081-211-56900 | For The Happiness Of Others | Jakarta

Foto dari sebuah pulau batu di Koh Sa Mui, Thailand.
Saya ambil saat berperahu bersama rekan-rekan peserta MT Coaching Cruise menjelang akhir tahun 2009.

read more

Mengapa Harus Kartini

0 komentar
Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2010 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik ‘pengkultusan’ R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul “Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita”. Tulisan ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut,” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: “Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.”

Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).

Dua tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yang memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda. Harsja Bachtriar kemudian mencatat: “Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.”

Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut.”

Harsja mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini: “Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan kita pada RA Kartini.”

Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar Bahtiar juga menyebut sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.

Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan,” begitu kata Rohana Kudus.

Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronje dalam rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang orientalis Belanda yang memiliki kebijakan sistematis untuk meminggirkan Islam dari bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam dalam sejarah Kepulauan Nusantara.

Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan, 1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:

“Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.”

Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:

”Salam, Bidadariku yang manis dan baik!… Masih ada lagi suatu permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: ”Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?” Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.” (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).

Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk ’menaklukkan Islam’. Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar. Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam ’penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ’ulama’. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai ”Mufti Hindia Belanda’. Juga ada yang memanggilnya ”Syaikhul Islam Jawa”. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: ”Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.” (hal. 116).

Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah melakukan ‘pembaratan’ kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).

Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan Islam di Indonesia: “Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.” (hal. 24).

Itulah strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk ‘menaklukkan’ Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan ‘pribumi Muslim’ sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan ‘minder’ sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak ‘anak didik Snouck’ – langsung atau pun tidak – yang sibuk menyeret Islam ke bawah orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah berbuat kebaikan.

Sumber: http://antipemurtadan.wordpress.com/2009/05/14/mengapa-harus-kartini/

read more

Rumah tangga untuk AKHIRAT, bisakah???

0 komentar
Bismillah...

Sebuah rumah tangga tidak hanya menjalankan fungsi sebagai orangtua dan anak. Atau hanya sebuah penyatuan kasih sayang, romantisme, harmonisme yang terangkum dalam kalimat Sakinah Mawaddah wa Rahmah. Rumah tangga adalah membuat sebuah komitmen membangun keluarga dengan maksud dan tujuan mulia, melahirkan generasi pengganti yang shalih dan shalihah.

Jika kau membayangkan dalam rumah tangga kelak dengan fasilitas rumah luas nan mewah jika tak ada anak yang menemani dalam keseharian, harta melimpah ruah namun tak ada anak sebagai pewaris kekayaan.

“Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahkanlkah aku seorang anak dari sisiMu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Ya’kub; dan jadikanlah dia Tuhanku, seorang yang diridhai”, begitulah rintihan Nabiyullah Zakaria dalam surat Maryam ayat 5 dan 6.

Dalam sebuah rumah tangga ada sebuah orientasi di dalamnya, bukan hanya memimpikan kenikmatan dunia, tapi juga kenikmatan akhirat. Yakni bisa berkumpulnya keluarga dalam jannahNya. Menikmati suguhan yang tiada bandingnya sekalipun dengan kenikmatan dunia. Merencanakan rumah tangga akhirat yaitu dengan membangun rumah tangga dunia dengan pemimpin beriman plus dikelilingi anak-anak yang shalih dan shalihah.

Rumah tangga orang-orang terdahulu mengutamakan lahirnya anak-anak yang shalih dan shalihah, dengan keterbatasan harta mereka bekerja keras agar anak mereka menjadi anak yang berbakti dan berguna. Senatiasa menjaga keshalihan dan kesucian agar kelak anak mereka juga tumbuh dengan iman dan akidah yang suci. Banyak ulama istimewa yang lahir dari rumah tangga-rumah tangga yang sangat istimewa.

