Rabu, 23 Februari 2011

PURNAMA DAN PRIA SETENGAH BAYA

Rabu, 23 Februari 2011 | 0 komentar
Di bawah purnama yang sedang memperlihatkan keperkasaannya
Seorang pemuda setengah baya
Merangkai semua imajinasi yang terlintas dalam fikirannya
Tiga puluh tahun sudah hati pria ini berjelaga sendiri
Malam ini keelokan cahaya purnama memberikan sebuah harapan
Dan bayu malam pun menghembuskan sentuhan surga
Dengan membawa pesan dari seorang wanita untuk pria setengah baya
Sebuah pesan yang membuat cahaya hatinya menyaingi cahaya purnama
Pria setengah baya berkata kepada angin lalu yang menerpa kulitnya, sekarang, esok, lusa dan mungkin seterusnya, aku tidak akan menumpahkan jeritan hati kepadamu, karena wanita yang setia mendengarkan segala keluh kesahku sudah memperlihatkan wujudnya
Kepada purnama yang mengintipnya dari balik awan
Pria setengah baya bertitah,
Wahai bulan bukan hanya dirimu yang bisa bermetamorfosa dengan sempurna menjadi purnama karena aku juga akan bermetamorfosa menjadi pria yang sempurna
Kini asmara telah membias dan meracuni pria setengah baya
Raut bahagia menyelimutinya
Hingga tidur pun ia tersenyum


read more

Selasa, 22 Februari 2011

TRUE LOVE

Selasa, 22 Februari 2011 | 0 komentar
Puji syukur kepada Allah, selawat dan salam kepada Rasulullah
Hello friend of note, how are you today, are you ok? I hope so

Setelah bangun shubuh pada pagi hari Selasa 15 Februari 2011, saya kembali meluruskan tulang punggung, mengukur panjangnya kasur di ruangan kamar peristirahatan untuk kembali berkelana dialam mimpi guna memulihkan kondisi fisik dari kelelahan yang belum sempurna hilang setelah kegiatan lauching CT Laser Mammography yang cukup menguras energy. Jarum jam telah menunjukkan angka 9 tapi saya masih merasa nyaman diatas tempat peristirahatan karena hari ini adalah libur jadi saya ingin memanjakan tubuh dengan istirahat yang lebih dari hari-hari biasanya.

Dalam kenyamanan peristirahatan itu ada sebuah pesan dari seorang ust yang masuk ke hp saya tentang renungan Maulid Nabi 1432 H “Banyak yang menyatakan cinta kepadamu, namun sedikit yang mengerti tentang kamu, banyak yang menyatakan mengikutimu namun berseberangan jalan denganmu. Banyak yang berharap akan syafaat, namun sedikit yang berpegang teguh dengan tali agamamu”. Setelah membaca pesan ini, sepertinya ada sebuah kekuatan yang memaksaku untuk bangkit dan mengatakan, cukup waktu untuk memanjakan diri dan sudah tiba saatnya untuk melakukan perenungan dan introfeksi diri dalam peringatan Maulid Nabi yang jatuh pada hari ini.

Sehari sebelumnya, sebagian dari kita larut dalam euphoria perayaan valentine day yang penuh dengan kontroversi karena itu bukanlah budaya kita orang Islam, melalui note ini saya tidak mengajak anda untuk berdebat tentang salah atau benarnya perayaan valentine day itu tetapi saya ingin mengajak untuk merenungkan sikap kita.
Kita telah banyak menghabiskan waktu dalam mempersiapkan diri, untuk penyambutan dan perayaan sebuah cinta yang keseriusannya masih perlu dipertanyakan sebelum cinta itu menyatu dalam ikatan suci dan ketulusannya masih perlu dibuktikan dengan kesedian dan kesungguhan upaya melakukan pengorbanan guna menjadikan orang yang dicintai menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan bukan merusak dirinya, itu semua adalah gambaran dari sebuah cinta yang diperingati dan diapresiasi dalam perayaan Valentine day tetapi kita sering lupa atau mungkin tanpa kita sadari sebenarnya, dengan sengaja kita telah mengabaikan True Love dari kekasih Allah Muhammad Rasulullah saw, semestinya waktu kita itu lebih banyak kita gunakan untuk membalas true love daripada membalas cinta yang masih semu kepada lawan jenis yang terkadang karena kekurang hati-hatian kita sering berujung pada kekecewaan, penderitaan dan bahkan tak jarang juga berakhir petaka. Saya tidak mengatakan bahwa cinta kepada lawan jenis itu adalah cinta yang terlarang, cinta kepada lawan jenis adalah fitrah manusia, boleh dijalani dalam batas-batas yang telah ditetapkan tetapi yang ingin saya ingatkan adalah Jangan Sampai Kita Lupa Membalas Cinta yang akan Membahagiakan kita di dunia dan membawa kita ke Surga yaitu Cinta Sejati atau True love dari Muhammad Rasulullah.

Bukti dari true love Nabi Muhammad kepada kita tergambar dalam salah satu dari tujuh keajaiban yang terjadi pada saat kelahiran Rasulullah yang dijelaskan dalam kitab Al-Sab’iyyat fi Al-Mawa’idz Al-Barriyat karya Syaikh Abi Nasru Muhammad bin Abdurrahman Al-Hamdani, disaat Rasulullah saw, keluar dari rahim ibunya, beliau lansung sujud kepada Allah seraya berkata “Ummati... ummati... ummati..”. Pada detik-detik sebelum kematiannya, Rasulullah saw. Berkata kepada Jibril, “wahai Jibril, bukankah engkau telah mengerti bahwa kematianku telah dekat?” Jibril menjawab “Ya Rasulullah, aku mengerti .” kemudian Rasulullah berkata kepada Jibril, “Gembirakanlah aku dengan sesuatu yang akan aku miliki di dekat Allah.”
Jibril berkata, “sesungguhnya pintu-pintu langit telah dibukakan untuk mu kekasih Allah, dan Malaikat berbaris menyambut ruhmu.” Rasulullah menjawab “ semua itu adalah untuk Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepada-Nya. Wahai Jibril, gembirakanlah aku dengan sesuatu yang akan ku miliki di dekat Allah.” Jibril lalu berkata, sesungguhnya pintu-pintu surge telah dibuka, bidadari-bidadari terlah bersolek dan berhias diri, sungai-sungainya telah mengalir dan para malaikat telah menanti kedatangan ruhmu.” Rasulullah berkata, “itu semua untuk diriku dari Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepada-Nya.” Rasulullah berkata lagi kepada Jibril, wahai Jibril gembirakanlah aku dengan apa yang akan aku miliki di dekat Allah?

Jibril berkata, aku menggembirakanmu, bahwa engkau adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat dan pertama kali diberi syafaat di hari kiamat nanti. Rasulullah berkata itu semua untuk diriku dari Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepada-Nya. Rasulullah belum puas dengan semua kabar baik dari Jibril sehingga beliau belum bertanya lagi, wahai Jibril, gembirakanlah aku. Jibril lalu bertanya kepada Rasulullah, Apa yang engkau minta ya Rasulullah segala kebaikan dan keutamaan yang diberikan Allah untukmu telah aku sampaikan. Rasulullah menjawab, tentang perkara yang bisa membuat keprihatinan dan kesedihanku, yaitu apa yang akan diberikan kepada orang yang membaca Al-Qur’an setelah kematianku, orang yang mengunjungi Bait Al-Haram setelah kematianku, dan apa yang akan diberikan kepada umatku yang bersih hatinya setelah kematianku?. Jibril menjawab, “Allah telah berfirman, ‘Bahwa Aku mengharamkan surga atas para nabi yang lain dan umatnya, sehingga engkau dan umatmu masuk lebih dahulu.’” Jawaban Jibril yang terakhir inilah yang bisa menyejukkan hati Rasulullah saw, kemudian beliau berkata, “sekarang hatiku telah gembira. Kegembiraan Rasulullah ternyata tidak sempurna sebelum beliau mendengar kabaikan dan kebahagian yang akan diterima oleh ummatnya. Kemudian Rasulullah berkata, Wahai Malaikat Maut, mendekatlah kepadaku.” Kemudian Malaikat Maut mendekati Rasulullah dan mencabut ruhnya dengan sangat pelan sekali. Disaat ruh itu sampai ke pusarnya, Rasulullah berkata kepada Jibril, “wahai Jibril sangat panas sekali rasa kematian ini.” Disaat merasakan sakitnya sakratul maut itu kedua bibir Rasulullah bergerak kemudian Ali mendekatkan telinga ke arah Rasulullah dan Ali mendengarkan suara Rasulullah yang pelan itu berucap ‘Ummati...ummati...ummati..

Diawal kelahiran dan di detik-detik kematian Rasulullah yang beliau ingat adalah kita semua, ummatnya, dan kesempurnaan kebahagiaanya terletak pada kebaikan dan kebahagiaan yang akan kita dapatkan di alam keabadian, inilah bukti true love Rasulullah kepada kita ummatnya dan Allah pun berfirman dalam surat At-Taubah ayat 9 yang artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan dan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Pertanyaan renungan untuk kita semua
1.Pantaskah kita mengabaikan true love Rasulullah ini?
2.

Apa kalimat yang tepat bagi orang yang mengabaikan dan mengkhianati true love Rasulullah ini?
3.Sudahkan kita membalas true love dari Rasulullah ini?

Mari kita coba meluangkan waktu untuk merenungkan dan menjawab sendiri pertanyaan ini, mudah-mudahan setelah melakukan perenungan ini kita jadi lebih memahami dan lebih menghargai true love dari Rasulullah dan membalas cinta beliau dengan konsisten berjalan dijalur yang telah beliau gariskan dan semakin meningkatkan upaya serta kesungguhan untuk mengikuti sunnah dan mengamalkan pesan-pesan Rasulullah. Mudah-mudahan hari ini dan hari-hari esok akan menjadi hari-hari peningkatan tumbuh dan berkembangnya cinta kita kepada Muhammad Rasulullah saw.

Mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang benar-benar mencintai Rasulullah yang konsisten mengikuti jejak langkahnya sehingga pada akhirnya kita layak untuk menerima syafaat dari Rasululllah
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad

read more

Kamis, 17 Februari 2011

UNCONDITIONAL LOVE

Kamis, 17 Februari 2011 | 0 komentar
Minggu itu saya menghabiskan waktu dirumah membantu teman mempersiapkan pesanan, sekitar jam 11 siang semua pesanan selesai kami antarkan kemudian teman saya pun kembali ke warung nasi yang baru saya rintis, saya tinggal dikontrakan bersama tumpukan peralatan masak yang sudah kotor, setelah acara bersih-bersih selesai, kelelahan mulai menggerogoti tubuh saya dan istirahat siang adalah pilihan yang paling menarik untuk dilakukan. Setelah Ashar teman saya pulang ke kontrakan dan seperti hari-hari sebelumnya, tanpa mempedulikan hasil dagangan, rame atau sepi, gelak tawa dan canda yang juga tidak lepas dari ledekan akan menghiasi kontran kami, karena bagi saya kebahagian adalah persoalan hati bukan persoalan materi.

Suara adzan dari Mushalla dipinggir jalan raya menghentikan senda gurau kami untuk segera memenuhi panggilan suci dari Illahi, selesai sholat Maghrib berjamaan di Musholla kecil itu saya kembali ke kontrakan dan membaca ayat-ayat suci al-Qur’an, setelah selesai membaca beberapa lembar ayat-ayat suci al-Qur’an, suara adzan Isya belum juga terdengar, sambil menunggu panggilan suci untuk kembali ke Mushalla melaksanakan sholat isya berjamaah, saya ambil buku yang belum selesai saya baca, saat membaca buku inilah saya menemukan kalimat unconditional love pada saat itu saya lansung teringat dengan salah satu ayat yang saya baca ketika mengaji tadi, yaitu ayat 92 dari surat Ali Imran yang artinya Kamu tidak akan memperoleh kabajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai). kata Al-Birru dalam kamus Al-Munawwir juga memiliki makna: al fuaadu; Hati, alluthfu wasysyafaqah; belas kasih, jadi ayat ini juga memiliki makna bahwa kita tidak akan mendapatkan kebaikan berupa cinta dan kasih sayang, sebelum mampu memberikan apa yang kita senangi/cintai, ini juga merupakan bagian dari unconditional love, Subhanallah saya terkagum terhadap rentetan peristiwa ini, karena ada kesamaan dalam inti pembahasannya yaitu tentang “cinta” dari dua bacaan yang berbeda tampa ada niat dan usaha untuk mencari kesamaan topiknya, saat saya mencoba untuk merenungi fenomena yang menurut logika saya ini adalah hal yang tidak terencana tetapi nurani saya berbicara sebaliknya bahwa dalam kebetulan ini ada sesuatu yang akan diberikan oleh Allah yang hanya akan saya temukan ketika saya mau merenunginya dan ikhtiar untuk mengungkap rahasia itu terhenti oleh suara adzan yang mengema ketelinga.

Selesai sholat Isya berjamaah usaha untuk mengungkap pesan Illahi dari peristiwa malam ini saya lanjutkan dengan mencari hadist yang berbicara tentang masalah cinta, salah satu yang saya temukan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan dari Husain Al Mu'alim berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri".(Hadits Riwayat Bukhari)

Cinta adalah kata yang selalu menarik untuk dibicarakan dan tak pernah basi untuk di diskusikan karena cinta itu sangat luas sehingga sampai sekarang tidak pernah tuntas untuk dibahas, Cinta adalah perasaan yang universal, tak mengenal gender, usia, suku ataupun ras. Tak perduli cinta dengan sesama mansuia, dengan tumbuhan, binatang, roh halus,ataupun dengan Sang Pencipta, cinta adalah milik semua orang karena cinta adalah penggerak kehidupan dan anugrah terindah dari Tuhan yang di berikan kepada makhluk yang paling sempurna, yaitu manusia.

Dalam Wikipedia pengertian Cinta itu adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi (stilah afeksi dalam bahasa Inggris sering digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua orang (atau lebih) yang lebih dari sekedar rasa simpati atau persahabatan.) terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Nama lain dari cinta adalah memberi

Dalam kehidupan cinta tidak ditempatkan pada posisinya karena cinta selalu dikaitkan dengan hal lain, seperti karena materi, jabatan, dll. Cinta yang sering dipraktek dan dikembangkan adalah cinta bersyarat oleh karena itulah muncul istilah unconditional love, padahal sebenarnya cinta itu tidak pernah menuntut kesempurnaan tetapi memahami kekurangan karena cinta adalah fitrah, dan kekurang pada diri manusia juga merupakan fitrah karena manusia bukan makhluk yang sempurna, jadi satu fitrah yang ditetapkan oleh Allah tidak akan pernah berlawanan dengan fitrah yang lainnya. Kalau ada yang mengatakan cinta tetapi menuntut kesempurnaan itu bukanlah cinta tetapi keegoisan.

Allah telah mengajarkan unconditional love kepada kita melalui sifat Rahman-Nya, dimana Allah memberikan rahmat dan nikmat kepada manusia tanpa ada paksaan bagi yang menikmati nikmat itu untuk harus beriman kepada Allah, Rasulullah pun telah mengajarkan unconditional love, hal ini bisa kita lihat ketika pengingkaran dan penindasan orang arab kepada Nabi makin menjadi-jadi sampai melempari beliau dengan batu dan Malaikat Jibril pun tidak tahan melihat kejadiaan itu dan berkata kepada Nabi, Ya Rasulullah memohonlah kepada Allah untuk mengazab dan membinasakan mereka maka Allah pasti akan mengabulkan do’amu itu wahai kekasih Allah, tapi Nabi menolak karena beliau memahami bahwa kekerasan dan penindasan yang beliau alami adalah karena umatnya itu belum tahu kebaikan dan kebenaran dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah.

Dalam kehidupan kita, sebenarnya unconditional love sudah kita dapatkan tetapi sering kita abaikan dan tidak kita balas lagi dengan unconditional love juga, yaitu cinta tanpa syarat dari orang tua kita, mereka memberi tak harap kembali, mereka rela berusaha dan bekerja sekuat tenaga untuk kebaikan dan kemajuan kita tanpa menuntut apa pun dari kita, mereka menerima kekurangan diri kita dan selalu member maaf terhadap pengingkaran dan kesalahan yang kita lakukan kepada mereka sikap inilah yang disebut dengan unconditional love.

Setelah mengenal unconditional love maka mari kita balas unconditional love dari Allah dengan berusaha sekuat tenaga dan tidak mengenal lelah untuk mengamalkan segala perintah dan menghentikan semua larangan Allah, kemudian membalas unconditional love dari Rasulullah dengan memegang teguh warisan yang beliau tinggalkan yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, selanjutnya kita membalas unconditional love dari orang tua kita dengan berbakti kepada mereka, dan tumbuh kembangkanlah unconditional love kepada pasangan hidup kita terakhir mari kita tebarkan unconditional love kepada sesama.
Irham man fil ardhi yarhamkum ma fi samaa; cintailah yang di bumi maka yang dilangit pun akan mencintaimu…

NB:
Note ini tidak bermaksud menggurui dan mencela siapa pun karena tujuan utama note ini adalah untuk introfeksi dan kritikan terhadap diri saya sendiri, lau note ini bermanfaat dan memberikan pencerahan maka bersyukurlah kepada Allah karena Allah telah memberikan anugrah dan hidayah-Nya kepada Anda…

read more

SEBUAH PENANTIAN (Rasul Karim)

0 komentar
Kepada angin tak henti dia berbisik dan mengirim pesan
Tentang mimpi-mimpi yang tak henti menemani hatinya yang sunyi
Kepada bintang yang menari penuh girang
Dia bertanya kapan masa itu akan datang
Kepada bulan yang bersembunyi dibalik awan lelaki itu mengungkapkan kecemburuan
Karena bulan itu sudah sempurna menjadi purnama
Sementara dirinya belum juga bisa menyempurnakan separuh agama
Aku berkata kepadanya
Buanglah kecemburuan itu
Karena rasa cemburu hanya akan memenjarakan dirimu
Sampaikan kegelisahan itu kepada Tuhan, tenangkan hatimu dengan janji baik-Nya
Karena Tuhan tidak pernah ingkar janji
Biarkan hatimu istirahat hingga fajar datang membawa harapan baru
Mentari pun akan memberikan senyum hangat untu menyemangatimu dalam mewujudkan semua mimpi itu
Setelah keyakinan meneguh dalam hati, laki-laki itu berkata, perlu kesabaran untuk sebuah penantian, kemudian saya berujar perlu keyakinan untuk sebuah mimpi, mudah2an apa yang dinanti akan segera datang untuk menghampiri dan kebahagian datang mengganti hari-hari yang telah melalahkan hati
Sekarang laki-laki itu melangkah dengan pasti, bersama pergantian hari dia berlari mengejar mimpi sambil menebar senyum pada setiap orang yang ia temui

Rasul Karim
Jakarta 17-02-2011
Terima kasih kepada sahabatku yang telah meluangkan waktu untuk menyapa dan berbagi cerita dengan ku, mudah-mudahan Allah menyegerakan datangnya apa yang sedang kita nantikan…

read more

PEREMPUAN: DIANTARA KEMULIAAN DAN KEHINAAN

0 komentar
Setelah membuat tulisan tentang Kenapa sering terjadi perbedaan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, tak ada lagi tulisan yang saya buat, padahal hasrat hati selalu ingin membuat tulisan guna untuk melatih kemampuan merangkai kata dengan baik, karena sejak tulisan saya berjudul “Hadist-hadist Dha’if tentang Ramadhan” dimuat di Majalah Tabligh edisi Ramadhan 1431 H, banyak harapan dan permintaan dari agen dan pelanggan Majalah Tabligh serta teman-teman dekat agar saya terus menulis, bahkan ada seorang teman yang meledek saya, sarjana Tafsir Hadist kok malah berfikir untuk menjadi wirausaha bukan penulis katanya sambil tertawa, demi untuk memenuhi harapan itu saya mulai melatih kemampuan untuk menulis tetapi terkadang saya terkendala dengan waktu yang tidak tepat untuk membuat tulisan karena berbagai macam aktifitas dan juga terkadang karena tidak ada ide dan isyu yang menarik untuk saya tuangkan dalam rangkaian kata.

