Kamis, 02 Juni 2011

TIGA KATA

Kamis, 02 Juni 2011 | 0 komentar
Keindahan Warna Jingga di Ufuk Barat Terasa Begitu Sempurna
Saat Kita Asyik Menumpahkan Perasaan yang Terus Menggelora
Tiga Kata yang Kamu Ucapkan saat Matahari Tenggelam
Membuat Diriku Makin Hanyut dan Larut dalam Samudra Cinta
Tiga Kata itu Menjadi Mantra Sakti
Membuatku jadi Tawanan Setia, yang Tak Ingin Keluar dari Penjara Cintamu
Tiga Kata itu Menjadi Jampi-jampi
Membuatku tak Ingin Lepas dari Belenggu Asmaramu
Tiga Kata itu telah Menggoyahkan Debu Keraguan dari Jubahku
Tiga Kata Bagaikan Malaikat Utusan Dunia Ghaib yang Datang Memulihkan Asa
Tiga Kata Mencermerlangkan Keindahan Cinta yang Menyala Dihati
Tiga Kata Membuatku Tersenyum pada Angin yang Menampar Wajahku
Tiga Kata Membuat Kebisingan Kota Menjadi Simponi Cinta
Kasturi Mungkin Kehilangan Wanginya
Mawar Mungkin Kehilangan Warnanya
Tapi Aku tidak Ingin Kehilangan Tiga Kata itu
Ku Ingin Tiga Kata itu Selalu Ada Untukku dan Selamanya Menjadi Milikku
Karena Tiga Kata itu Membuat Aku Tak Henti Meminta pada Yang Kuasa
Tuk Mengabadikan Dirimu sebagai Anugrah Terindah dalam Hidupku
(Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Senin, 23 Mei 2011

KESETIAAN

Senin, 23 Mei 2011 | 1 komentar
Beberapa hari belakang ini, saya sering terlibat dalam diskusi dan pembicaraan bersama teman tentang masalah kesetiaan, pertama dengan seseorang yang saya sebut dia sebagai orang yang aneh tetapi untuk kedepan saya akan menyebutnya sebagai orang yang unik karena ia memiliki sifat yang sampai saat ini tidak pernah saya temukan pada diri orang lain {“maaf ya sahabat note siapa dan apa keunikan orang itu tidak bisa saya sebutkan di note ini karena itu bukan konsumsi public jadi cukup saya dan orang yang bersangkutan saja tahu..:-)”}, ketika berbicara dengan dia tentang pengkhianatan atau ketidak setia dari seseorang, maka dari raut wajah dan getaran suaranya dapat saya lihat kebencian yang cukup besar kepada sifat ketidaksetiaan dan perilaku pengkhianatan terhadap cinta dan kepercayaan. Kedua ketika salah seorang teman kerja saya berbagi cerita dan pengalaman kehidupan juga saya dapatkan kebencian dan ketidaksenangan terhadap pengkhianatan dan peningkaran kesetiaan. Ketiga ketika saya menonton film mandarin saya lihat bahwa dalam dunia mafia balasan untuk ketidak setiaan adalah kematian.



Setelah melakukan perenungan terhadap pengalaman kehidupan ini maka saya sampai pada satu kesimpulan bahwa “siapa pun dia apakah orang baik atau seorang penjahat tetap ia menginginkan orang yang setia disekitarnya dan benci kepada pengkhianatan atau ketidaksetiaan”.



Kesetiaan kepada pasangan adalah sesuatu perlu kita jaga dan pelihara, kalau tidak setia pada pasangan maka siapkanlah diri untuk menerima balasan dari perbuatan pengkhianatan itu, Rasulullah dalam sebuah haditsnya mengingatkan kita, ‘iffuu ta’iffu nisaaukum, kendalikanlah dirimu dengan menjaga kesucianmu maka istrimu akan menjaga kesuciannya mafhum mukhalafahnya adalah jika kita setia kepada pasangan maka pasangan kita pun akan setia kepada kita tetapi jika tidak bisa mengendalikan diri, suka berbuat serong dan mengkhianati pasangan maka kita telah membuka peluang untuk dikhianati oleh pasangan kita. Dalam al-Qur’an surat al-Mukmin ayat 18 disebutkan bahwa Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia, pengkhianatan juga termasuk pada penzhaliman jadi orang yang suka berkhianat tidak akan mempunyai teman yang setia.



Berikut ini saya kutipkan sebuah kisah tentang kesetiaan cinta yang mendapatkan kebahagian pada akhirnya, ini adalah kisah nyata yang terjadi pada masa Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sofyan. Pada masa itu ada seorang wanita cantik bernama Su’da. Ia sudah bersuami namun suatu ketika suaminya jatuh miskin. Su’da pun direbut kembali oleh orangtuanya yang tidak sudi dengan kemiskinan suaminya. Marwan bin al-Hakam, Gubernur Madinah yang mengetahui kecantikan wanita itu ingin mengambil kesempatan untuk mendapatkan gadis cantik itu dari suaminya, Marwan bin Hakam memaksa suami perempuan cantik itu untuk menceraikan istrinya agar sang gubernur dapat menikahi wanita cantik itu. Diriwayatkan bahwa kemudian suaminya mengadu kepada Mu’awiyah bin Abi Sofyan ihwal perbuatan gubernurnya tersebut. Mendengar kabar itu Mu’awiyah murka, ia pun menyuruh orang untuk membawa surat kepada Marwan. Surat itu berbunyi: "Telah sampai kepadaku bahwasanya engkau telah melampaui batas terhadap rakyatmu dan merongrong sebagian kehormatan kaum Muslimin. Engkau juga telah melampaui batas yang ditetapkan agama. Seyogyanya seorang gubernur menahan pandangannya dari nafsu syahwatnya dan mencegah dirinya dari kelezatan-kelezatan hawa nafsunya." Kemudian ia melanjutkan: "Alangkah celaka kamu, seandainya ada perkara yang tidak kamu ketahui. Maka mohonlah ampunan atas perbuatan para pezina. Si pemuda malang datang kepada kami mengharap pertolongan, mengadukan tentang kesedihan dan duka yang teramat dalam. Aku bersumpah kepada Tuhan dan aku tidak akan melanggar sumpahku. Sungguh, dan selamatkanlah dirimu dari ancaman dan pembalasanku. Jika kamu menyalahi perintah yang kutuliskan ini. Akan aku jadikan dirimu daging di atas panggang api. Ceraikan Su’da dan serahkan ia segera. Kepada al-Kamit dan Nadlr bin Dzaiban." Mu’awiyah melipat surat itu dan membubuhkan stempel khilafah. Sesaat kemudian ia memanggil al-Kamit dan Nadr bin Dzaiban, menyuruh mereka berdua untuk menyampaikan amanatnya. Di Madinah, Marwan yang menerima surat itu membacanya dan menangis. Ia pun menceraikan Su’da dan menyerahkannya pada al-Kamit dan Nadr bin Dzaiban. Lalu ia menulis surat jawaban untuk Mu’waiyah yang bunyinya: "Jangan terburu-buru menilai wahai Amirul Mukminin. Sungguh aku telah memenuhi janji-ancaman dengan tulus dan baik. Tidaklah aku mendatangi barang haram yang mengagumkan diriku. Lalu mengapa engkau tuduh diriku sebagai pengkhianat-pezina. Sabarlah! Sesungguhnya jika engkau melihatnya. Niscaya angan-anganmu mengalir pada sebuah patung manusia. Akan datang kepada tuan, matahari yang tidak ada yang menandinginya. Di hadapan khalifah, baik golongan jin maupun manusia." Ia membubuhkan cap kegubernurannya dan menyerahkan pada pembantu Mu’awiyah. Ketika rombongan sampai di istana Mu’awiyah membaca surat Marwan dan penasaran dengan wanita bernama Su’da yang telah direbut Marwan dari suaminya. Ketika melihatnya Mu’awiyah terkejut. Ia terpikat dengan kecantikan, kemolekan, keluguan, dan keindahan perawakan wanita tersebut. Seketika ia jatuh hati dan melamarnya. Tapi wanita itu menjawab dengan halus, "Aku ingin menemui suamiku." Ketika pria itu dibawa ke hadapan Mu’awiyah, khalifah langsung berbicara padanya, "Wahai orang Arab, apakah kamu masih mencintai Su’da? Aku menawarkan padamu tiga orang dayang istana yang masih perawan sebagai ganti istrimu, setiap dayang kuberi seribu dinar, dan aku akan memberimu uang yang cukup untuk hidup bersama ketiga dayang itu dari Baitul Mal setiap tahunnya." Mendengar ucapan Mu’awiyah, pria itu seketika jatuh pingsan. "Ada apa dengan dirimu?" tanya Mu’awiyah ketika pria itu siuman. " dengan sangat marah dan sedih Aku datang untuk meminta perlindunganmu dari kezaliman Marwan bin al-Hakam kepadamu, Lalu sekarang engkau ingin mengambil istri yang kucintai maka kepada siapa aku akan meminta perlindungan dari kezalimanmu?" jawab orang itu menghiba. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, seandainya engkau beri aku kursi kekhilafahan dengan segala isinya tidak ada nilainya bila dibandingkan dengan Su’da." Mu’awiyah yang takjub dengan kesetiaan pria ini lantas bertanya pada Su’da, "Mana yang engkau pilih; Aku Amirul Mukminin yang diliputi limpahan kemuliaan, kekuasaan dan istana; atau Marwan bin al-Hakam yang berbalutkan sifat kejam dan zalim; ataukah lelaki Arab yang tenggelam dalam kefakiran, kelaparan dan kesengsaraan ini?" Su’da menjawab, "Aku memiliki kenangan manis bersama lelaki ini, cinta yang tak tergoyahkan. Bersamanya aku akan sabar menghadapi kesengsaraan hidup, sebagaimana bersamanya aku mereguk kenikmatan pada saat kebahagiaan menjelang." Mu’awiyah terkagum-kagum dengan kecintaan Su’da pada suaminya yang jatuh miskin. Ia kemudian memberi sepuluh ribu dinar dan beberapa lembar pakaian kepada wanita itu, hal yang sama ia juga lakukan pada suaminya, lalu ia mengembalikan wanita itu pada suaminya dengan akad yang sah. Cinta sejati adalah cinta karena Allah. Benci pun adalah karena Allah. Cinta seperti itu akan senantiasa lulus dari berbagai ujian dan mendatangkan barokah pada para pemiliknya. Cinta seperti inilah yang harus dimiliki para pecinta di atas muka bumi ini.