Diantaranya ( Sumber : Tarbawi)
Imam Ahmad, ia lahir dan diasuh dalam keluarga yang taat dan ilmu agama luas. Ayahnya meninggal ketika masih bayi, namun ibunya terus bekerja keras agar anaknya tetap bisa belajar agama. Ia mengajarkan Ahmad kecil apa saja yang ia ketahui dari sejarah hidup Rasulullah, hadits, kisah-kisah bangsa Arab dan kepahlawanan mereka. Sejak dini, ibunya mengajarkan tentang norma-norma agama Islam dan mengajarkan kecintaan pada Rasulullah saw. Saat imam Ahmad berusia 15 tahun, seorang ulama besar datang ke Bagdad. Dia tinggal berhadapan dengan rumah Imam Ahmad. Suatu ketika, air sungai tigris meluap hingga mencapai istana Harun Ar Rasyid. Pada saat itu, para penuntut ilmu berusaha menaiki sampan untuk bisa menyebrangi sungai, tetapi Imam Ahmad menolak untuk ikut bersama mereka. Ia berkata “ibuku tidak menyuruhku melakukan ini”. Sehingga ia bergegas kembali kepada ibunya agar ia merasakan ketenangan.
Bagaimana Imam Ahmad tidak patuh kepada ibunya, sementara ibunya telah menolak untuk menikah agar dapat mengasuh dirinya. Sebagai balasannya, Imam Ahmad pun berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam belajar; sampai akhirnya ia mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak diusianya yang masih belia, dengan bersandar kepada kemampuan pribadinya. Melihat Imam Ahmad yang begitu istimewa, Khuzaimah bin Khazim At Tamimi pernah berucap, “ Aku sudah mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk menyekolahkan anak-anakku, mendatangkan para pendidik ke rumah untuk mereka, tetapi anak-anaku tetap tidak beruntung mempunyai akhlak dan ilmu yang tinggi. Sedangkan Ahmad bin hambal ini seorang anak yatim, tapi lihatlah betapa tinggi ilmunya dan betapa mulia akhlaknya”.

Imam bukhari yang dikenal sebagai tokoh utama dalam ilmu hadits, juga merupakan produk dari keluarga yang baik. Ayahnya yang bernama Ismail, terkenal sebagai ulama yang sangat shalih dan sangat menjaga kesucian dirinya. Tidak heran jika Bukhari kemudian tumbuh dengan mewarisi sifat-sifat mulia dari ayahnya itu.

Orang-orang besar seperti mereka, juga seperti imam Abu Hanifah, Malik, Asy Syafi’i, Muslim dan yang lain adalah orang-orang yang lahir dan dibesarkan dalam rumahtangga yang dipenuhi dengan keharmonisan serta semangat untuk meraih kehidupan yang baik di akhirat. Rumah tangga yang dibangun karena ketaatan kepada Allah, bukan rumah tangga yang dibangun dengan pondasi syahwat terhadap pesona dunia.

Bagi para orang tua, pemilik dan pemimpin rumah tangga, perlu menyadari bahwa rumah tangga yang damai dan rumah tangga akhirat tidak dibentuk hanya dengan pendidikan belaka. Di dalamnya ada doa, ketaatan kepada Allah, dan ada usaha untuk menjaga kesucian diri. Kita pasti merindukan sebuah keluarga yang kelak bisa bersatu kembali di kehidupan yang kekal dalam syurga Allah swt, seperti keluarga orang-orang shalih.

Wallahu’alam. Renungan kisah Inspiratif



read more

Kamis, 08 April 2010

Perempuan Indonesia Harus Terdidik

Kamis, 08 April 2010 | 0 komentar
Dr. Hj. Masyithah Chasnan
(Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta)


Mahmoud Syaltut mengatakan, Islam itu memerangi tiga musuh, yaitu: kebodohan, kemiskinan, dan kesehatan (penyakit). Orang tidak mungkin sehat, apabila miskin dan bergizi buruk. Bagaimana perempuan tidak terpinggirkan, kalau pendidikannya rendah. Begitu pula dengan kesejahteraan, bagaimana kesejahteraan akan meningkat apabila pendidikannya kurang. Bagaimana bisa terdidik apabila miskin.
Meskipun secara fardhu’ain berempuan dituntut hanya berkiprah di ranah domestik namun, ranah publik pun ada beberapa bidang yang butuh sentuhan perempuan. Bagaimana menyeimbangkannya? Berikut ini wawancara Tabligh dengan Masyitoh Chasnan, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang juga salah seorang Ketua PP Aisiyah.