Akhir-akhir ini hasrat untuk membuat tulisan itu semakin membuncah, kemudian saya mencoba untuk mencari isu yang menarik untuk saya angkat sehingga muncul keinginan untuk membuat tulisan tentang renungan pergantian tahun karena dalam waktu dekat ini kita akan menghadapi dua pergantian tahun yaitu pergantian tahun hijriyah dan masehi, ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah ini pun telah saya cari tetapi disaat-saat saya akan menulis ada sesuatu yang menarik, yang pertama ketika saya membuka internet saya mendapati informasi dan data tentang pergaulan bebas dikalangan remaja dimana disitu disebutkan data hasil penelitian bahwa lebih dari 50% siswi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Jogja sudah tidak perawan lagi, kemudian ketika saya membuka jejaring sosial facebook ada tulisan dari seorang akhwat tentang keprihatinan dan rintihan hatinya melihat fenomena kehidupan perempuan saat ini, kemudian ketika chatting dengan teman saya yang berada di Mesir, beliau mengungkapkan kesedihan hatinya ketika dia milihat foto facebook salah seorang adik kelas kami sewaktu di Aliyah yang tidak lagi mengenakan jilbab dan meminta saya untuk menasehati junior kami itu, ketika saya rapat dengan seluruh crew Majalah Tabligh tentang tema dan isyu yang akan diangkat untuk edisi Muharam berbagai macam ide yang muncul, ada yang ingin membahas tentang kepemimpinan dan persoalan bangsa yang sedang carut-marut yang dalam bahasa Prof.DR. Syafi’i Marief bangsa ini adalah negeri yang tidak bertuan, ada yang mengusulkan mengangkat tema dajjal dan fenomena kehidupan masyarakat sekarang, tetapi setelah diskusi panjang kata sepakat malah terdapat pada isyu tentang moralitas kaum hawa akhir-akhir ini, terakhir ketika saya chatting dengan seorang akhwat kembali saya terlibat diskusi tentang persoalan perempuan.

Ketika pulang dari kantor terlintas sebuah pertanyaan dalam fikiran saya, kenapa akhir-akhir ini saya dihadapkan dengan isyu-isyu dan persoalan perempuan, ketika saya mencoba untuk merenung dan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang muncul dari diri saya sendiri itu, saya sampai kepada sebuah kesimpulan, mungkin Allah ingin saya mengungkapkan harapan dan kegelisahan serta kebahagian dan keprihatinan saya terhadap kaum hawa yang selama ini terpendam. Inilah yang pada akhirnya membuat jari-jari tangan saya menari-nari diatas keybord notebook.

Saya sangat percaya dengan ungkapan bahwa laki-laki bisa hebat karena ada perempuan yang baik disampingnya apakah perempuan itu berwujud seorang Ibu, istri atau saudarinya. Manusia paling berpengaruh dimuka bumi ini yaitu Rasulullah Muhammad saw, sukses dalam perjuangannya karena disampingnya ada seorang wanita yang baik yaitu istrinya Khadijah, pengaruh Khadijah dalam kehidupan Rasulullah bisa kita lihat dari kesedihan yang dialami dan dirasakan oleh Rasulullah ketika beliau wafat. Orang yang terkenal paling pintar di negeri kita ini yaitu BJ Habibie mengakui bahwa kesuksesan yang ia raih adalah pengaruh istrinya, sehingga ketika istrinya wafat raut kesedihan terlihat sekali diwajahnya dan puisi perpisahan yang ia buat untuk istrinya menunjukkan bahwa dia benar-benar telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupannya, beberapa orang tokoh negeri ini, yang mana saya mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan mereka seperti Prof. Dr. Amien Rais, Prof. Dr. Syafi’i Marief, dan Prof. Dr. Din Syamsudin. Saya dapati bahwa kesuksesan yang mereka dapatkan karena ada perempuan baik disampingnya.

Tiga orang yang saya jadikan sebagai pahlawan dalam kehidupan saya, karena beliau sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian yang membuat saya menjadi lebih berani untuk terus berjuang mengarungi kehidupan ini, dua diantaranya berasal dari kaum hawa yaitu Ibu dan Nenek saya dan satu dari kaum Adam yaitu Ayah, puncak prestasi dalam dunia pendidikan saya yaitu juara umum dan memenangi berbagai lomba yang saya ikuti, saya dapati ketika Alm Ibu dan Nenek saya masih hidup dan ketika beliau kembali kepada Illahi saya tidak pernah lagi mendapatkan prestasi seperti itu. Dari catatan orang sukses dan pengalaman pribadi saya itu maka saya menjadi sangat yakin bahwa kesuksesan akan kita raih kalau disamping kita ada perempuan yang baik.

Ketika gaya kehidupan modern meminta korban dan merusak kehidupan kaum hawa, jelasa ini akan menjadi bencana besar bagi kita karena dari rahim mana lagi lahirnya anak yang baik, orang-orang sukses, pemimpin-pemimpin besar kalau bukan dari rahim wanita-wanita yang baik dan siapa lagi yang akan membuat laki-laki memiliki semangat juang yang tinggi dan power yang besar untuk menaklukkan berbagai rintangan dan meraih kemenangan kalau disampingnya tidak ada lagi perempuan yang baik.

Perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam kehidupan ini, makanya kehormatan sebuah kaum, bangsa dan negara akan bergantung kepada perempuan dinegeri itu, apabila perempuannya baik maka negeri itu akan menjadi baik tetapi kalau perempuannya tidak baik maka negeri itupun tidak bisa menjadi baik, kestrategisan peran perempuan telah diakui oleh agama kita hal ini bisa kita lihat ketika sahabat bertanya kepada Rasulullah siapakah orang yang paling berhak aku hormati selain engkau ya Rasulullah, Ibumu lalu siapa lagi ya Rasulullah Ibumu, sampai yangg ketiga masih ibu baru kemudian bapak yang keempat.

Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan harapan saya kepada orang yang paling berhak mendapatkan kehormatan dan perlakuan baik Pertama, Kedua, dan ketiga setelah Rasulullah yaitu ibu yang menjadi hak kaum hawa, raih dan pertahankan kehormatan itu dengan menjaga kesucian dan kebaikan mulai sejak anda menginjak remaja sampai anda meninggalkan bumi ini, karena kalau sampai perempuan itu terjerumus kedalam pergaulan dan kehidupan yang tidak baik maka engkau akan terbelenggu dalam jurang itu dan akan sulit untuk keluar.

Ketika sedang membuat tulisan ini, teman saya dari konsultasi pelajar bercerita, ketika beliau mengadakan penelitian tentang tanggapan pelajar tentang hubungan seks pra nikah di daerah Menado responnya 40% pelajar saat itu setuju kalau memberikan keperawanan kepada pasangannya adalah bukti kecintaannya kepada pasangannya, dalam pengembangan penelitiannya ditemukan bahwa 87% penyebab orang menjadi pekerja seks komersial adalah karena dulunya mereka terjebak dalam hubungan seks pra nikah dan sekitar 10% karena faktor keturunan dimana orang tuanya adalah pelaku dan pekerja seksual. Maka menjadi tepat sekali larangan dalam Islam agar kita tidak mendekati zina karena sekali saja orang melakukannya maka ia akan sulit untuk keluar dari lingkaran setan itu terutama bagi perempuan. Maka pesan dan harapan saya kepada teman-teman perempuan dan adik-adik siswi dan mahasiswi jagalah dirimu jangan sampai terjebak kedalam hubungan dan pergaulan seks sebelum menikah karena sungguh pergaulan dan hubungan itu akan menghancurkan masa depanmu dan akan membuatmu terperangkap dalam lingkaran setan, kepada uda, uni, bapak dan ibu mari kita jaga dan pelihara adik dan anak perempuan kita agar tidak terjerumus kedalam lembah kehinaan itu. Untuk sementara tulisan ini saya cukupkan dulu sampai disini, Insyaallah tulisan tentang ini akan berlanjut dilain waktu dan saya akan kemukakan juga realita yg saya temukan dari buruknya dampak pergaulan bebas terutama bagi kaum perempuan.

read more

Menuju Pembusukan

0 komentar
Sabtu siang sesuai dengan rencana sebelumnya aku ada janji ketemuan dengan seseorang maka saat siang menjelang aku hubungi dia untuk konfirmasi, namun sayangnya kondisi fisik dia sedang tidak bagus dan karena tak ingin memperburuk kondisi fisiknya maka pertemuan pun di undur sampai waktu yang tidak ditetapkan, jadi agenda weekend yang tinggal untuk dilaksanakan adalah agenda rutin anak bujangan yaitu cuci pakaian dan bersih-bersih kontrakan sekitar jam satuan semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan, kemudian ku pacu si kuda besi menuju kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah.

Sesampai di kantor segera ku buka notebook dan kemudian membuka facebook ada beberapa pesan dan komentar terdapat dalam note DZIKIR ADALAH KUNCI KEBAHAGIAN yang kemarin aku buat, salah satunya dari uda Arlen Jello yang bertanya, betulkah usaha/kerja bagian daripada zikir? Setelah membaca pertanyaan tersebut saya teringat dengan beberapa point yang keluar dari Rapat yang berujung diskusi pada Jumat malam tgl 21 Januari 2011.

Berawal dari chatting melalui facebook dengan Ridho teman seperjuangan, beliau mencurahkan kegelisahan dan kesulitan dakwah yang dia hadapi ketika berhadapan dengan misionaris, setelah terlibat diskusi singkat saya mengajak beliau untuk membicarakan masalah ini melalui rapat bersama Buya Risman, saya, dia, dan Firman pada Jumat malam tanggal 21 Januari 2011, dan hari yang disepakati untuk rapat itu telah tiba, setelah sholat maghrib berjamaan rapat pun kami mulai, seperti biasanya dalam setiap pembicaraan baik itu formal dalam rapat atau ketika sedang bercanda bersama Buya Risman selalu ada kata-kata atau kalimat yang menggelitik yang pada ujungnya akan dikaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an keluar dari mulut beliau, salah satunya adalah “ Semuanya Menuju Pembusukan”, yang beliau maksud adalah menghabiskan waktu mencari uang hanya untuk dimakan, berarti menuju pembusukan karena makanan itu akan busuk melalui kotoran yang kita buang.