Cinta dan Kesetiaan adalah dua sisi dalam satu mata keping uang yang tidak terpisahkan, Cinta menjadi landasan sebuah Kesetiaan, di dalam kesetiaan terkandung nilai cinta yang mempersatukan. Sulit membayangkan ada cinta berdiri sendiri tanpa disertai oleh kesetiaan. Demikian pula sulit memahami, ada sebuah kesetiaan tanpa landasan cinta di dalamnya. Cinta tanpa kesetiaan adalah kesemuan dan kebohongan, dan kesetiaan tanpa didasari cinta adalah kepura-puraan. Dalam kesetiaan ada komitmen melayani tanpa pamrih tulus ikhlas apa adanya berlandaskan welas asih pada kondisi apa pun baik itu suka-duka, bahagia-derita, lapang-sempit, susah-senang, sehat dan sakit.



Kesetiaan selalu akan mendatangkan kebaikan, setia pada Keesaan Allah akan mendapatkan ampunan dan surga-Nya, setia kepada Rasulullah akan mendapatkan syafa’at beliau di akhirat nanti, setia kepada pasangan akan membuahkan cinta tulusnya, setia pada persahabatan akan mendatangkan kemudahan dan kebaikan, mari kita bangun dan pertahankan sikap kesetian pada diri kita agar kita mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat. (Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Jumat, 22 April 2011

SHOLAT KHUSYU’ DAN MANFAATNYA

Jumat, 22 April 2011 | 1 komentar
Suatu hari, salah seorang sahabat saya yang sedang merintis gerakan dakwah dan pengembangkan masyarakat melalui media cetak dikampung halamannya, menelpon kemudian bercerita tentang kegiatan-kegiatan yang sedang dan yang ingin dilakukan dikampungnya dan sebagai teman seperjuangan beliau meminta saran dan bantuan saya. Salah satu yang beliau minta kepada saya adalah membantu membuat dan mengirimkan tulisan untuk Buletin Jumat dan Majalah yang akan dibuatnya, kemudian saya berkata kepada sahabat saya itu, dengan senang hati dan sekuat tenaga, Insyaallah akan saya bantu. Setelah selesai pembicaraan kami itu, saya mulai berfikir tentang apa bahasan dan tema yang cocok untuk Buletin Jumat itu, yang menjadi kebutuhan dan bermanfaat untuk masyarakat dikampung sahabat saya itu.

Ketika saya merenung untuk mencari ide tulisan itu, saya teringat, ada salah seorang teman di FB beberapa bulan yang lalu bertanya tentang masalah sholat khusyu’ melalui inbox di FB saya, dan pernah juga salah seorang saudara saya menelpon dan bertanya tentang masalah yang sama, waktu saya memberikan ceramah banyak juga diantara jama’ah yang bertanya seputar masalah sholat khusyu, kemudian saya berasumsi dan berkesimpulan bahwa masalah seputar sholat khusyu’ adalah persoalan yang umum, layaknya persoalan umum tentu dibicarakan dan dibutuhkan oleh orang-orang dikampung teman saya itu dan akhirnya saya putuskan untuk membuat tulisan tentang sholat khusyu’.

orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,(QS. An-Nisa’/4;43)

Pada ayat ke 36 surat An-Nisa’ sudah ditegaskan bahwa orang-orang yang beriman mesti beribadah kepada Allah, apa dan bagaimana peribadatannya itu? Al-Qur’an telah menjelaskannya dan Rasulullah pun telah memberikan contoh teladan melalui haditsnya, puncak dari peribadatan itu adalah sholat atau sembahyang, telah dinyatakan dalam hadist sholat adalah tiang agama, kalau tiang runtuh maka seluruh bangunan akan runtuh, jika sholat tidak dikerjakan maka keimanan orang itu telah runtuh, kalau tiang goyang dan tidak kuat maka sendi-sendi bangunan yang lainnya pun akan ikut goyang, jadi jika sholat kita tidak mencapai kesempurnaan dan kekhusyukan maka sendi-sendi keimanan kita akan mudah goyah yang pada akhirnya membuat kita tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan nafsu dan godaan syetan yang tidak henti-hentinya menyerang kita.