Pandangan Anda tentang feminisme?
Memandang feminsme itu tergantung cara kita melihatnya. Berdasarkan pengetahuan saya, feminisme itu mempunyai tiga mazhab. Ada feminime kultural, radikal, dan liberal. Tinggal kita menganut yang mana. Jadi, sebetulnya secara umum jika berpendapat paham feminisme itu salah, itu tidak benar apabila dilihat dari sisi mazhab yang mana. Ada mazhab feminisme yang justru masih sesuai dengan rambu-rambu Al-Qur’an.

Bisa dijelaskan pengertian dari tiap-tiap mazhab feminisme ?
Feminisme liberal, mereka menganggap antara laki-laki dan perempuan sama. Mereka selalu memperjuangkan segala sesuatu untuk mencapai kesamaan tersebut. Tesisnya, hak-hak perempuan harus diperjuangkan agar mencapai hal yang sama dengan laki-laki. Ada feminisme kultural, dalam kultur perempuan memang mitra laki-laki, tapi tetap sesuai dengan kodrat. Hak antara laki-laki dan perempuan sama, walaupun tetap ada perbedaan. Ketika dalam lembaga keluarga, harus ada pembagian tugas yang jelas. Nah, yang menjadi nahkodanya dalam keluarga adalah laki-laki, karena satu tingkat di atas perempuan. Hal ini terjadi dalam rangka pembagian tugas. Karena tidak mungkin dalam sebuah kapal ada dua nahkoda. Kemudian feminisme radikal, aliran ini lebih keras lagi. Tesis aliran ini, menginginkan dengan segala cara antara laki-laki dan perempuan harus sama dalam kondisi apapun.

Diantara tiga mazhab tadi, mazhab mana yang Anda pilih?
Mazhab kultural.

Kenapa harus laki-laki yang menjadi nahkoda?
Karena memang sudah jadi ketentuan, laki-laki yang bertanggung jawab memberi nafkah kepada perempuan. Meskipun sekarang banyak perempuan yang mempunyai pekerjaan atau penghasil, tapi tetap tanggung jawab memberi nafkah itu suami, juga mengayomi. Karena sekuat apapun perempuan masih tetap butuh diayomi. Allah Swt. menciptakan manusia dengan dua jenis laki-laki dan perempuan, sama. Satu sama lain saling membutuhkan, tidak bisa berdiri sendiri. Kemudian tentang nafkah, tidak harus sepenuhnya dilimpahkan kepada perempuan. Karena dalam keadaan tertentu, seperti saat sang suami tidak mempunyai daya lagi untuk mencari nafkah, dan perempuan masih kuasa untuk mencari nafkah, tanggung jawab nafkah bisa beralih kepada sang istri. Karena keluarga harus dipikul bersama.

Apakah secara otomatis, fungsi kepala keluarga bisa diambil alih?
Kondisi seperti yang tadi saya katakan adalah sifatnya situasional, bukan umum. Secara manusiawai, manusia akan lemah. Di saat sang suami sudah lemah, dan si istri secara fisik masih kuat, tidak ada salahnya di-handle. Contohnya Khadijah, istri pertama Rasulullah Saw. Semua kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan dakwah ditanggulangi olehnya, tapi bukan berarti Khadijah yang menjadi kepala keluarga. Tetap Rasulullah yang menjadi pemimpin. Harus dibedakan pemimpin dan pemberi nafkah. Kita harus tetap merujuk kepada dalil naqli, meskipun pemikiran itu akan selalu berkembang, tapi bukan berarti rambu-rambu yang sudah ditentukan agama harus diabaikan.

Pandangan Anda jika ada pernyataan perempuan Indonesia saat ini masih banyak yang terpinggirkan ?
Bagaimana perempuan tidak terpinggirkan, kalau pendidikannya rendah. Begitu pula dengan kesejahteraan, bagaimana kesejahteraan akan meningkat apabila pendidikannya kurang. Bagaimana bisa terdidik apabila miskin. Mahmoud Syaltut mengatakan, Islam itu memerangi tiga musuh, yaitu: kebodohan, kemiskinan, dan kesehatan (penyakit). Orang tidak mungkin sehat, apabila miskin dan bergizi buruk.

Pandangan Anda, tentang perempuan bekerja?
Sah-sah saja. Nyatanya Muhammadiyah nyuruh saya untuk menjadi nahkoda UMJ. Artinya, Muhammadiyah memandang positif perempuan berkiprah di ranah publik. Apabila Muhammadiyah sudah membolehkan, apalagi menugaskan berarti tidak bermasalah. Bagi saya, contoh sudah banyak bisa disebutkan. Misalnya tokoh Asy-Sifa yang menjadi manajemen pasar madinah.yang ditugaskan oleh Umar bin Khathab. Juga kiprah Aisyah.