Pernyataan Buya Risman itu saya gali dan perluas lagi melalui note yang saya beri judul “Menuju Pembusukan”, dalam Al-Qur’an Allah menyatakan bahwa; Tidak Ku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah dan menghambakan diri padaKU” dalam ayat lain disebutkan “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat; Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” dari dua ayat ini sudah jelas tujuan hidup kita yaitu Mengabdi kepada Allah dengan menjadi khalifah dimuka bumi ini, khalifah secara bahasa berarti pengganti/wakil, khalifah dimuka bumi berarti pengganti/wakil Allah sebagai pengganti/wakil maka tindak perilaku kita harus sesuai dengan aturan yang diberikan oleh yang kita wakili/gantikan dalam hal ini adalah aturan Allah, oleh karena itu maka idealnya dalam kehidupan ini waktu dan amal perbuatan kita tidak lepas dari unsur pengabdian kepada Allah dan peran ke khalifahan yang diberikan oleh Allah, tetapi kenyataan dalam hidup ini kita sering tertipu oleh keindahan dunia yang sesaat, godaan dan tipu muslihat setan yang menyesatkan, sehingga waktu dan energi kita habis untuk hal-hal yang menuju pembusukan.

Dalam petuah orang Minang disebutkan tiga hal yang perlu kita siapkan
1.Untuak nan ka busuak (untuk hal-hal yang akan busuk) maksudnya makanan yang kita makan
2.Untuak nan kalapuak (untuk hal-hal yang akan lusuh atau habis/hancur dimakan waktu) maksudnya pakaian, rumah, kendaraan dll
3.Untuak isuak (bekal untuk hari akhir) pahala dan amal kebaikan

Tetapi sayangnya kita terlalu banyak menghabiskan waktu kita di dunia ini untuk hal-hal nan ka busuak dan hal-hal nan kalapuak dan melupakan bekal untuk isuak (akhirat) padahal Allah telah mengatakan wal akhiratu khairu wa abqaa (kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal) kahidupan akhirat lebih baik daripada kehidupan di dunia ini karena kebahagian di akhirat adalah kebahagian yang hakiki dan abadi sementara kebahagian di dunia ini hanyalah kebahagiaan sesaat dan terbatas, betapa meruginya kita kalau waktu dan hidup kita habis untuk mencari kebahagian yang sesaat dan terbatas di dunia ini kemudian di akhirat kita mendapatkan penderitaan tak berujung.

Pertanyaan yang muncul dari fikiran kita, apakah salah kalau waktu kita banyak habis untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk makan, pakaian, kendaraan, dan rumah untuk tempat tinggal guna membahagiakan keluarga? Maka saya akan menjawab bisa salah dan bisa juga tidak, akan salah kalau waktu kita habis untuk menumpuk-numpuk harta dan menjadi matrealis dengan menjadikan materi ukuran kemuliaan, kehormatan dan kemudian menjadi budak harta, jabatan dan kekuasaan yang dalam bahasa Prof. Din Syamsudin disebut dengan Syirik-syirik Sosial. Islam telah membimbing kita supaya tidak terjebak dalam kesalahan itu dengan cara memasang niat yang baik dan ikhlas dalam bekerja, kemudian bekerja dengan cara yang baik juga, seperti yang digambarkan melalui ayat al-Qur’an, Li Zakati Faa’ilun (orang-orang yang guna untuk bisa berzakat mereka berusaha) jadi kita bekerja dan berusaha dengan niat dan tujuan agar kita bisa berzakat.

Kesimpulan dari note ini, Pertama, jangan sampai hidup kita habis hanya untuk hal-hal yang menuju pada pembusukan. Kedua, mari kita hidup dengan cara yang cerdas yaitu dengan mengikuti aturan dan tuntunan yang diajarkan oleh Islam dengan menjadikan kerja dan usaha sebagai ibadah yaitu dengan jalan dengan mencari rizki yang halal yang disertai dengan niat untuk bisa berzakat dan bersedakah. Ketiga, jauhkan diri kita dari syirik-syirik sosial (mengagung-agungkan kekuasaan, jabatan, dan diperbudak oleh harta kekayaan). Keempat mari kita jadikan kehidupan dunia ini sebagai bekal untuk mendapatkan kebahagian yang hakiki di akhirat karena Allah telah meletakkan kebaikan disetiap waktu, disetiap sisi yang ada dunia ini, yang bisa mengantarkan kita menuju kebahagian yang hakiki itu.


NB
• Note ini tidak bermaksud untuk menggurui dan mencela siapa pun, tujuan utamanya adalah untuk intropeksi dan mengkritik diri saya sendiri, kalau tulisan ini bermanfaat bagi yang ditemui atau menemukan tulisan ini itu adalah hidayah dan anugrah dari Allah.
• Note ini bisa cepat selesai karena ada hikmah dari pembatalan janji ketemuan dengan seseorang karena dia kurang sehat, Subhanallah dalam kondisi apa pun ada kebaikan yang diberikan oleh Allah, doa saya semoga Allah mengangkat penyakitnya dan kembali seperti sedia kala.
• Terima kasih kepada Buya Risman dan Uda Arlen karena pernyataan dan komentarnya telah menginspirasi terwujudnya tulisan ini.

read more

KISAH CINTA (Rasul Karim)

0 komentar
Cinta tak pernah usai cerita tentangnya
Membawa luka derita dan juga senyum bahagia
Terkadang Memberikan energi
Tak jarang membuat derita setengah mati
Dalam ruang masa lalu aku bertemu seorang wanita dan mengira dia akan menjadi milikku
Kemudian dia menghilang dan berlalu bersama pergantian waktu
Beberapa tahun yang lalu aku menjalin hubungan dekat dengan seorang perempuan
Dengan harapan dan hasrat yang sama agar diriku menyatu dalam satu ikatan
Tapi ia pergi tanpa ada kata perpisahan
Kemarin aku kembali bertemu dengan perempuan yang mendekati impian
Dalam kondisi lelah menjalani teka-teki kehidupan
Kepada Tuhan aku mengadu dan bermohon
Untuk segera memberikan putusan terhadap takdir cinta yang akan ku dapatkan
Karena aku mulai lelah berusaha menerka cinta
Yang tak kunjung memuaskan asa
Yang tinggal hanya kepasrahan menanti jawaban
Terhadap kepastian
Kalau dia memang takdirku mudahkanlah untuk menyatu
Kalau bukan untukku hapuskanlah harapan itu tanpa rasa haru


Menteng 14-02-2011
Sajak ini saya tulis setelah membaca beberapa status FB dimalam hari valentine dan hasil perenungan terhadap jalan Kehidupan

read more

ISLAM; AJARAN MORAL ATAU HANYA SEKEDAR IBADAH RITUAL

1 komentar
Sudah menjadi kebiasaan bagi saya, kalau tidak ada urusan penting maka saya akan menunda jam pulang dari kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah sampai lewat dari jam Sembilan guna menghindari kemacetan yang akhir-akhir ini makin meresahkan warga Jakarta karena waktu banyak terbuang percuma dijalan, pada suatu malam sekitar jam sepuluh malam saya sudah sampai di kontrakan tapi mata masih enggan untuk dipejamkan dan untuk menghindari fikiran berkelana tanpa arah yang juga sering merangkai angan yang hanya menimbulkan kegelisahan, maka saya mengambil salah satu buku karya Muhammad Al-Ghazali setelah membaca beberapa lembar buku itu maka fikiran saya seolah-olah ditarik untuk mengingat pertanyaan sok kritis yang pernah keluar dari fikiran saya waktu masih kuliah di UIN Syarif Hidayatullah dulu yaitu; Apakah Islam itu Ajaran Moral atau Hanya Sekedar Ibadah Ritual Tanpa Pesan.

Saya menyebut pertanyaan ini sebagai pertanyaan sok kritis karena pada waktu itu saya baru belajar dan mengenal filsafat dan seperti kebanyakan orang yang baru belajar filsafat, dimana mereka sering terobsesi untuk mengikuti pola fikir para filosof yang memang kritis, sehingga mereka mencoba untuk ikut kritis tetapi sering terperangkap kedalam pemikiran kritis yang kebablasan yang berujung pada sebuah kesalahan yang fatal, karena mereka terkadang mengkritik Tuhan, mempertanyakan keadilan Tuhan dan bahkan ada juga yang tidak mau lagi melaksanakan ibadah Sholat. Maka pertanyaan saya tentang apa sih Islam itu sebenarnya? saya anggap sebagai pertanyaan yang sok kritis juga, sampai saya mau berusaha untuk terus mencari dan menemukan alasan dan jawaban yang membenarkan pertanyaan saya itu.

Pertanyaan Islam itu ajaran moral atau hanya ibadah ritual walau pun tidak selalu teringat oleh saya tetapi tidak pula pernah hilang dari alam fikiran saya karena pada saat-saat tertentu baik itu dalam diskusi, ketika saya memberikan pengajian atau ketika melihat realita kehidupan beragama ditengah masyarakat kita, pertanyaan ini kembali muncul dalam fikiran saya.

Dalam kehidupan ini disengaja atau tidak sering kita telah membuat dan membangun persepsi bahwa Islam itu adalah Sholat 5 waktu sehari semalam, Puasa Ramadhan, Zakat, Haji bagi yang mampu jadi kalau ada orang yang tidak mau sholat kita anggap dia bukan orang Islam, kalau tidak puasa dibulan ramadhan kita bilang juga dia bukan orang islam, ketika orang kaya tidak mengeluarkan zakat, dan tidak melaksanakaan haji pada hal dia mampu, kita sebut juga ia bukan orang muslim atau paling tidak kita katakan bahwa mereka semua itu bukan lah orang islam yang baik atau muslim sejati, keislaman seseorang hanya kita ukur dari sholat, puasa, zakat, dan haji saja, jarang sekali atau bahkan mungkin tidak pernah kita menjadikan akhlak atau moral sebagai ukuran untuk menentukan standar keislaman kita.