Kita tidak akan mencapai kesempurnaan sholat atau kekhusyukan kalau peribadatan sholat itu kita lakukan dalam keadaan mabuk. Mabuk yang maksud pada ayat 43 surat An-Nisa’ seperti yang dijelaskan oleh Buya Hamka, ini memiliki arti yang luas yaitu, segala kekacauan fikiran, atau fikiran yang tidak bulat, hati yang bercabang kepada yang lain atau fikiran yang sedang susah dibawa kedalam sholat. Jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa sholat yang dilakukan tanpa dilandasi dengan kebulatan hati dan kesadaran fikiran bahwa kita sedang melakukan hubungan dengan Allah, maka dapat dikatakan bahwa itu adalah sholat dalam keadaan mabuk, karena kesadaraan diri menjadi syarat utama dalam mengerjakan sholat sebab sholat bukanlah sekedar sujud, rukuk, dan duduk, karena semua peribadatan yang telah disyariatkan dalam islam yang dipandang sebagai tiang keimanan, bukanlah upacara tanpa arti yang membelenggu manusia dengan soal-soal gaib yang tidak dapat dimengerti, inti dari sholat atau jiwa dari sholat itu adalah kekhusyukan (kepatuhan, penyerahan dan kekhidmatan).
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya. (QS. Al-Mukminuun ayat 1 dan 2).

Ayat ini menjelaskan manfaat dari kekhusyukan sholat itu, akan ada keuntungan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang khusyu itu diantaranya:

1.Sholat yang khusyu’ akan mengantarkan kita pada tujuan utama dari sholat yaitu untuk mengingat Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Thaha ayat 14: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Dan dengan mengingat Allah maka kita akan mendapatkan kedamain dan ketenangan dalam hati, “orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’d ayat 28).”

2.Manusia adalah makhluk yang mudah stress atau panik dan gelisah dalam menjalani setiap episode kehidupan, ketika ditimpa oleh kesusahan karena kesempitan ekonomi atau cobaan yang tiada henti yang datang menyapa diri maka ia akan resah dan gelisah, ketika diberi kemudahan dan kelapangan rezeki ia akan diselimuti oleh rasa ketakutan dan kecemasan kehilangan apa yang telah dia dapat karena sifat keserakahan telah menggerogotinya. Semua penderitan kehidupan seperti ini tidak akan dialami oleh orang-orang yang mencapai kesempurnaan sholat seperti yang disebutkan dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-22;
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.

3.Sholat khusyu’ adalah sholat yang berkualitas yang akan memberikan pengaruh yang kuat dalam mencegah seseorang terhadap perbuatan yang keji dan mungkar.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Ankabut ayat 45). Satu-satu formulasi untuk menghidarkan kita dari perbuatan keji dan mungkar yang dimurkai dan akan diberikan belasan berupa azab neraka oleh Allah bagi orang yang melakukannya adalah sholat karena sholat memiliki efek dan kekuatan untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar itu dan sholat bukan sembarang sholat asal sholat tapi sholat yang memiliki mutu dan kualitas tinggi yang dalam bahasa al-Qur’an dan agama kita disebut dengan istilah Sholat Khusyu’.

4.Dalam diri orang-orang yang khusyu’ ketika melaksanakan sholat akan melekat sifat sabar dan ketika kedua sifat kekhusyukan sholat dan kesabaran melekat pada diri manusia maka hidupnya akan menjadi mudah setiap persoalan yang datang akan dapat teratasi sebagaimana pernyataan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 45;
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

Sekarang kita sudah mengetahui betapa luar biasa besarnya manfaat dari Sholat yang khusyu’ itu untuk kebahagia hidup kita di dunia ini dan keselamat dalam kehidupan diakhirat nanti, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya supaya kita bisa melaksanakan sholat itu dengan khusyu’ agar kita bisa mengamalkan dan mendapatkan keuntungannya itu.

Agar kekhusyukan dalam sholat dapat terwujudkan maka kita harus:

- Bertanya kepada diri kita masing-masing, untuk apa kita sholat, kesadaran akan pentingnya apa yang kita lakukan (dalam hal ini sholat) akan menjadi modal utama untuk menfokuskan diri dalam melaksanakannya. Sholat adalah untuk ketenangan dan kabahagian kita sebagaiman kita sebutkan dalam 4 manfaat sholat khusyu diatas, dengan mengetahui manfaat itu maka kita akan mudah untuk membulatkan tekad dan mengerjakannya dengan sepenuh hati

- Bertanya untuk siapa kita Sholat? Sholat itu untuk Allah zat yang kita sembah, karena sholat untuk Allah maka pelaksanaannya harus sesuai dengan tuntunan yang telah Allah jelaskan melalui Rasulullah yaitu melakukan sholat dengan penuh kesadaran jiwa dan keikhlasan hati

- Persiapkan diri, azan adalah panggilan dan alaram peringatan untuk mulai merobah fikiran kita, dari mendengar suara azan kita bangun kesadaran sudah tiba waktunya untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah

- Setelah mendengarkan suara azan maka kita harus mulai meninggalkan fikiran-fikiran atau pekerjaan yang akan mengganggu konsentrasi dalam beribadah kepada Allah

- Saat mengambil wudhu’ kesadaran kita itu kita tingkatkan, kita sadari bahwa perbuatan membersihkan tubuh ini, kita lakukan untuk dapat melakukan hubungan dengan zat yang Maha Suci yaitu Allah

- Kesadaran itu makin bertambah saat memasang niat akan melaksanakan sholat

- Saat membaca takbir semua urusan kita lupakan dan kita melebur dalam peribadatan yang dilakukan semata-mata karena Allah.

- Dan kesempurnaan kekhusyukan itu akan kita dapatkan ketika kita mengerti dan memahami arti dan makna dari setiap bacaan yang kita baca waktu sholat kita itu.

Kesimpulannya

Sholat adalah tiang agama dan ibadah wajib yang tidak boleh kita tinggalkan karena sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisap pada hari kiamat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits “yang pertama kali dihisab (amalan) seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya” Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tarmidzi, An-Nasa’I, Ibnu Majah dan Thabrani.

Kita perlu memperhatikan kualitas dari ibadah sholat kita karena sholat itu menjadi standar ukuran dalam menilai amal perbuatan manusia seperti yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Thabrani “ maka jika sholatnya baik maka baiklah semua amalnya. Namun jika sholatnya rusak maka rusaklah semua amalnya.”
Mudah-mudahan kita semua bisa terus belajar dan berusaha untuk bisa melaksanakan sholat dengan khusyu’ agar kita mendapatkan manfaat dan hikmat yang sangat besar yang terkandung dalam sholat itu. (Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Jumat, 15 April 2011

THE POWER OF PATIENCE

Jumat, 15 April 2011 | 2 komentar
Beberapa hari lalu, salah seorang saudara dari orang yang memberikan saya tempat untuk merintis usaha warung nasi Padang mengatakan kepada teman yang mengurus usaha saya itu, “ada orang yang mengganggu usaha yang sedang saya rintis dengan menggunakan kekuatan magic”, hanya berselang beberapa hari kemudian saya pun melihat keanehan yang terjadi ketika teman saya memasak, setelah kejadian itu saya tersenyum kepada teman saya untuk menghibur dia yang panic melihat fenomena itu kemudian saya berdo’a dan meminta kepada Allah agar kami dilindungi dari kejahatan magic itu, ketika kejadian ini saya ceritakan kepada saudara dan teman dekat saya mereka menasehati dan mengingatkan saya untuk bisa BERSABAR.