Bukankah tanggung jawab perempuan itu di ranah domestik?
Itu fardhu ‘ain, dan peran itu tidak bisa digantikan.

Bagaimana menyeimbangkan ranah publik dan domestik?
Tergantung kita mengatur waktu. Mana yang prioritas dan mana yang bukan prioritas. Ketika bertemu dua hal yang sama-sama penting, maka yang fardhu ‘ain itu yang harus diprioritaskan. Pengalaman saya, kondisi tersebut memang kadangkala berat. Tapi bagaimana saya mengatur agar ranah domestik ini tetap terpelihara. Yang penting adanya saling pengertian.

Menurut, ibu dari empat orang putra ini, mengatur ranah domestik dan publik bukanlah pekerjaan yang sederhana. Perlu adanya saling pengertian dan kerjasama dari semua anggota keluarga. Karena untuk mencapai keseimbangan yang menuju kepada kualitas sebuah keluarga tidak bisa diserahkan kepada salah satu pihak saja.

Apabila ada perempuan yang aktifitasnya sampai malam atau pagi, pandangan Anda?
Itu juga tergantung. Bagi saya sah-sah saja. Saya yakin pekerjaan seperti itu tidak terus menerus, pasti ada perputaran waktu. Lagi-lagi masalah manajemen waktu.

Kalau paham feminisme ini masuk di kalangan mudi Muhammadiyah bagaimana ?
Saya berpandangan sah-sah saja. Artinya, kemajuan teknologi dan informasi yang begitu maju membuat sangat mudahnya mendapatkan informasi tentang apapun. Tapi tetap harus diimbangi dengan nilai-nilai Islam. Permasalahn itu muncul karena perbedaan penafsiran terhadap konteks. Kalau masih dalam tahap kritis, saya kira bagus. Mungkin karena tidak diimbangi faktor lain, seperti pengamalan keagamaan yang rendah. Kemudian dari pihak orang tua juga harus ada perhatian lebih, misalnya mengajak diskusi atau sharing bersama mereka. Bukan dijauhi atau ditinggalkan. Saya yakin mereka memiliki potensi yang bagus, dan apabila dibimbing dengan baik potensi tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Yang penting, harus balance. Tugas Muhammadiyah ke depan memang jauh lebih berat.

Penafsiran yang kebablasan terhadap perempuan menjadi biang keladi tercorengnya citra feminisme. Padahal jika dikaji lebih dalam, Islam sudah memposisikan perempuan pada tempat yang begitu mulia. Karena Allah Swt, menegaskan di dalam al-Qur’an tidak menilai seseorang karena berdasarkan jenis kelaminnya melainkan karena kadar ketakwaan kepada-Nya.

Menurut Anda, perempuan Muhammadiyah yang ideal seperti apa?
Tentu yang sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Kalau Muhammadiyah mungkin merujuk kepada Rasulullah Muhammad Saw. Aisiyah, sesuai dengan namanya harus meneladani kiprah Aisyah dalam perjuangan.

Kalau boleh tahu, apa saja yang sudah dilakukan Aisiyah?
Dengan segala kekuranganya, apa yang sudah dilakukan Aisiyah untuk umat dan bangsa, menurut saya sudah luar biasa. Tapi kalau kita bandingkan dengan organisasi perempuan lainnya, Aisiyah masih sesuai dengan koridor yang sudah ditentukan. Kita tetap mengikuti perkembangan zaman.

Pandangan umum tentang kondisi perempuan di Indonesia?
Dilihat dari peluang, peluang perempuan sudah berbeda. Sekarang kesempatan mereka untuk berkiprah di ranah publik sudah semakin terbuka. Karena banyak ranah-ranah publik yang banyak diisi oleh perempuan, seperti ranah pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Harapan Anda untuk Aisiyah ke depan?
Kader Aisiyah harus memperhatikan pendidikan. Saya bangga waktu pelantikan Aisiyah di Jakarta, banyak pengurusnya yang sudah menyandang gelar professor-doktor. Karena bagaimanapun kualitas pendidikan akan memancarkan kualitas kinerja. Kemudian, harus sholehah. Adanya keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Kemudian saya juga berharap, baik Aisiyah dan Muhammadiyah harus tetap konsisten dalam ‘amar makruf nahyi munkar.