Rasulullah Saw, telah menetapkan tujuan pertama dari bi’tsahnya melalui haditsnya: Innamaa bu’itstu liutamimma makaarimal akhlaki (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak atau budi pekerti). Risalah ini telah menggariskan jalan dakwah dalam sejarah kehidupan yang menghendaki tegaknya keutamaan umat manusia dan menerangi cakrawala kesempurnaan.

Rasulullah mengatakan tujuan pengutusan beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak bukan menyempurnakan ibadah tetapi kemudian beliau menuntun kita untuk sholat, puasa, zakat, dah haji yang mana semua ini juga telah disyari’atkan bahkan semua itu dipandang sebagai tiang keimanan maka Pertanyaan kritisnya apa pesan yang terkandung dalam ritual yang diperintahkan itu? Inilah yang sering terlupakan oleh kita dan bahkan mungkin selama ini kita tidak pernah mengungkap semua ini, maka menurut saya menjadi sangat tepat sekali pernyataan Muhammad Abduh ketika beliau berkunjung ke barat atau eropa beliau mengatakan Raaitu Islam wala Raaitu Muslim (Saya melihat Islam tapi saya tidak melihat orang Islam) dan ketika ia berada di timur di negeri yang mayoritas berpenduduk islam beliau berkata Raaitu Muslim wala Raaitu Islam (saya melihat orang islam tetapi saya tidak melihat Islam)

Realita keberagamaan dalam masyarakat telah memisahkan dua dimensi agama yaitu dimensi spitualitas yang berupa ritual peribadatan guna untuk membina hubungan baik dengan Tuhan dan dimensi social yang berupa ajaran moral untuk membina hubungan baik dengan sesama manusia dan alam, yang sebenarnya sama seperti dua sisi uang yang tidak dapat dipisahkan tetapi telah dipisah dan dianggap seolah-olah tidak memiliki hubungan sehingga kita akan melihat orang yang memiliki kesholehan spiritual tetapi tidak memiliki kesholehan social dan juga sebalik ada yang memiliki kesholehan social tetapi tidak memiliki kesholehan spiritual, pemisahaan dua dimensi agama ini jelas tidak akan bisa membuat kita menjalankan islam yang kaffah, karena salah satu pemahaman islam yang kaffah adalah islam yang menghimpun kesholehan spiritual dan kesholehan social.

Melalui tulisan ini mari kita melakukan evaluasi dan refleksi ulang terhadap pemahaman dan pengamalan keagamaan kita agar kita tidak lagi memisahkan dua dimensi keagamaan karena Islam adalah agama yang memerintahkan ibadah ritual yang tidak lepas dari pesan-pesan moral sehingga islam benar-benar menjadi rahmatan lil ‘alamin.

read more

HARUSKAH BERPUTUS ASA

0 komentar
Senin siang saya menerima keputusan bahwa harapan saya tidak bisa diwujudkan, keinginan tidak bisa dipenuhi, asa dan mimpi yang coba saya bangun harus terhenti disini, keputusan itu disampaikan dengan segala alasannya dilengkapi dengan harapan agar saya bisa memahami dan menerima keputusan ini, dan disempurnakan dengan do’a semoga saya bisa mendapatkan yang lebih baik. Keputusan ini bagaikan petir disiang bolong yang membuat saya jadi terdiam dan suasana hati pun berubah seratus delapan puluh derajat, kemudian saya menghela nafas panjang untuk menenangkan diri dan hati.

Setelah bisa menguasai dan mengendalikan emosi, saya menjawab keputusannya, sesuai dengan janji saya kepadanya, akan menerima keputusan yang ia berikan dengan lapang dada karena saya sadar bahwa tidak semua keinginan saya akan dapat terwujudkan dan saya meminta doanya supaya saya bisa cepat menata hati ini. Hari itu menjadi salah satu hari yang berat untuk saya jalani karena rasa kecewa dan perih telah menyelimuti hati, kemudian saya mencoba menumpahkan perasaan itu dalam status Facebook saya “Kemarin aku kembali memujudkan asa yang dulu pernah ada dan mengadu kepada Tuhan mengapa takdir begitu lara, belum juga menyatukan saya dengan dirinya”.
Setelah mentari menenggelamkan dirinya dan bumi diselimuti kegelapan, kegelisahan pun semakin mantap mengambil posisi di hati saya, sejuta tanya menggerogoti, mungkin karena belum siap menerima keadaan ini, ketika berusaha untuk meyakinkan diri tentang kenyataan yang harus dijalani, dosa yang pernah saya lakukan dimasa lalu pun datang menghampiri dan karena tidak tahan lagi maka saya tumpahkan semua perasaan yang menggelisahkan itu dalam note “Benarkah ada Karma”.

Setelah semua kegelisahan dan kekecewaan saya tumpahkan ada sedikit ketegaran yang muncul dalam hati yang kemudian menyemangati saya untuk mengatakan “Walau pun berat, Aku akan tetap berusaha melangkahkan kaki meninggalkan satu takdir menuju takdir yang lain”, kalimat ini saya tulis dalam status di facebook guna untuk menguatkan keyakinan saya membangun optimisme diatas puing-puing kekecewaan dan kegelisan yang diakibatkan oleh runtuhnya rangkaian harapan yang telah saya bangun.

Sakit dan perihnya luka karena kecewa dan hancurnya hati karena keinginan tidak bisa dipenuhi telah aku nikmati, hikmah dibalik kejadian ini pun telah saya dapati maka sudah saatnya untuk membiar semua ini mengalir seperti air yang mengalir menuju samudra dan berlalu bersama pergantian waktu agar saya tidak termasuk orang yang dicela oleh al-Qur’an melalui surat Huud ayat 9 yang artinya; Dan Jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali pastilah dia berputus asa dan tidak berterima kasih. Perkenalan dan rasa cinta yang tumbuh kepada perempuan yang saya harapkan jadi pendamping hidup adalah rahmat Allah, keinginan untuk membina dan mengikat hubungan cinta kasih dalam ikatan nan suci mungkin menjadi rahmat yang sedang dicabut oleh Allah dari saya, meskipun kenyataan berbicara seperti itu saya tetap tidak boleh berputus asa menjalani drama kehidupan ini karena Allah telah melarang kita untuk berputus asa terhadap rahmat-Nya sebagaimana disebutkan dalam surat Azzumar ayat 53, Janganlah Kamu berputus asa dari Rahmat Allah

Kecewa karena mimpi tidak bisa diwujudkan adalah sesuatu yang tidak bisa saya pungkiri, terus larut dalam kesedihan adalah sesuatu yang tak ingin saya jalani, ketika terjebak dalam sebuah masalah kita masih mempunyai pilihan, ingin tetap berada dalam keterpurukan atau berusaha untuk keluar dari persoalan itu, pilihan saya adalah bangkit dan berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari masalah itu. Iwan Fals melalui nyanyiannya menyampaikan bahwa “keinginan adalah sumber penderitaan”, penderitaan yang saya alami ini adalah konsekuensi dari keinginan untuk memiliki dirinya menjadi pendamping hidupku dan saya tidak boleh menyalahkan siapa pun atas kekecewaan yang saya alami karena keputusan yang saya ambil ini.

Sekarang pertanyaan haruskan berputus asa? mesti dijawab dengan kata TIDAK...karena besok mentari masih bersinar memberikan harapan baru, dan seperti kata Ranchodas dalam film 3 Idiot ketika menghadapi persoalan maka yakini dan ucapkan lah “all is well” karena rahmat dan nikmat Allah selalu ada dan tidak bisa kita dustai dan juga karena saya tidak ingin menjadi orang yang sesat sebagaimana disebutkan dalam surat Al Hijr ayat 56, Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”. Membiarkan diri berputus asa terhadap rahmat Allah akan memasukkan kita kedalam golongan orang kafir sebagaimana disebutkan dalam surat Yusuf ayat 87, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."

NB;
• Melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah bersimpati, memberikan dukungan dan do’a terhadap apa yang kemarin saya alami, mudah-mudahan Allah mengganti kebaikan yang telah teman-teman berikan.
• Kepada perempuan yang tidak bisa memenuhi harapan saya, jika note ini menemuimu atau engkau temukan, saya harapkan note ini bisa menambah keyakinanmu bahwa saya sudah memenuhi janji saya, untuk menghargai dan menerima keputusanmu dengan lapang dada dan dengan setulus hati aku berdoa kepada Allah, semoga kamu mendapatkan kebahagian yang kamu cari..Amien Ya Rabbal ‘Alamin..

read more

DZIKIR ADALAH KUNCI KEBAHAGIAAN

0 komentar
Semalam pukul 00.51 nada sms yang berbunyi dari hpku telah membangunkan saya dari tidur pulas, setelah membalas sms tersebut mata seakan ngambek dan enggan untuk dipejamkan lagi, kemudian fikiran pun melayang-layang entah kemana, sesaat kemudian baru aku teringat bahwa dalam minggu ini belum sekali pun saya melaksanakan Qiyamul lail, padahal dulu Almarhum Bapakku pernah menganjurkanku untuk melaksanakan Qiyamul lail minimal sekali dalam seminggu tanpa membuang waktu lagi segera ku bangun dan menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu’ dan kemudian membiarkan diri terhanyut dalam alunan dzikir, penyerahan diri dan pengaduan segala macam kegalauan hati kepada Illahi.

Setelah puas mencurahkan segala perasaan dan pengharapan kepada Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang, ku buka lembaran Al-Qur’an yang entah sudah berapa hari tidak kusentuh, setelah membaca beberapa lembar ayat-ayat suci ada ketenangan dan kebahagian yang ku rasakan dalam kesunyian malam itu, dalam kedamaian hati itu teringat aku akan Firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya, memang benar hanya zikir yang akan selalu memberikan ketenangan dan kebahagian dalam hidup kita, melalui tulisan ini kita akan coba melihat kunci kebahagian dalam kalimat Tasbih, Tahmid dan Tahlil yang menjadi dzikir kita setelah sholat. Kerelaan memaafkan adalah salah satu kunci kebahagiaan, melalui kalimat Tasbih, Subhanallah yang berarti Allah Maha Suci maka selain dari Allah yaitu manusia yang notabenya makhluk tidaklah terlepas dari kesalaahan dan kealfaan. Kesempurnaan manusia itu terletak pada ketidaksempurnaannya, dengan memahami konsep ini maka hati kita akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Hasil penelitian dokter Gerarld Jamponsky disimpulkan bahwa sebagian besar permasalahan yang kita hadapi dalam hidup ini bersumber dari ketidak mampuan kita dalam memberikan maaf kepada orang lain, hal ini pulalah yang memotivasinya mendirika pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang menggunakan metode tunggal yaitu; Rela Memaafkan.