Dalam minggu yang sama tepatnya pada malam Jumat ketika saya mengirimkan sms kepada seluruh sanak saudara saya guna untuk menanyakan keadaannya dan menyelipkan kata-kata bijak yang saya namakan dengan “Mutiara Jumat” sebagai bagian dari dakwah dan tawasau bil haq dilingkungan keluarga, salah seorang kakak saya membalas sms itu dengan menyatakan bahwa mereka berada dalam keadaaan sehat tapi saat itu mereka sedang menerima ujian dari Allah dan minta tolong dido’akan agar mereka diberi kekuatan oleh Allah menjalani ujian itu, saya membalas sms nya dengan ungkapan yang diajarkan ketika menghadapi musibah yaitu Inna Lillahi wa Inna Illahi Raji’un dan meminta kakak saya itu untuk SABAR dan terus menjaga fikiran positifnya serta berhusnu zhon kepada Allah.

Kehidupan adalah rangkaian dari berbagai peristiwa yang datang silih berganti, ada baik dan buruk, bahagia-menderita, suka-duka, senang-sedih, ada tawa dan air mata, realita kehidupan seperti ini mengantarkan orang pada sebuah keyakinan bahwa hidup ini seperti roda yang berputar, sehingga keberkahan dan ujian akan datang bergilir menyapa kita.

Saat nikmat dan anugrah Allah kita dapatkan maka kita diajarkan untuk mensyukurinya bukan melupakan apalagi mengkufurinya, saat cobaan dari Allah datang menguji kita, sebagaimana telah Allah sampaikan dalam surat al-Baqarah ayat 155 yang artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang Sabar.

Cobaan itu adalah sesuatu yang pasti kita temui dalam hidup ini dan oleh karena itu kita dituntun dan dituntut untuk menyikapinya dengan Sabar tetapi terkadang sabar itu hanya mudah diucapkan namun sulit untuk diterapkan hal ini disebabkan:

 Karena orang itu tidak memiliki hubungan yang dekat dan intim dengan Allah melalui Sholat, sementara sifat sabar adalah sesuatu yang melekat pada Allah hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan kita, dimana dalam hidup ini kita tiada hentinya melanggar perintah Allah dan melupakan nikmat-Nya tetapi Allah tidak lansung marah melihat semua ini, dengan penuh kesabaran Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat, kalau sekiranya Allah tidak sabar tentu setiap hari kita menerima azab dan bahkan sangat mungkin kita tidak akan pernah mendapatkan nikmat-Nya. Maka untuk bisa sabar kita harus dekat dengan Allah sehingga keyakinan bahwa takdir yang kita terima adalah yang terbaik untuk kita menancap dengan kokoh dalam hati. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',(Q.S. Al-Baqarah, ayat 45)

 Orang sulit sabar karena kondisi jiwa yang berbeda antara waktu berbicara sabar dengan kondisi jiwa saat menerima cobaan, saat berbicara atau berkata dan meminta orang untuk sabar jiwa kita stabil tidak mendapatkan goncangan sehingga dapat berfikir dengan tenang dan melihat hal-hal yang positif tetapi ketika mendapatkan cobaan tanpa ada alaram peringatan, semuanya terjadi diluar fikiran dan tak terbayangkan sama sekali jiwa kita menjadi tergoncang dan terkadang terlepas kendali sehingga kehilangan control. Disinilah pentingnya tawasau bil haq, nasehat-menasehati, mengingatkan kembali jiwa yang sedang tergoncang itu untuk sabar karena ada balasan yang besar untuk orang yang Sabar.

 Karena Fikiran manusia terkuras oleh kebisingan kehidupan dan masalah-masalah duniawi lainnya dan juga karena manusia lebih cenderung berfikir negative terhadap dirinya, bahkan menurut Dr. Shad Helmstetter dalam bukunya, Apa yang Anda Katakan Ketika Berbicara Kepada Diri Sendiri, manusia berfikir dan berbicara negative tentang dirinya lebih dari 80%. Semua ini jelas akan membuat kita jadi cepat kehilangan kesabaran.

Setelah mengetahui bahwa hidup ini tidak akan lepas dari ujian dan cobaan, dan sabar adalah kunci untuk mengatasinya kemudian kita juga sudah mengetahui hal-hal yang menyebabkan kita mudah kehilangan kesabaran dan bagaimana cara mengatasi penyebab mudahnya kita kehilang kesabaran itu maka sekarang kita akan lihat apa keuntungan dari sifat sabar itu.

Di penghujung ayat 155 surat al-Baqarah, Allah katakana ‘berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar’. Ini menunjukkan bahwa ada manfaat dan balasan kebaikan yang besar bagi orang-orang yang sabar. Sekarang kita coba melihat kebenaran dari pernyataan Allah ini, Arvan Pradiansyah dalam bukunya The 7 Laws of Happines mengatakan, ‘tanpa melebih-lebihkan sabar adalah rumus dan kunci segala rahasia mengenai pertumbuhan, perkembangan, kesuksesan dan kebahagiaan. Edmund Burke menyatakan bahwa kesabaran kita akan meningkatkan kekuatan kita,. Daisaku Ikeda mengatakan ‘dengan cinta dan sabar, tak ada yang tak mungkin’. Citus Maccius Plautus menyebutkan ‘sabar adalah penyembuh terbaik bagi setiap masalah’. Benjamin Franklin mengatakan ‘hanya orang yang sabar yang akan mendapatkan keinginannya’. Orang-orang yang ahli dalam pengembangan SDM ini telah menemukan rahasia dan keutamaan dari sifat sabar untuk kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia.

Dan keuntungan yang didapatkan oleh orang-orang yang sabar menerima dan mejalani ujian dari Allah di akhirat nanti adalah:

 Balasan berupa pahala sebagaimana janji Allah dalam surat An-Nahl 96 Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

 Balasan berupa surge sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran 142 Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Sebagai penutup note ini saya haturkan do’a kepada Allah supaya kita semua, orang yang ditemui atau menemukan note ini diberikan hidayah dan kekuatan untuk bisa sabar menerima dan menjalani segala bentuk cobaan kehidupan agar kita bisa mendapatkan kebagiaan dan kesuksesan dunia-akhirat aamiin…(Rasul Karim,S.Th.I)

read more

Minggu, 10 April 2011

MINANGKABAU DAN ISLAM

Minggu, 10 April 2011 | 0 komentar
Islam masuk ke Minangkabau mulai sejak abad ke-16, tetapi proses sinkretisme berlansung lama, sampai tahun 1779 ketika marsden (penulis buku, the History of Sumatra), mengunjungi Minangkabau, menyatakan cukup heran karena dia menemukan penduduk Minangkabau darek telah sepenuhnya memeluk Islam tetapi praktek-praktek tahayul dan praktek-praktek yg tidak Islami lainnya belum lenyap, hanya pemimpin-pemimpin agama yang tidak lagi melakukan praktek ini, dan orang-orang islam Minangkabau saat itu jarang melakukan kewajiban agama, sperti sholat puasa dll..
Pada abad ke 18 Tuanku Nan Tuo dari Surau Koto Tuo terdorong untuk melakukan gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam, walau pun Tuanku Nan Tuo melakukan gerakannya ini dengan cara yang persuatif atau dengan pendekatan damai tetapi murid-muridnya seperti Tuanku Nan Ranceh seorang yang amat berpengaruh dan memiliki banyak murid di daerah luhak agam lebih suka melakukan gerakan ini agak radikal karena dia tidak segan-segan melakukan cara-cara kekerasan. Tahun 1803 kelompok radikal ini mendapat kekuatan baru dari tiga orang ulama yaitu: Haji Miskin dari Pandai Sikek, Haji Sumaniak dari VIII Koto dan Haji Piobang dari Limo Puluah Koto yang pulang dari Mekkah, mereka membawa semangat yang diilhami oleh gerakan wahabi yang puritan.