Pesan Anda buat generasi muda agar mereka tidak terjebak dampak negarif dari aliran feminisme!
Feminisme itu sesungguhnya tidak sepenuhnya negatif. Selama masih berkesuaian dengan ajaran Islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, tidak apa-apa. Jangan sampai penafsiran terhadap problem relasi laki-laki perempuan kebablasan atau liar. Terakhir, mereka harus tetap menggali dan mengkaji al-Qur’an dan as-Sunnah secara lebih intensif lagi.
Sumber: Majalah Tabligh Edisi April 2010
                                                                                      (hasil wawancara Rasul Karim & Yudi Rachman)

read more

Rabu, 07 April 2010

Sastra Islam Jalan Dakwah Elegan Ghiyâts 'Abd Al-Bâqî Al-Syarîqî (Peneliti Media dan Kebudayaan Univ. Al-Malik 'Abd Al-'Azîz Jeddah)

Rabu, 07 April 2010 | 0 komentar
Berdakwah untuk menyembah kepada Allah adalah kewajiban setiap orang Muslim dan Muslimah, sebagaimana tersurat di dalam banyak ayat di dalam Al-quran serta terdapat di dalam banyak hadis Rasul. Cara serta jalan dakwah sendiri sangat banyak dan beragam. Dalam makalah yang singkat ini, kita akan membicarakan permasalahan dakwah kepada Allah melalui “sastra Islam”. Yang dimaksud dengan “sastra Islam” adalah ungkapan yang indah, namun berisi kebenaran. Ia adalah sastra yang bernilai tinggi di seluruh dunia. Ia adalah sya’ir yang benar dan original. Ia adalah kisah yang indah dan berkualitas. Ia adalah akhlak yang luhur yang terdapat di dalam qasîdah (sya'ir yang terdiri dari tujuh atau sepuluh bait), di dalam hikayat, nyanyian, artikel, kumpulan puisi, di dalam kaset yang berisi seni islam, dan lain sebagainya.

Sastra Islam adalah pemaparan yang indah mengenai berbagai disiplin ilmu yang bermacam-macam yang dibolehkan oleh syari'at Islam, tidak diharamkan, serta tidak berseberangan dengan akidah Islam yang benar. Sasrta Islam adalah pembicaraan mengenai manusia, alam semesta, kehidupan, serta masyarakat dengan bentuk yang sesuai dengan hukum-hukum syari'at. Perkataan yang baik adalah perkataan orang Muslim dan Mukmin yang tidak hanya mengeluarkan perkataan yang baik, namun juga beramal salih. Dengan sastra Islam, umat Islam dibangun. Dengannya pula, kita bisa memelihara akhlak kaum Muslimin, menerangi jalan para pemuda, pemudi, serta anak-anak. Kita bisa memberikan banyak hal kepada mereka, berupa cahaya wahyu, sinaran Al-Quran, petunjuk Nabi, perjalanan Rasulullah serta para Khalifah Al-Râsyidîn, juga seluruh para sahabatnya.

Sastra Islam bersandar dan mengambil kekuatannya dari sejarah Islam, kaidah-kaidah, serta hukum-hukum bahasa Arab. Juga bersandar pada turâst (warisan) Islam yang asli, sejarah kebudayaan Islam, serta dari buku-buku yang ditulis oleh para ulama terkemuka, jujur, dan berkomitmen tinggi pada Islam.

Sastra Islam menolak sastra yang rusak dan merusak Islam. Juga tidak menerima teori-teori sastra yang sudah tercemar yang berasal dari ide-ide para musuh Islam serta dari buku-buku sesat yang tidak mengandung akhlak.

Sastra Islam membangkitkan dan memajukan masyarakat, serta membela umat Islam berikut ajaran-ajaran suci Islam, juga akhlak kaum Muslimin. Dengan perkataan yang baik, majalah yang jujur, dengan qashîdah, nyanyian, papan, kaset, cerita, serta riwayat dapat membela pemikiran serta sejarah umat. Juga mempersembahkan seluruh tauladan yang paling luhur, contoh yang baik, manfaat, kebaikan, keindahan, ilmu yang bermanfaat, jalan yang mampu menerangi, amanah, serta toleransi bagi dunia.