Kalimat Tahmid Alhamdulillah adalah bukti kerelaan dan keikhlasan menerima apa yang kita dapatkan. Orang bahagia adalah orang yang senantiasa memuji Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah dalam situasi apa pun, ada sebuah kisah menarik yang sangat Inspiratif tentang orang-orang yang selalu bersyukur, pada suatu hari seorang petani miskin ini kehilangan kuda yang menjadi kekayaan satu-satunya, sehingga orang-orang dikampung itu menjadi prihatin melihat kondisi sang petani itu, namun diluar dugaan masyarakat tersebut dari mulut petani tersebut yang keluar adalah kalimat Alhamdulillah setalah beliau kehilangan kuda satu-satunya. Seminggu kemudian ternyata kudanya yang hilang kemarin kembali dengan membawa segerombolan kuda liar sehingga petani tadi mendadak menjadi orang kaya dan orang-orang dikampungnya itu berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, ia hanya berkata Alhamdulillah.

Tidak berapa lama setelah kejadian yang menghebohkan kampong itu petani tadi kembali mendapat musibah, anaknya yang berusaha untuk menjinakkan seekor kuda liar tadi terjatuh yang mengakibatkan patah kaki, orang yang melihat kenyataan itu menaruh rasa prihati kepada petani tersebut tetapi lagi-lagi kalimat yang keluar dari petani tersebut adalah Alhamdulillah, beberapa hari kemudian tentara masuk ke kampong tersebut untuk mencari para pemuda guna ikut wajib militer, semua pemuda dikampung tersebut dibawa oleh tentara kecuali anak petani tadi karena sedang menderita patah kaki, melihat kejadian ini si petani hanya berucap singkat Alhamdulillah. Cerita ini sangat inspiratif dan mengandung pesan bahwa, apa yang kelihatannya baik belum tentu baik dan apa yang kelihatannya buruk belum tentu juga buruk dan orang-orang yang bersyukur tidak terpenngaruh oleh hal tersebut karena mereka selalu ikhlas menerima apa saja yang dia hadapi dan yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya

Kalimat dzikir yang ketiga yaitu Takbir, Allahu Akbar, mengandung pesan apa pun selain daripada Allah adalah kecil jadi persoalan apa pun yang kita hadapi di dunia ini sebenarnya adalah kecil tetapi ketika menghadapinya kita sering mendramatisinya seolah-olah itu adalah masalah besar yang akan meruntuhkan lagit dan menghancurkan kehidupan kita padahal dalam Al-Qur’an telah dinyatakan bahwa Allah tidak menguji hamba-Nya diluar kemampuan hamba-Nya itu dan dalam kenyataan hidup pun masalah-masalah yang memusingkan kepala dan kita anggap sebagai persoalan besar tetapi seiring dengan berjalannya waktu kita telah lupa dengan persoalan yang dulu kita hadapi itu, hal ini membuktikan bahwa sebenarnya persoalan itu memang kecil tetapi kita terkadang sering membesar-besarkannya.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram, oleh karena itu untuk mendapkan kebahagiaan mari kita basahi lisan kita dengan dzikir dan kemudian berusaha untuk menangkap pesan-pesan yang terdapat dalam kalimat dzikir tersebut untuk di amalkan dalam kehidupan supaya kita bisa menjalani hari-hari kita dengan penuh kebahagian dan keberkahan dari Allah…


NB;
Note ini ada karena ada pesan yang masuk ke hp saya pada hari Jumat 21 Januari 2011 jam 00.51, melalui note ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada si pengirim pesan ke hp saya itu (sengaja tidak saya sebutkan namanya melalui note ini) karena smsnya telah membangunkan saya dan menginspirasi saya melakukan berbagai aktifitas yang bermanfaat pada malam itu, semoga Allah memberikan kebaikan dan keberkahan kepada si pengirim sms itu. Dan Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah yang senantiasa memberi hidayah untuk menerangi kehidupanku…

read more

DENDAM KEHIDUPAN

0 komentar
Lantunan ayat suci al-Qur’an yang menggema keseluruh pelosok jorong Batu Basa dari tape record Mesjid Baburrahim telah memanggil jiwaku yang dari malam tadi pergi untuk segera kembali menyatu dengan ragaku ini, kemudian secara reflek tanganku lansung melemparkan kain yang menyelimuti tubuhku, alunan bait-bait lagu Haji dari grup nasyid Raihan yang menjadi alaram hp menuntunku untuk segera mengucapkan syukur kepada Allah yang telah menghidupkan jiwa ini kembali setelah matiku dan kemudian memaksaku untuk segera bangkit dari istirahat melepas lelah dari aktifitas kemarin, dengan langkah teruntai aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah berpakaian rapi lalu ku buka jendela dan pintu ramah kemudian dengan langkah yang pasti aku melangkah kaki menuju Mesjid untuk melaksanakan pengabdian kepada Illahi, dalam perjalanan ini aku mendapatkan kembali nikmat yang telah lama hilang yaitu menghirup udara yang segar disertai oleh belaian dan hembusan angin dari arah puncak gunung merapi serta sentuhan lembut dari embun pagi.

Setelah sholat Shubuh berjamaah salah seorang pengurus mesjid Baburrahim memintaku untuk memberikan kuliah subuh, inilah adalah permintaan yang tidak pernah bisa aku tolak karena sejak Almarhum orang tuaku masih hidup, beliau selalu mengingatkanku untuk tidak pelit berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada masyarakat dikampungku dan juga karena sudah tiga hari sejak memberikan Khutbah Idul Adha aku tidak sempat lagi naik podium mesjid ini guna untuk berbagi pengalaman dan bacaan dari ilmu yang telah aku dapatkan selama delapan tahun merantau dan belajar di Jakarta, padahal tujuan pulang kampung yang aku lakukan kali ini selain untuk memenuhi permintaan saudara-saudaraku untuk merayakan Idhul Adha bersama juga untuk memberikan pengabdian kepada kampung tempat aku lahir dan dibesarkan.

Dalam pengajian itu aku menyampaikan kepada jama’ah sholat Shubuh bahwa aku memiliki sebuah dendam yang tidak akan pernah aku lupakan, dengan sekuat tenaga akan aku balaskan dendam ini dengan sempurna, mereka kaget mendengarkan pernanyaan ini, belum lagi hilang perasaan terkejutnya aku menambah pernyataanku, bahwa hari aku ingin mengajak seluruh jamaah mesjid ini untuk mengobarkan api dendam itu, pernyataan ini membuat mereka makin bingung karena selama ini mereka mengenalku sebagai pribadi yang cukup ramah dan bahkan nyaris tak pernah memperlihatkan wajah yang suka marah yang menjadi salah satu identitas orang pendendam, dan juga dendam itu adalah perbuatan yang tercela yang dilarang oleh agama tetapi saat ini mereka mendengarkan lansung dari mulutku didalam rumah Allah tempat untuk beribadah, perbuatan yang seharusnya dihindarkan sekarang malah diajarkan kepada orang, setelah diam beberapa detik untuk membiarkan jamah ini terjebak dalam kebingungan mendengarkan pernyataan yang kontorversi ini, baru saya jelaskan bahwa dendam yang selalu saya jaga dan akan saya upayakan semaksimal mungkin untuk membalasnya adalah dendam kehidupan, ketika saya dilahirkan kemuka bumi ini saya menjerit dan menangis tetapi orang yang menantikan kedatangan saya ke bumi ini yaitu orang tua dan karib kerabat saya malah tertawa dan bahagia, kebahagian mereka diatas tangis saya ini mesti saya balas dengan memutarbalikan keadaan ini, waktu untuk membalaskan dendam ini adalah nanti, ketika meninggalkan dunia ini saya ingin pergi dengan senyum bahagia menuju alam keabadian dengan bekal amal kebaikan dan meninggalkan sanak saudara dan bahkan orang yang pernah berhubungan dengan saya berlinang air mata.

Ini adalah dendam yang mesti kita balaskan, dendam ini dibalaskan bukan dengan amarah dan kebencian tetapi dengan cinta dan kasih sayang, maka hari-hari yang kita jalani saat ini sampai batas akhir keberadaan kita didunia ini adalah hari-hari untuk menebarkan kebaikan kepada sesama manusia dan menyempurnakan pengabdian kepada sang Pencipta agar kita mendapatkan anugrah dan hidayah-Nya, inilah modal untuk menyempurnakan dendam kehidupan yang sesuai dengan ayat al-Qur’an surat Maryam ayat 76. “ dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapatkan petunjuk dan Albaqiyatu Sholeh (kebaikan yang kekal menurut Hamka jejak yang baik) lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya” artinya didunia ini kita mesti berusaha untuk mendapatkan petunjuk dan hidayah Allah, degan tanpa henti menebarkan kebaikan kepada sesama supaya kita bisa meninggalkan jejak yang baik untuk menuntaskan dendam kehidupan karena jejak kebaikan akan membuat sedih orang yang ditinggalkan dan juga akan selalu membuat orang jadi terkenang.

Sajak dendam kehidupan

Dia berkata keceriyaanku tidak membuat mereka bahagia
Dulu saat bersama kita selalu berbagi rasa
Kemudian aku pergi meninggalkannya
Aku tersenyum mesti kematian datang menjemputku
Karena setelah ini engkau tak akan lagi melihat senyumku
Karena aku telah berada disisi Tuhanku
Dengan bekal kebaikan
Sesuai dengan apa yang telah dititahkan
Menjemput kebahagian yang selalu aku idamkan

Mudah-mudahan tulisan ini bisa membuat dendam kehidupan makin membara dihati kita, sehingga usaha yang kita lakukan adalah upaya untuk menyempurnakan dendam ini, alangkah ruginya jika dendam ini tidak bisa kita tuntaskan, saat orang tidak merasa kehilangan dengan ketiadaan kita dan tidak merasa sedih dengan kepergian kita yang tidak akan pernah kembali lagi dan celaka sekali kalau sampai kepergian kita menjadi kebahagian buat orang yang ditinggalkan karena merasa terbebas dari kejahatan yang kita lakukan.