Haji Miskin yang dikejar-kejar oleh penduduk lari ke Koto Laweh dan mendapat perlindungan dari Tuanku Mensiangan, kemudian mereka pergi ke kamang dan bertemu dengan Tuanku Nan Ranceh, atas usaha dari Tuanku Nan Ranceh, Haji Miskin mendapatkan teman seperjuangan yaitu: Tuanku Kubu Sanang, Tuanku Padang Lawas, Tuanku Padang Luar, Tuanku Galung, Tuanku Kubu Ambalu, Tuanku Lubuk Aur, Tuanku Bansa, mereka membentuk dewan revolusi yang dikenal dengan nama Harimau Nan Salapan. Tuanku Mensiangan diangkat menjadi Imam Perang. Gerakan mereka ini disebut dengan Paderi, awalnya gerekan ini dilakukan dengan melalui ceramah di surau dan mesjid. Konflik terbuka mulai terjadi ketika golongan paderi memerangi golongan adat yang mengadakan pesta menyabung ayam di kampuang Batipuah, hingga akhirnya terjadi perang Paderi.

Walaupun gerakan paderi berhasil dilumpuhkan oleh belanda, gerakan paderi berhasil memperdalam penetrasi Islam dalam jalinan social Minangkabau karena gerakan paderi berhasil memperkuat posisi agama disamping adat dan membangun asimilasi doktrin agama ke dalam adat Minangkabau sebagai pola prilaku ideal. Doktrin agama diidentifikasi lebih jelas sebagai satu satunya standar perilaku. Adat islamiyah yang dilahirkannya menjadi adat yang berlaku, sementara adat yang bertentangan dengan Islam dipandang sebagai adat yang terlarang.

read more

Selasa, 05 April 2011

THE POWER OF FORGIVENESS

Selasa, 05 April 2011 | 0 komentar
Setelah puas bermain badminton di Sabtu pagi, saya pergi berkunjung ke rumah salah seorang kakak saya di daerah Pamulang untuk mengunjungi ibunda, sama seperti biasanya walau telah berbicara dan bercerita tentang berbagai hal, namun kami tidak bisa lepas dari satu topic pembicaraan yaitu berbicara dan bercerita tentang Almarhum Ayahanda Tercinta, walau pun dalam pembicaraan itu dari muka kami sering terlihat linangan air mata yang tertahan tapi tetap saja kami mengganggap bahwa berbicara tentang beliau adalah sesuatu yang menyenangkan.

Saat Mentari kembali ke peraduaannya, saya pun kembali kekontrakan saya di daerah Jakarta selatan, ketika malam kian mencekam dan mata enggan terpejam, saya teringat dengan sifat yang ditunjukkan dan diajarkan oleh Ayahanda Tercinta yaitu sifat suka memaafkan atau forgiveness, beliaulah yang mengajarkan saya melalui teladannya, bagaimana menjadi orang pemaaf yang tidak memendam dendam dan kebencian kepada manusia, bahkan dalam surat wasiat yang beliau tinggalkan pun dapat saya tangkap pesan dan teladan dari sifat pemaafnya, yang mana beliau nyatakan dalam surat wasiat itu, beliau telah memaafkan semua kesalahan Anak, Istri, cucu, seluruh sanak saudara dan orang-orang yang beliau kenal dan beliau meminta kami anak-anaknya untuk memintakkan maaf beliau kepada masyarakat dan orang-orang yang beliau kenal.

Kenangan terhadap kalimat yang terdapat dalam surat wasiat ayahanda inilah yang memotivasi saya untuk membuat tulisan The Power Of Forgiveness.
Memberi maaf merupakan sifat terpuji yang disenangi oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Asy-Syura ayat 43 yang artinya “siapa yang bersabar dan memaafkan, Sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia” bahkan di ayat 40 dalam surat Asy-Syura disebutkan ada pahala disisi Allah bagi orang yang memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat.

Waktu sekolah di MAN/MAKN 2 Batu Sangkar saya pernah mendapatkan kisah tentang orang yang pemaaf dari buku yang terdapat di pustaka sekolah, dalam buku itu disebutkan ada seorang ulama yang dalam mimpinya melihat seorang laki-laki dikampungnya, yang tidak terlalu istimewa dalam masalah ibadah tetapi berada dalam posisi terdepan ketika akan musuk surga, kemudian ulama tersebut bertanya kepada laki-laki itu amal ibadah apa yang telah engkau lakukan? laki-laki itu menjawab saya hanya melakukan ibadah yang diperintah dan dianjurkan oleh Rasulullah dan menghentikan larangan Allah. Kemudian ulama itu bertanya lagi, tetapi kenapa dalam mimpi saya, saya melihat kamu itu menjadi orang yang terdepan ketika akan masuk surga, laki-laki itu menjawab setiap akan tidur saya selalu berdo’a kepada Allah dan kemudian memaafkan semua kesalahan dan kejahatan yang dilakukan orang kepada saya dan saya tidak membiarkan dendam dan kebencian merasuki hati saya.

Dari kisah ini dapat kita petik pelajaran bahwa orang yang pemaaf berpotensi untuk lebih dahulu masuk surga karena perhitungan amal perbuatannya dengan sesama manusia sudah tidak banyak atau bahkan sudah tidak ada lagi sebab didunia beliau tidak memiliki dendam dan kebencian dengan sesama manusia.

Lawan dari sikap pemaaf adalah pendendam, Louise L. Hay dalam bukunya You Can Heal Your Life menyebutkan bahwa dendam lebih banyak menyebabkan masalah daripada apa pun, dendam yang lama ditahan dapat merongrong tubuh dan menjadi penyakit. Dalam buku Course in Miracles dikatakan bahwa “semua penyakit timbul karena kita tidak mau mengampuni atau memaafkan” dan “bilamana kita sakit kita perlu melihat sekeliling kita untuk mengetahui siapakah yang perlu kita maafkan”.

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa ketidakrelaan memaafkan orang lain memiliki dampak hebat terhadap tubuh kita: menciptakan ketegangan, mempengaruhi sirkulasi darah dan system kekebalan, meningkatkan tekanan jantung, otak dan setiap organ tubuh kita. Kemarahan yang terpendam mengakibatkan berbagai penyakit seperti pusing, sakit punggung, leher, dan perut, depresi, kurang energy, cemas, tidak bisa tidur, ketakutan dan tidak bahagia. Memiliki sifat pemaaf membuat kita berpotensi untuk terhindar dari berbagai macam penyakit.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari note ini
1. Sifat pemaaf menjadikan kita manusia yang mulia karena sifat pemaaf itu sifat yang mulia
2. Orang yang pemaaf disayangi oleh Allah dan akan mendapatkan pahala disisi Allah
3. Orang yang pemaaf berpotensi untuk lebih dahulu masuk surga
4. Sifat pemaaf membuat kita berpotensi untuk terhidar dari berbagaimacam penyakit karena banyak penyakit yang timbul karena sifat pendendam
5. Suka memaafkan membuat hidup kita bahagia
6. Menurut Gerarld G. Jampolsky dalam bukunya Forgiveness, The Greatest Healer Of All “Rela memaafkan adalah jalan terpendek menuju Allah.