Sastrawan Muslim adalah seorang Muslim sejati yang berpegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah Rasul. Ia memiliki prinsip yang kuat, memiliki cita-cita, sekaligus kemahiran (berbahasa). Ia dihiasi sifat-sifat yang terpuji, niat yang mulia, serta pemikiran-pemikiran yang benar. Ia meneladani akhlak luhur Rasulullah Saw. yang Allah sematkan kepadanya di dalam Al-Quran, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlah yang agung.”

Mula-mula, sastra Islam barada di tangan para sahabat yang mulia. Pangkalnya tiada lain adalah Al-Quran dan hadis-hadis Rasulullah Saw. yang mengandung perkataan dan pengaruh yang baik. Sementara itu, pada masa kenabian, sya’ir Arab yang original hanya untuk membela Rasulullah. Kemudian, khutbah-khutbah para Khalifah al-Râsyidîn, wasiat-wasiat, kata-kata bijak (hikmah), dan perumpamaan-perumpamaan juga adalah bentuk sastra pada permulaan berdirinya Daulah Islam dan masa Daulah Umawiyah. Hal itu berlangsung hingga setelah masa itu. Pada zaman modern, ada usaha-usaha Syaikh Muhibb Al-Dîn Al-Khatîb, Syaikh Muhammad Rasyîd Ridhâ, Al-Râfi'î, Abbas Al-Aqqâd, Anwar Al-Jundî, Ahmad Syauqî, serta Hâfidz Ibrâhîm. Kemudian, ada buku-buku dan pemikiarn-pemikiran beberapa ulama, yakni Sayyid Quthb, Dr. Najîb Al-Kailânî, Dr. Syukrî Faishal, Dr. 'Imâduddîn Khalîl, Dr. Muhammad Muhammad Husain, Dr. Mahmûd Syâkir, Dr. Mushthafâ Al-Sabâ'î, serta masih banyak lagi nama yang lain. Mereka, para ulama, sastrawan, dan pemikir itu adalah para ulama syari'at, ahli sastra Islam dan kebudayaan Arab yang asli.

Selanjutnya, kita akan membicarakan masalah Liga Sastra Islam Internasional (International League of Islamic Litelature) yang dirintis pada tahun 1984 Masehi setelah bertemunya para sastrawan dari seluruh penjuru dunia dalam seminar para ulama di India serta di Universitas Islam di Madinah. Pertemuan itu membuahkan hasil terpilihnya yang terhormat Syaikh Abû Ali Hasan Al-Nadwi sebagai ketuanya. Lalu, ketika Syaikh Al-Nadwi wafat pada tahun 2000 M, Dr. Abd Al-Qudûs Abû Shâlih terpilih menjadi ketua organisasi ini di Riyad.

Organisasi ini memiliki beberapa kantor dan cabang-cabang di India, Turki, Pakistan, Maroko, Mesir, Bangladesh, Yordania, Yaman, Kuwait, Sudan, dan di seluruh negeri. Dari sini, terbitlah majalah bulanan. Organisasi ini pun menelurkan rartusan buku sastra, baik berupa cerita, sya'ir, makalah, kritik (sastra), drama, serta buku-buku yang diperuntukkan bagi anak-anak dengan beragam bahasa. Organisasi ini pun sering mengadakan berbagai muktamar, seminar, pertemuan, dan stadium general di berbagai negara Islam. Di antara nama-nama para sastrawan yang berasal dari organisasi ini antaranya dari Saudi: Dr. Hasan Fahd Al-Huaimil, Dr. Muhammad Khadhr 'Arîf, dan Dr. Mahmûd Zainî. Dari Mesir: Dr. Jâbir Qamîhah, Dr. Hilmî Al-Qâ'ûd, Dr. Jamâl Sulthân. Dari Suria: Dr. Muhammad Walîd-Dr. Ghâzî Thalîmât-Dr. 'Abd Al-Bâsith Badar. Dari Irak: Dr. 'Imâduddîn Khalîl. Dari Yordania: Dr. Mahmûd Muflih dan Dr. 'Abdullâh Al-Thanthâwî. Penya'ir seperti Yahyâ Hâj Yahyâ dan banyak lagi nama-nama lainnya, baik yang berasal dari negara-negara Arab maupun negara-negara asing (selain Arab).