Selamat berjuang untuk menentaskan dendam kehidupan...

read more

BENARKAH ADA KARMA

0 komentar
Berawal dari telpon yang masuk ke hp saya dari no yang belum aku kenal, pada waktu sahur di bulan Ramadhan 1430 H, tak butuh waktu yang lama setelah kejadian itu, kedekatan kami akhirnya membentuk sebuah cerita antara diriku dan dirinya karena beberapa tahun sebelumnya kita memang sudah saling kenal, hari-hari yang kami lalui adalah hari-hari yang merangkai asa untuk membuat kisah yang baru dalam hidupku dan hidupnya, semuanya berjalan lancar seperti yang saya dan dia harapkan tapi kemudian takdir berkata lain keadaan memaksaku untuk mengubur semua mimpi itu dan meminta dia untuk merelakan kepergian saya, pergi yang tak akan kembali lagi kepadanya, keputusan ini belum bisa dia terima beberapa kali dia mengirimkan puisi yang merupakan jeritan hatinya, diantara puisi-puisinya itu:

Surat buat Tuhan
Tuhan…. tanpa perlu ku bercerita
Tentu Engkau sudah tahu kisah ku…
Dan tahu hati ku…
Bolehkah aku berkata letih sekarang Tuhan….
Sungguh aku tidak menyesalimu dan tidak pula mencela takdir-Mu…
Tapi disini aku menemukan batas-batasku….
Dalam firman-firman-Mu yang dulu tak kumengerti…
Biar kini aku berhenti….
Dan tak lagi mencari….
Karena kini tiba saatnya ku tuk diam dan menanti….
Takdir-Mu yang mengantarkannya atau yang lebih baik padaku…
Mengikis duka ini dari aku Tuhan…
Terima aku dipinta-Mu
Sungguh aku haus akan cinta…
Hanya kau muaranya…


Puisinya hanya aku balas dengan menjelaskan alasan kepergiaanku dan meyakinkannya bahwa dia akan mendapatkan orang yang lebih baik dari diriku tetapi namun jawaban saya tidak memuaskannya dan puisi pun dia kirimkan untukku

Katamu perpisahan ini adalah sebuah keharusan…
Tak akan begitu sakit
Tapi apa itu yang membuat dadaku sesak
Nyeri dihulu hati
Dan melemaskan sendi
Menurut mu aku tak butuh kau
Dan kau tak butuh aku…
Tapi kenapa aku berhenti tertawa …
Berhenti bercerita pada bunga disamping jendela…
Tak lagi merasa utuh sebagai wanita
Tak punya alasan untuk berbahagia..
Seperti dulu saat kau ada
Pesan mu…teruslah berjalan dan lupakan aku…
Apakah kau telah begitu dungu….
Jika aku terus berjalan maka jejak-jejak kaki kita akan semakin jauh dari mataku..
Dan jika kebahagianku yang tersisa adalah ingatan saat kau masih bersamaku..
Haruskah aku mengikisnya??

Puisi yang dia kirimkan tak lagi ku balas karena waktu itu aku berfikir bahwa diam adalah salah satu cara untuk membuat dia tenang dan bisa mengikhlasan kepergianku, tapi dugaan ku salah karena dia masih mengirimkan puisi untukku

Sore ini telah kutulis belasan pesan untukmu…
Sebagian benar-benar aku kirim dan sebagiannya lagi tidak
Karena aku masih ragu…
Toh kau juga tak mau membalasnya
Tapi..terkirim atau tidak…
Kau baca atau tidak..
Kita sama-sama tahu semuanya hanya tentang betapa aku…
bodoh terbawa dengan perasaan sendiri
Apakah menyukai seseorang adalah sebuah kehinaan??
Apakah menyukaimu begitu membuatmu malu…
Dan apa kau perlu membenciku karena aku menyukaimu
Dan mengapa pula kau mesti melarangku merasakan itu
Tubuhku berada dalam sekat
Gerakku terbatas tapi asa ku melalang buana
Dan tak ada yang mampu menghentikannya..
Bahkan tidak kau mungkin juga tidak aku
Meski segala acuhmu merajam hati ku….

Pesan ini hanya ku jawab dengan permintaan maaf karena aku telah mengajak dia untuk merangkai mimpi tapi kemudian aku juga yang telah mengancurkan kerangka-kerangka yang sudah mulai tersusun dengan rapi walau pun aku menghancurkannya karena keterpaksaan kemudian dia kembali mengirimkan pesan kepadaku

Aku tidak bisa menyalahkanmu….
Atas kedatanganmu yang tiba-tiba dalam hidupku..
Kita tidak punya pilihan bukan??
Kalaupun ada….
Aku akan tetap memilih menjalani takdir ini….
Lagi….dan lagi….
Walau dengan perih yang sangat
Karena kau bukan milikku…
Tapi perih itu belum seberapa dibanding kebahagian yang kau berikan
Walau sesaat ku tak akan rapuh dan terjatuh
Walau sakit luka yang telah kau goreskan
Namun ku tak akan perrnah menyesali luka itu
Karena sesungguhnya kebodohankulah yang membuat luka ku sendiri

Setelah mendengarkan penjelasanku bahwa aku juga merasakan perihnya perpisahan ini, dia mulai menerima keputusanku setelah itu kemudian dia memintaku untuk mengabadikan puisi-puisi yang dia kirimkan padaku.

Sekarang saat takdir berbicara bahwa aku juga tidak bisa memiliki apa yang aku inginkan mendapatkan perempuan yang aku dambakan, puisi-puisi dari akhwat ini menggiringku pada sebuah pertanyaan, benarkah ada karma? Dan apa yang saya alami ini adalah karma dari dosa yang saya lakukan kepadanya? Saya tidak tau apakah penderitaan saya saat ini sama seperti penderitaan dia dulu atau mungkin lebih dan mungkin juga kurang dari penderitaan dia tapi yang pasti saya bisa mengambil hikmah dari semua drama ini. Sekarang setulus hati saya berdo’a kepada Allah semoga orang yang ditemui atau menemukan tulisan ini tidak akan mengalami apa yang saya alami ini dan bisa menyatukan cinta dan kasih sayang yang anda bangun menyatu dalam ikatan suci nan abadi..Amien Ya Rabbal ‘Alamin..

read more

AUR SERUMPUN

0 komentar
Kalimat atau kata Aur Serumpun bagi uda, uni dan teman-teman sekampung atau yang satu sekolah dengan saya di tingkat Tsanawiyah maupun Aliyah atau mungkin juga bagi orang-orang yang berasal dari Batu Sangkar akan mengingatkan anda kepada sebuah bukit yang terletak didaerah Padang Lua, tempat dimana kita bisa menghirup udara yang segar, melihat keindahan danau Singkarak dan keelokan lukisan alam lainnya dari Sang Mahakarya, yang menjadi tempat rekreasi murah guna melepaskan lelah dari kesuntukan dan kejenuhan fikiran menjalani lika-liku kehidupan, saya sebut tempat rekreasi murah karena waktu saya sekolah Tsanawiyah dengan modal uang 300 – 500 perak dikantong dan berbekal nasi dengan lauk telur dan jengkol yang dibungkus dengan daun pisang, sudah cukup untuk berekreasi ke Aur Serumpun itu, karena menempuh tempat itu tidak perlu pake ongkos cukup dengan berjalan kaki hal ini tidak akan menjatuhkan harga diri dan juga tidak akan di cap atau dianggap sebagai orang yang tidak memiliki kecukupan materi karena memang kebanyakan orang dari kampung saya menempuh tempat rekreasi ini dengan berjalan kaki, tidak akan ada pungutan karcis, dan tidak banyak juga pilihan belanja atau makanan yang akan membuat kantong terkikis habis, karena makanan yang dijual disekitar Aur Serumpun itu, air, es, bakwan, tahu, kerupuk dan snack lainnya.

Namun dalam note ini kita tidak akan membahas cerita dan kenangan yang pernah terukir di keindahan Aur Serumpun itu tapi kita akan coba melihat sisi lain dari Aur Serumpun yaitu filosofi dan pesan yang kandung dalam fenomena Aur Serumpun, seperti petuah orang Minang “alam takambang jadi guru” maka pada aur serumpun pun idealnya harus ada pelajaran yang bisa kita petik.

Sabtu sore saya ada janji dengan Ustadz Ade Novli seorang tokoh muda yang potensial yang telah mengkader saya menjadi aktifis dakwah ketika beliau menjabat sebagai ketua Majelis Tabligh dan Dakwh Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, untuk pergi bersilaturrahim ke kantor uda Ismail Anas yang menjadi pengganti Ust Ade sebagai ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus setelah Ust Ade Novli mendapat amanah memimpin salah satu Sekolah Tinggi Muhammadiyah di Singapure, silaturrahim ini adalah untuk memperkuat kembali ukhwah yang sempat memudar karena terpisah oleh jarak dalam rentang waktu yang cukup lama.

Pukul tiga sore adalah waktu yang saya dan Ust Ade sepakati untuk ketemuan yang bertempat di daerah Lebak Bulus, kemudian kami berangkat bareng menuju kantor uda Ismail dengan mengendarai si kuda besi menerobos kemacetan lalu lintas, pukul empat kurang kami telah sampai dikantor da Ismail tapi sayangnya beliau belum juga sampai dikantornya karena beliau terjebak macet ketika mau balik kekantor setelah rapat dengan mitra kerjanya, setelah sholat Ashar berjamaah da Ismail belum juga datang, kemudian saya yang diiringi oleh ust Ade menuju ruangan Pak Anwar pendiri dan pimpinan Aur Serumpun yayasan pendidikan D1, dalam perbincangan kami inilah saya mendapatkan filosofi dari istilah Aur Serumpun itu, sekolah D1 yang dirikan oleh Dosen Pasca Sarjana Ibnu Khaldum ini tujuan utamanya adalah membantu orang Minang yang karena kekurangan dana tidak mampu melanjutkan pendidikannya, karena bagi orang Minang yang tidak mampu membayar uang kuliah akan beliau gratiskan biaya kuliah ditempat beliau ini.