Setelah mengetahui berbagai keuntungan yang bisa kita dapatkan dari sifat pemaaf maka mari kita pupuk dan kembangkan sifat pemaaf dalam diri dan kehidupan kita agar kita bisa hidup bahagia, dicintai oleh manusia dan disenangi oleh Allah. (Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Senin, 04 April 2011

The Power Of Syukur

Senin, 04 April 2011 | 0 komentar
Pada suatu hari saat saya chatting dengan seorang sahabat, dai berkata, akhy adalah orang cukup beruntung karena mendapat kesempatan untuk mencicipi berbagai macam pengalaman yang dapat memperkaya wawasan sebagai modal untuk mengarungi kehidupan, saya menjawab, saya masih dalam proses belajar.

Beberapa hari kemudian teman saya yang lain berkata, bahwa saya beruntung memiliki kesempatan untuk memilih dan menentukan pasangan hidup karena cukup banyak orang yang menawarkan diri dan bersedia menjadi pendamping hidupku, saya menjawab, saya tidak melihat itu, yang saya lihat adalah tumpukan orang yang siap menolak saya.

Seorang sahabat yang sudah hampir Sembilan tahun bergaul dengan saya pernah berkata, jujur kata beliau, sebenarnya dia cemburu kepada saya, karena saya mudah dekat dengan orang, mudah mendapatkan simpati dan kepercayaan orang, cukup banyak orang yang mau menjadikan saya sebagai pasangan untuk anaknya, dan bahkan ada juga yang lansung menyampaikan niat baik itu kepada sahabat saya itu, saya hanya tersenyum dan menceritakan hal-hal yang kurang beruntung kepada beliau.

Akhir-akhir ini saya sering merenung kenapa saya masih sulit mendapatkan kedamaian dalam hati dan keteguhan dalam menentukan pasangan hidup, padahal Allah telah memberikan begitu banyak kemudahan kepada saya. Setelah lama merenung Alhamdulillah akhirnya saya menemukan SYUKUR sebagai solusi dan kunci untuk keluar dari masalah yang saya hadapi itu, selama ini saya sangat meyakini pernyataan “bahwa rumput atau taman tetangga selalu lebih hijau dan menarik dari rumput dan taman dihalaman rumah kita” sehingga saya selalu beranggapan orang memiliki dan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari saya, kemudian saya menyibukkan diri berusaha mencari sesuatu yang lebih baik dengan niat agar tidak kalah dengan orang, tanpa saya sadari bahwa keyakinan dan pemikiran semacan itu adalah bukti bahwa diri ini belum bisa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada saya.

Kemudian saya mencari jawaban persoalan ini dalam al-Qur’an dalam surat al-Mulk ayat 23 Allah mengatakan, Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. Redaksi yang hampir sama yang menyatakan bahwa amat sedikit kamu bersyukur juga terdapat dalam surat al-Mu’muninuun ayat 78.

Dalam surat al-Mu’min ayat 61 disebutkan, Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. Dalam surat as-Sajadah ayat 9 juga disebutkan bahwa manusia ini sedikit sekali bersyukur.

Dalam kehidupan ini sudah tak terhingga nikmat yang telah Allah berikan kepada kita tetapi sering kita menganggap itu semua bukan sebagai nikmat yang harus kita syukuri, kita seringkali menfokuskan diri kepada kebaikan dan kelebihan orang lain kemudian menposisikan diri pada posisi yang kurang beruntung, kurang baik dan segala bentuk kekurangan lainnya tetapi ketika Allah bertanya sampai 31 kali dalam surat ar-Rahman tentang ‘Nikmat Tuhanmu yang mana yang akan engkau dustai’ kita tidak mampu untuk menjawabnya karena memang nikmat Allah tak terhingga kepada kita, bahkan hanya sekedar untuk menghitungnya pun kita tidak akan pernah bisa
Setelah menyadari semua ini, maka saat bangun di pagi saya berucap syukur kepada dengan penuh ketulusan atas kesempatan dan nikmat hidup yang telah Allah berikan maka pada hari itu saya merasakan kedamaian dan ketentraman dalam hidup dan saya menjadi begitu sensitive untuk merasakan nikmat Allah yang lainnya, kemudian kayakinan semakin menghujam dari diri saya tentang firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7 “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Tidak menutup kemungkinan bahwa kegelisahan dan tidak adanya keteguhan dalam menentukan sikap yang selama ini saya alami adalah teguran dan azab kecil dari Allah karena saya tidak mensyukuri nikmat yang telah dianugrahkan-Nya kepada saya.

Melalui note yang berisi introfeksi dan evaluasi diri ini saya mengajak diri saya dan orang-orang yang menemui atau ditemui oleh note ini untuk terus meningkatkan rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, karena bersyukur kepada Allah akan menghilangkan kegelisahan hati, memberikan energy yang lebih untuk menjalani kehidupan dan menaklukkan tantangan kehidupan, akan mengundang datangnya nikmat-nikmat Allah yang lainnya dan akan menghalangi datangnya siksaan dan azab Allah. “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (An-Nisaa’ ayat 1470) (Rasul Karim, S.Th.I)

read more

Rabu, 02 Maret 2011

DALAM BATAS WAKTU

Rabu, 02 Maret 2011 | 0 komentar
Kalu mengungkapkan perasaan
Karena kata telah pecah berkeping-keping
Menanti izin Illahi atas harapan hati
Sinar mentari tak henti menusukku
Dengan berjuta pertanyaan yang belum juga ku temukan jawabannya
Kabut tipis pelan-pelan turun bersama belutan angin
Membisikkan hati yang rindu surga abadi
Bisikku pada angin yang lalu
Tolong sampaikan pinta pada Tuhan
Tentang keinginan untuk menghabiskan waktu bersama pasangan hati
Tegak dibawah langit luas
Dalam taman hati
Genggaman ridho Illahi
Tuhan tetapkanlah harapan dalam asa diri
Agar diri tak terdampar dipantai kekecewaan
Terhempas pada karang keputus asaan
Tuhan berikan kekuatan untuk terus berjalan
Menuju batas waktu yang telah ditetapkan

read more

Rabu, 23 Februari 2011

PURNAMA DAN PRIA SETENGAH BAYA

Rabu, 23 Februari 2011 | 0 komentar
Di bawah purnama yang sedang memperlihatkan keperkasaannya
Seorang pemuda setengah baya
Merangkai semua imajinasi yang terlintas dalam fikirannya
Tiga puluh tahun sudah hati pria ini berjelaga sendiri
Malam ini keelokan cahaya purnama memberikan sebuah harapan
Dan bayu malam pun menghembuskan sentuhan surga
Dengan membawa pesan dari seorang wanita untuk pria setengah baya
Sebuah pesan yang membuat cahaya hatinya menyaingi cahaya purnama
Pria setengah baya berkata kepada angin lalu yang menerpa kulitnya, sekarang, esok, lusa dan mungkin seterusnya, aku tidak akan menumpahkan jeritan hati kepadamu, karena wanita yang setia mendengarkan segala keluh kesahku sudah memperlihatkan wujudnya
Kepada purnama yang mengintipnya dari balik awan
Pria setengah baya bertitah,
Wahai bulan bukan hanya dirimu yang bisa bermetamorfosa dengan sempurna menjadi purnama karena aku juga akan bermetamorfosa menjadi pria yang sempurna
Kini asmara telah membias dan meracuni pria setengah baya
Raut bahagia menyelimutinya
Hingga tidur pun ia tersenyum


read more

Selasa, 22 Februari 2011

TRUE LOVE

Selasa, 22 Februari 2011 | 0 komentar
Puji syukur kepada Allah, selawat dan salam kepada Rasulullah
Hello friend of note, how are you today, are you ok? I hope so

Setelah bangun shubuh pada pagi hari Selasa 15 Februari 2011, saya kembali meluruskan tulang punggung, mengukur panjangnya kasur di ruangan kamar peristirahatan untuk kembali berkelana dialam mimpi guna memulihkan kondisi fisik dari kelelahan yang belum sempurna hilang setelah kegiatan lauching CT Laser Mammography yang cukup menguras energy. Jarum jam telah menunjukkan angka 9 tapi saya masih merasa nyaman diatas tempat peristirahatan karena hari ini adalah libur jadi saya ingin memanjakan tubuh dengan istirahat yang lebih dari hari-hari biasanya.