Hari ini, kami ingin mendirikan kantor bagi para sastrawan yang terkemuka di Indonesia agar menjadi pusat kesusastraan, ilmu, akhlak, dan berbagai kebaikan lainnya di negeri Indonesia dan agar menjadi salah satu cabang organisasi Ikatan Sastra Islam Internasional yang sukses, penting, dan aktif.

Sementara itu, segala puji bagi Allah, di Indonesia, terdapat ratusan nama yang terkemuka, terpercaya, dan baik dalam bidang sastra dan berbagai disiplin ilmunya. Keberadaan kantor ini, Insya Allah akan menjadi penghubung antara saudara-suadara lain dari seluruh penjuru dunia. Insya Allah, kita akan bisa melihat kantor ini di Jakarta sebentar lagi. Kita juga akan menyaksikan berbagai kegiatan dan pencapaian-pencapaian yang akan mendatangkan rasa kagum dan penghargaan.

Saya telah bertemu dengan beberapa sastrawan, budayawan, para pemikir, dan jurnalis di Jakarta, Surabaya, Solo, serta Bogor. Pertemuan tersebut sangat bagus dan bermanfaat. Akhirnya, dalam artikel yang singkat ini, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan bagi majalah yang terkenal ini. Juga terima kasih dan pengargaan kepada Ustadz Qadîr dan para staffnya di majalah ini. Akhirnya, kita haturkan pujian bagi Allah dan semoga shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasul-Nya yang amanah, Muhammad Saw.

Jeddah,

8 Rabiul Awwal 1431 H

Catatan:

Setelah artikel ini beliau tulis, tidak lama di Indonesia diresmikan cabang Liga Sastra Islam Internasional pada tanggal 21 Oktober 2010. Terpilih pada kesempatan sebagai ketua cabang pertama adalah novelis kondang, Habiburrahman El-Syirazi yang juga pegiat Forum Lingkar Pena. (red.)
                                                                                                              Majalah Tabligh Edisi April 2010

read more

SYAIKH GHIYATS DARI JEDDAH KUNJUNGI MAJALAH TABLIGH

0 komentar
Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah bukan hanya membangun jaringan dakwah di dalam negeri. Dakwah sendiri sifatnya universal. Oleh sebab itu, kepentingan dakwah akan dapat bersinergi dengan siapa saja yang sama-sama memiliki perhatian dalam mengembangkan risalah Allah Swt. di seantero jagat.

Pada Rabu 3 Maret 2010, kesamaan visi dakwah inilah yang membawa Syaikh Ghiyats Abdul Baqi dari Yayasan Ali Al-Thanthawi Jeddah Saudi Arabia sampai ke kantor MTDK PP Muhammadiyah Jakarta. Syaikh yang juga dosen di Universitas King Abdul Aziz Jeddah ini sebelumnya sudah bersilaturahmi ke beberapa lembaga dakwah lain seperti INSISTS Jakarta, Majalah Gontor, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, dan lainnya.

Di kantor MTDK Syaikh yang ditemani Asep Sobari dari INSISTS dan Adnin Armas dari Majalah Gontor ini diterima oleh wakil ketua MTDK Fakhrurrazi Renosutan, wakil sekretaris MTDK Risman Muchtar, Redpel Majalah Tabligh Tiar Anwar Bachtiar, reporter Majalah Tabligh Firmansyah dan Rasul Karim. Perbincangan berlangsung dalam bahasa Arab sejak awal sampai akhir. Syaikh sangat senang karena perbincangan lebih lancar dan langsung karena tidak harus menunggu penerjemah. Buya Risman yang alumnus jurusan Bahasa Arab IAIN Padang rupanya masih menyimpan kemampuan berbicara bahasa Arabnya cukup baik. Sesekali Asep Sobari yang alumni Univ. Islam Madinah dan lebih fasih berbahasa Arab membantu perbincangan kami.

Banyak hal yang kami perbincangkan. Kami saling bercerita tentang visi dan program-program MTDK dan Majalah Tabligh. Syaikh sangat terkesan dengan kegiatan dakwah yang dijalankan oleh MTDK, terutama pengiriman da’i-da’i ke daerah terpencil di seluruh Indonesia. Ia pun memberikan dukungan dan apresiasi terhadap visi Majalah Tabligh yang memberikan perhatian bersar terhadap masalah-masalah kristenisasi, pemurtadan, dan liberalisasi Islam. Menurutnya, masalah-masalah itulah yang sekarang tengah mengancam akidah umat.