Aur apabila tumbuh ditepi tebing maka tanah ditepi tebing itu akan menjadi kuat dan tidak akan mudah terkikis oleh longsor, maka kita juga harus bisa hidup seperti Aur itu kata Pak Anwar, dimana pun kita hidup sekuat tenaga dan sebisa mungkin kita perlu dan harus menolong saudara kita, saya kata beliau, karena berprofesi sebagai Dosen maka saya akan membantu saudara-saudara dan orang terdekat kita dengan pendidikan agar mereka memiliki modal yang cukup untuk bertarung mendapatkan pekerjaan yang layak karena kehidupan ini makin lama makin keras kalau kita tidak siap menghadapinya maka kehidupan ini akan menggilas kita.

Perbincangan kami ini mengingatkan saya akan kebenaran dari pernyataan dan pesan Rasulullah: Man Arada dunya fa ‘alaihi bi ‘ilmi wa man arada akhirah fa ‘alaihi bi ‘ilmi. yang artinya: siapa yang ingin mendapatkan kesenangan di dunia maka syaratnya harus memiliki ilmunya, siapa yang ingin mendapatkan kesenangan di akhirat mesti dengan ilmu juga. Kalua tidak memiliki ilmu atau keahlian maka hidup kita akan susah dan kita tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghasilan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup ini.

Sekarang pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah sudahkan kita menjadi aur?, memberikan manfaat untuk membantu saudara-saudara kita, kalau belum maka sudah saatnya kita memulai untuk menyebarkan virus-virus kepedulian dan menebarkan benih-benih kebaikan untuk memperbesar rumpun aur kehidupan karena setiap kebaikan yang kita berikan dengan penuh keikhlasan pasti akan kembali lagi kepada kita, dan juga sudah saat kita melakukan anti sipasi dini terhadap peringatan Allah dalam surat An-Nisaa’ ayat 9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Dengan memulai gerakan menebar benih-benih kebaikan, mempertautkan tali persaudaraan, dan melakukan pengkaderan maka lahirnya generasi-generasi kuat yang siap menaklukkan tantangan kehidupan Insyaallah akan bisa terwujudkan.

Salam sukses untuk niat dan upaya bagi penyebaran virus-virus kebaikan…

read more

Kenapa Sering Terjadi Perbedaan Awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri Dan Idul Adha

1 komentar
Dalam sepuluh tahun terakhir ini sering kita temui perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, fenomena ini menimbulkan kebingungan, kegelisahan, kekhawatiran dan perdebatan yang hangat bagi sebagian masyarakat kita karena perbedaan ini melibatkan salah satu organisasi tertua dan terbesar dinegeri ini yaitu Muhammadiyah dengan NU dan Pemerintah.
Pada tahun ini perbedaan itu kembali terjadi dalam penetapan 10 Zulhijjah atau Hari Raya Idul Adha, Muhammadiyah jauh-jauh hari telah menetapkan bahwa 10 Zulhijjah 1431H jatuh pada tanggal 16 November 2010 sementara pemerintah setelah MUI melakukan sidang Isbath, pada hari Selasa tanggal 7 November 2010 mengumumkan melalui media bahwa pemerintah menetapkan 10 Zulhijjah 1431H jatuh pada tanggal 17 November 2010.
Setelah pemerintah menetapkan 10 Zulhijjah 1431H jatuh pada tanggal 17 November 2010 melalui media massa pada tanggal 7 November 2010 pukul 10.39 WIB sebuah sms masuk ke hp saya yang berbunyi: “Bismillahirrahmanirrahim! Ustaz, kenapa Muhammadiyah berpegang pada Hisab Wujudul Hilal padahal tidak sesuai dengan wahyu. Abu Umar Abdillah mengatakan wahyu harus mengatur sciens jangan dibalik durhaka. Semoga anggota Muhammadiyah tidak taqlid kepada hisab yang tidak sesuai wahyu. Allah MURKA!!!” diakhir sms nya beliau menyebutkan gelarnya Dr beserta namanya (sengaja tidak saya sebutkan namanya) beliau berasal dari Medan katanya”. Waktu istirahat setelah sholat Zhuhur saya membalas smsnya dengan menyebutkan beberapa ayat al- Qur’an yang berbicara tentang hisab, setelah itu beliau membalas “Al-Qur’an keterangannya mujmal karena itu diperjelas oleh sunnah Rasul yang mulia itu. Tanpa sunnah terjebak INKAR SUNNAH” setelah membaca balasan sms nya itu saya terfikir untuk menjawab persoalan ini melalui tulisan saja karena kalau saya balas via sms akan sulit untuk difahami, tidak efektif dan hanya akan menimbulkan perdebatan yang tidak berujung, yang pada akhirnya bisa menimbulkan salah pengertian, walaupun karena penasarannya beliau sampai 4x mengirimkan smsnya yang kedua itu kepada saya namun saya tetap tidak menjawabnya.
Melalui tulisan ini saya akan coba untuk menjelaskan kenapa dalam 10 tahun terakhir ini sering terjadi perbedaan dalam menetapkan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Metode dalam penentuan awal bulan hijriyah, khususnya pada tiga bulan yang berhubungan dengan ibadah umat Islam, yaitu Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah, sampai batas tertentu adalah cerminan dari wajah fikih Islam yang plural. Metode yang digunakan dalam menetapkan awal bulan hijriyah ada dua yaitu metode atau sistem Rukyah bil Fi’li dan metode atau sistem Hisab. Metode atau sistem hisab terbagi pula menjadi pertama Hisab Urfi yaitu sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan secara kovensional yaitu secara selang seling 30 hari (bulan gasal) dan 29 hari (bulan genap). Kedua Hisab Hakiki, sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada peredaran bulan dan bumi yang sebenarnya. Jumlah hari setiap bulan tidak tetap (tidak harus selang-seling).
Hisab Hakiki juga memiliki beberapa aliran yaitu:
1. Ijtima’ qabla ghurub ini dipakai oleh Muhammadiyah
2. Ijtima’ qabla fajri dipakai oleh Arab Saudi
3. Posisi hilal diatas ufuk hakiki dipakai oleh Muhammadiyah
4. Posisi hilal diatas ufuk hissi
5. Posisi hilal diatas ufuk mar’i dipakai oleh NU
6. Posisi hilal yang mungkin dapat di rukyah (Imaknur rukyah) ini yang dipakai oleh MABIMS
Karena perbedaan dalam aliran hisab inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Muhammadiyah pada Munas Tarjih tahun 2000 di Jakarta munculkan kecendrungan yang lebih mengakomodir hisab secara lebih jauh sehingga lahirlah keputusan tarjih yang meletakkan hisab sejajar dengan rukyah. Muhammadiyah dengan semangat pembaharuan (tajdid) nya meyakini bahwa ilmu pengetahuan adalah salah satu wasîlah yang bisa digunakan untuk beribadah, sehingga dimensi normatif dari nash-nash al-Quran bisa selalu dikaitkan dengan dimensi ideal peradaban manusia. Sistem Hisab Hakiki sesuai dalil al-Qur’an surat al-Rahman ayat 5 disebutkan: al-Syamsu wal Qamaru bi husbân (matahari dan bulan bisa dihitung). Ayat ini bukan hanya pernyataan deklaratif saja (khabar), karena tanpa keterangan ilahi pun manusia akan tahu bahwa kedua benda langit itu bisa dihisab. Ayat ini mengandung pesan imperatif (thalab insyai) bahwa hendaknya posisi bulan dan matahari dihitung dan hendaknya hasil perhitungan itu dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dalam berakifitas. Jika kita membaca pesan-pesan al-Quran dengan seksama, terdapat banyak ayat yang berisi penekanan arti penting pengorganisasian waktu secara keseluruhanan. Dan dalam ayat lain surat al-Anam ayat 96 disebutkan; Fâliqu'l isbâhi wa ja'alal layla sakanaw was syams wal-qamara husbâna, dzâlika taqdîru'l azîzil 'alîm artinya Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Aliran Hisab Hakiki yang dipakai oleh Muhammadiyah adalah hitungan yang berdasarkan kepada peredaran bulan dan bumi yang sebenar-benarnya dan setepat-tepatnya dengan prinsip jika pada tanggal 29 dalam penanggalan hijriyah atau hari terjadinya
1. Ijtimak/konjungsi qabla ghurub (setelah matahari tenggelam)
2. Bulan terbenam setelah matahari maka keesokan harinya telah dinyatakan sebagai awal bulan hijriyah
3. Posisi hilal diatas ufuk hakiki (plus)

Sementara aliran hisab yang pakai oleh MABIMS adalah Posisi hilal yang mungkin dapat di rukyah (Imaknur rukyah) adalah tinggi bulan minimum 2 derajat saat maghrib menurut para ahli hilal hanya dapat dilihat dengan menggunakan teropong bintang bukan dengan mata telanjang, jarak bulan-matahari minimum 3 derajat, saat maghrib dan umur bulan saat maghrib minimal 8 jam lepas ijtimak.

Sementara Posisi hilal diatas ufuk mar’i yang dipakai oleh NU hanya dapat terlihat jika jarak sudut bulan – matahari sebesar tujuh derajat.

Kesimpulannya, apabila hilal berada pada posisi diatas nol (0) derajat dan dibawah 2 derajat, maka akan terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dengan Pemerintah dan NU baik itu dalam penetapan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Setelah kita mengetahui dimana letak perbedaannya, kita boleh memilih mana yang kita yakini paling benar tetapi jangan pula kita mengatakan yg lain salah, tidak memiliki dalil yang kuat, berlawanan dengan al-Qur’an dan Sunnah. Karena perbedaan dalam hal hilal ini bukanlah mengenai benar atau salah tapi mengenai mana yang paling akurat dan paling benar. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan oleh karena itu mari kita sikapi perbedaan ini dengan arif dan bijaksana agar apa yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa perbedaan itu adalah rahmah dapat kita wujudkan

read more

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Smart, happy

Saca Firmansyah

Wilayah Pengunjung