Dalam kenyamanan peristirahatan itu ada sebuah pesan dari seorang ust yang masuk ke hp saya tentang renungan Maulid Nabi 1432 H “Banyak yang menyatakan cinta kepadamu, namun sedikit yang mengerti tentang kamu, banyak yang menyatakan mengikutimu namun berseberangan jalan denganmu. Banyak yang berharap akan syafaat, namun sedikit yang berpegang teguh dengan tali agamamu”. Setelah membaca pesan ini, sepertinya ada sebuah kekuatan yang memaksaku untuk bangkit dan mengatakan, cukup waktu untuk memanjakan diri dan sudah tiba saatnya untuk melakukan perenungan dan introfeksi diri dalam peringatan Maulid Nabi yang jatuh pada hari ini.

Sehari sebelumnya, sebagian dari kita larut dalam euphoria perayaan valentine day yang penuh dengan kontroversi karena itu bukanlah budaya kita orang Islam, melalui note ini saya tidak mengajak anda untuk berdebat tentang salah atau benarnya perayaan valentine day itu tetapi saya ingin mengajak untuk merenungkan sikap kita.
Kita telah banyak menghabiskan waktu dalam mempersiapkan diri, untuk penyambutan dan perayaan sebuah cinta yang keseriusannya masih perlu dipertanyakan sebelum cinta itu menyatu dalam ikatan suci dan ketulusannya masih perlu dibuktikan dengan kesedian dan kesungguhan upaya melakukan pengorbanan guna menjadikan orang yang dicintai menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan bukan merusak dirinya, itu semua adalah gambaran dari sebuah cinta yang diperingati dan diapresiasi dalam perayaan Valentine day tetapi kita sering lupa atau mungkin tanpa kita sadari sebenarnya, dengan sengaja kita telah mengabaikan True Love dari kekasih Allah Muhammad Rasulullah saw, semestinya waktu kita itu lebih banyak kita gunakan untuk membalas true love daripada membalas cinta yang masih semu kepada lawan jenis yang terkadang karena kekurang hati-hatian kita sering berujung pada kekecewaan, penderitaan dan bahkan tak jarang juga berakhir petaka. Saya tidak mengatakan bahwa cinta kepada lawan jenis itu adalah cinta yang terlarang, cinta kepada lawan jenis adalah fitrah manusia, boleh dijalani dalam batas-batas yang telah ditetapkan tetapi yang ingin saya ingatkan adalah Jangan Sampai Kita Lupa Membalas Cinta yang akan Membahagiakan kita di dunia dan membawa kita ke Surga yaitu Cinta Sejati atau True love dari Muhammad Rasulullah.

Bukti dari true love Nabi Muhammad kepada kita tergambar dalam salah satu dari tujuh keajaiban yang terjadi pada saat kelahiran Rasulullah yang dijelaskan dalam kitab Al-Sab’iyyat fi Al-Mawa’idz Al-Barriyat karya Syaikh Abi Nasru Muhammad bin Abdurrahman Al-Hamdani, disaat Rasulullah saw, keluar dari rahim ibunya, beliau lansung sujud kepada Allah seraya berkata “Ummati... ummati... ummati..”. Pada detik-detik sebelum kematiannya, Rasulullah saw. Berkata kepada Jibril, “wahai Jibril, bukankah engkau telah mengerti bahwa kematianku telah dekat?” Jibril menjawab “Ya Rasulullah, aku mengerti .” kemudian Rasulullah berkata kepada Jibril, “Gembirakanlah aku dengan sesuatu yang akan aku miliki di dekat Allah.”
Jibril berkata, “sesungguhnya pintu-pintu langit telah dibukakan untuk mu kekasih Allah, dan Malaikat berbaris menyambut ruhmu.” Rasulullah menjawab “ semua itu adalah untuk Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepada-Nya. Wahai Jibril, gembirakanlah aku dengan sesuatu yang akan ku miliki di dekat Allah.” Jibril lalu berkata, sesungguhnya pintu-pintu surge telah dibuka, bidadari-bidadari terlah bersolek dan berhias diri, sungai-sungainya telah mengalir dan para malaikat telah menanti kedatangan ruhmu.” Rasulullah berkata, “itu semua untuk diriku dari Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepada-Nya.” Rasulullah berkata lagi kepada Jibril, wahai Jibril gembirakanlah aku dengan apa yang akan aku miliki di dekat Allah?

Jibril berkata, aku menggembirakanmu, bahwa engkau adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat dan pertama kali diberi syafaat di hari kiamat nanti. Rasulullah berkata itu semua untuk diriku dari Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepada-Nya. Rasulullah belum puas dengan semua kabar baik dari Jibril sehingga beliau belum bertanya lagi, wahai Jibril, gembirakanlah aku. Jibril lalu bertanya kepada Rasulullah, Apa yang engkau minta ya Rasulullah segala kebaikan dan keutamaan yang diberikan Allah untukmu telah aku sampaikan. Rasulullah menjawab, tentang perkara yang bisa membuat keprihatinan dan kesedihanku, yaitu apa yang akan diberikan kepada orang yang membaca Al-Qur’an setelah kematianku, orang yang mengunjungi Bait Al-Haram setelah kematianku, dan apa yang akan diberikan kepada umatku yang bersih hatinya setelah kematianku?. Jibril menjawab, “Allah telah berfirman, ‘Bahwa Aku mengharamkan surga atas para nabi yang lain dan umatnya, sehingga engkau dan umatmu masuk lebih dahulu.’” Jawaban Jibril yang terakhir inilah yang bisa menyejukkan hati Rasulullah saw, kemudian beliau berkata, “sekarang hatiku telah gembira. Kegembiraan Rasulullah ternyata tidak sempurna sebelum beliau mendengar kabaikan dan kebahagian yang akan diterima oleh ummatnya. Kemudian Rasulullah berkata, Wahai Malaikat Maut, mendekatlah kepadaku.” Kemudian Malaikat Maut mendekati Rasulullah dan mencabut ruhnya dengan sangat pelan sekali. Disaat ruh itu sampai ke pusarnya, Rasulullah berkata kepada Jibril, “wahai Jibril sangat panas sekali rasa kematian ini.” Disaat merasakan sakitnya sakratul maut itu kedua bibir Rasulullah bergerak kemudian Ali mendekatkan telinga ke arah Rasulullah dan Ali mendengarkan suara Rasulullah yang pelan itu berucap ‘Ummati...ummati...ummati..

Diawal kelahiran dan di detik-detik kematian Rasulullah yang beliau ingat adalah kita semua, ummatnya, dan kesempurnaan kebahagiaanya terletak pada kebaikan dan kebahagiaan yang akan kita dapatkan di alam keabadian, inilah bukti true love Rasulullah kepada kita ummatnya dan Allah pun berfirman dalam surat At-Taubah ayat 9 yang artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan dan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Pertanyaan renungan untuk kita semua
1.Pantaskah kita mengabaikan true love Rasulullah ini?
2.