Sebagai wujud dukungannya, Syaikh mewakili Muassasah Syaikh Ali Ath-Thantawi Jeddah, langsung menawarkan beberapa kerja sama dengan MTDK dan Majalah Tabligh. Kepada MTDK, Syaikh mengusulkan untuk menyelenggarakan Daurah Du’ât (Training Da’i) bagi para da’i MTDK. Training ini akan diisi oleh masyayikh dari Jeddah dan pemateri lokal dengan berbagai tema dakwah berkaitan selama beberapa hari. Muassasah Syaikh Ali Ath-Thanthawi akan menanggung biaya seluruh kegiatan. Insya Allah, kalau tidak ada aral melintang, kegiatan ini akan diselenggarakan bulan Sya’ban selepas Muktamar Seabad Muhammadiyah.

Syaikh juga berjanji akan mengusahakan peningkatan pengetahuan para da’i MTDK melalui pembagian kitab dan buku-buku yang akan sangat penting bagi dakwah yang tengah mereka jalankan. Kitab-kitab ini akan dibagikan setelah selesai daurah nanti. Daurah yang sama juga akan diselenggarakan di Solo bekerja sama dengan DDII pada bulan yang sama.

Dukungan terhadap Majalah Tabligh langsung disampaikan pada pertemuan itu. Syaikh membeli sekitar 500 eks. Majalah Tabligh edisi Maret untuk dibagikan kepada para da’i MTDK di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau pemasaran Majalah Tabligh. Saat itu, majalah edisi Maret belum selesai cetak. Kami hanya punya dami akhirnya. Namun, Syaikh tertarik untuk membawa majalah ini ke Jeddah untuk disampaikan ke Muassasah (Yayasan) hingga dami-nya pun mau saja dia bawa. Ia juga meng-copy beberapa cover majalah edisi sebelumnya.

Yayasan tempat Syaikh Ghiyats ini bekerja didirikan oleh salah seorang ilmuwan terkenal asal Syria Syekh Ali Al-Thanthawi. Al-Thanthawi sendiri pernah beberapa kali datang ke Indonesia berkunjung ke berbagai kota di negeri ini. Pengalamannya selama mengunjungi Indonesia ini ia tulis dalam salah satu bukunya Shuwar min Al-Syarq fî Andûnisiyâ yang terbit pertama kali tahun 1964 dan tersebar luas di Jazirah Arab. Inilah salah satu buku yang memperkenalkan kondisi negeri ini kepada masyarakat Arab. Atas jasa Syaikh Ali Ath-Thanthawi inilah Indonesia semakin dikenal di sana.

Karena hubungan yang sudah terjalin lama dengan Indonesia ini, Yayasan Syaikh Ali Ath-Thanthawi terus memelihara hubungan dengan negeri ini. Tentu saja konteks hubungannya adalah dalam rangka dukungan terhadap pengembangan dakwah, sebab yayasan ini memang sengaja didirikan untuk berkhidmat kepada dakwah Islam.

Syaikh Ghiyats pun mengakhiri kunjungannya dengan membagikan beberapa buah tangan kepada yang hadir berupa DVD program Maktabah Syamilah edisi 3.28 dan beberapa buku-buku Islam. Terakhir, ia menitipkan tulisannya tentang sastra Islam yang merupakan salah satu keahliannya untuk Majalah Tabligh. Tulisan itu kami terjemahkan dan dimuat bersama laporan ini untuk pembaca Majalah Tabligh.

Syaikh berencana melanjutkan perjalanan mengunjungi proyek-proyek dakwah Yayasan yang sudah dicanangkan sebelumnya di berbagai pelosok Indonesia seperti di Flores, Sorong, dan lainnya. Mudah-mudahan kerja sama yang dijalin akan terus berlangsung untuk saling men-support dakwah demi tersebarnya risalah kenabian di seluruh penjuru dunia. (tab/tabligh).

(Majalah Tabligh Edisi April 2010)

read more

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Smart, happy

Saca Firmansyah

Wilayah Pengunjung