Apa kalimat yang tepat bagi orang yang mengabaikan dan mengkhianati true love Rasulullah ini?
3.Sudahkan kita membalas true love dari Rasulullah ini?

Mari kita coba meluangkan waktu untuk merenungkan dan menjawab sendiri pertanyaan ini, mudah-mudahan setelah melakukan perenungan ini kita jadi lebih memahami dan lebih menghargai true love dari Rasulullah dan membalas cinta beliau dengan konsisten berjalan dijalur yang telah beliau gariskan dan semakin meningkatkan upaya serta kesungguhan untuk mengikuti sunnah dan mengamalkan pesan-pesan Rasulullah. Mudah-mudahan hari ini dan hari-hari esok akan menjadi hari-hari peningkatan tumbuh dan berkembangnya cinta kita kepada Muhammad Rasulullah saw.

Mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang benar-benar mencintai Rasulullah yang konsisten mengikuti jejak langkahnya sehingga pada akhirnya kita layak untuk menerima syafaat dari Rasululllah
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad

read more

Kamis, 17 Februari 2011

UNCONDITIONAL LOVE

Kamis, 17 Februari 2011 | 0 komentar
Minggu itu saya menghabiskan waktu dirumah membantu teman mempersiapkan pesanan, sekitar jam 11 siang semua pesanan selesai kami antarkan kemudian teman saya pun kembali ke warung nasi yang baru saya rintis, saya tinggal dikontrakan bersama tumpukan peralatan masak yang sudah kotor, setelah acara bersih-bersih selesai, kelelahan mulai menggerogoti tubuh saya dan istirahat siang adalah pilihan yang paling menarik untuk dilakukan. Setelah Ashar teman saya pulang ke kontrakan dan seperti hari-hari sebelumnya, tanpa mempedulikan hasil dagangan, rame atau sepi, gelak tawa dan canda yang juga tidak lepas dari ledekan akan menghiasi kontran kami, karena bagi saya kebahagian adalah persoalan hati bukan persoalan materi.

Suara adzan dari Mushalla dipinggir jalan raya menghentikan senda gurau kami untuk segera memenuhi panggilan suci dari Illahi, selesai sholat Maghrib berjamaan di Musholla kecil itu saya kembali ke kontrakan dan membaca ayat-ayat suci al-Qur’an, setelah selesai membaca beberapa lembar ayat-ayat suci al-Qur’an, suara adzan Isya belum juga terdengar, sambil menunggu panggilan suci untuk kembali ke Mushalla melaksanakan sholat isya berjamaah, saya ambil buku yang belum selesai saya baca, saat membaca buku inilah saya menemukan kalimat unconditional love pada saat itu saya lansung teringat dengan salah satu ayat yang saya baca ketika mengaji tadi, yaitu ayat 92 dari surat Ali Imran yang artinya Kamu tidak akan memperoleh kabajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai). kata Al-Birru dalam kamus Al-Munawwir juga memiliki makna: al fuaadu; Hati, alluthfu wasysyafaqah; belas kasih, jadi ayat ini juga memiliki makna bahwa kita tidak akan mendapatkan kebaikan berupa cinta dan kasih sayang, sebelum mampu memberikan apa yang kita senangi/cintai, ini juga merupakan bagian dari unconditional love, Subhanallah saya terkagum terhadap rentetan peristiwa ini, karena ada kesamaan dalam inti pembahasannya yaitu tentang “cinta” dari dua bacaan yang berbeda tampa ada niat dan usaha untuk mencari kesamaan topiknya, saat saya mencoba untuk merenungi fenomena yang menurut logika saya ini adalah hal yang tidak terencana tetapi nurani saya berbicara sebaliknya bahwa dalam kebetulan ini ada sesuatu yang akan diberikan oleh Allah yang hanya akan saya temukan ketika saya mau merenunginya dan ikhtiar untuk mengungkap rahasia itu terhenti oleh suara adzan yang mengema ketelinga.

Selesai sholat Isya berjamaah usaha untuk mengungkap pesan Illahi dari peristiwa malam ini saya lanjutkan dengan mencari hadist yang berbicara tentang masalah cinta, salah satu yang saya temukan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan dari Husain Al Mu'alim berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri".(Hadits Riwayat Bukhari)

Cinta adalah kata yang selalu menarik untuk dibicarakan dan tak pernah basi untuk di diskusikan karena cinta itu sangat luas sehingga sampai sekarang tidak pernah tuntas untuk dibahas, Cinta adalah perasaan yang universal, tak mengenal gender, usia, suku ataupun ras. Tak perduli cinta dengan sesama mansuia, dengan tumbuhan, binatang, roh halus,ataupun dengan Sang Pencipta, cinta adalah milik semua orang karena cinta adalah penggerak kehidupan dan anugrah terindah dari Tuhan yang di berikan kepada makhluk yang paling sempurna, yaitu manusia.

Dalam Wikipedia pengertian Cinta itu adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi (stilah afeksi dalam bahasa Inggris sering digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua orang (atau lebih) yang lebih dari sekedar rasa simpati atau persahabatan.) terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Nama lain dari cinta adalah memberi

Dalam kehidupan cinta tidak ditempatkan pada posisinya karena cinta selalu dikaitkan dengan hal lain, seperti karena materi, jabatan, dll. Cinta yang sering dipraktek dan dikembangkan adalah cinta bersyarat oleh karena itulah muncul istilah unconditional love, padahal sebenarnya cinta itu tidak pernah menuntut kesempurnaan tetapi memahami kekurangan karena cinta adalah fitrah, dan kekurang pada diri manusia juga merupakan fitrah karena manusia bukan makhluk yang sempurna, jadi satu fitrah yang ditetapkan oleh Allah tidak akan pernah berlawanan dengan fitrah yang lainnya. Kalau ada yang mengatakan cinta tetapi menuntut kesempurnaan itu bukanlah cinta tetapi keegoisan.

Allah telah mengajarkan unconditional love kepada kita melalui sifat Rahman-Nya, dimana Allah memberikan rahmat dan nikmat kepada manusia tanpa ada paksaan bagi yang menikmati nikmat itu untuk harus beriman kepada Allah, Rasulullah pun telah mengajarkan unconditional love, hal ini bisa kita lihat ketika pengingkaran dan penindasan orang arab kepada Nabi makin menjadi-jadi sampai melempari beliau dengan batu dan Malaikat Jibril pun tidak tahan melihat kejadiaan itu dan berkata kepada Nabi, Ya Rasulullah memohonlah kepada Allah untuk mengazab dan membinasakan mereka maka Allah pasti akan mengabulkan do’amu itu wahai kekasih Allah, tapi Nabi menolak karena beliau memahami bahwa kekerasan dan penindasan yang beliau alami adalah karena umatnya itu belum tahu kebaikan dan kebenaran dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah.

Dalam kehidupan kita, sebenarnya unconditional love sudah kita dapatkan tetapi sering kita abaikan dan tidak kita balas lagi dengan unconditional love juga, yaitu cinta tanpa syarat dari orang tua kita, mereka memberi tak harap kembali, mereka rela berusaha dan bekerja sekuat tenaga untuk kebaikan dan kemajuan kita tanpa menuntut apa pun dari kita, mereka menerima kekurangan diri kita dan selalu member maaf terhadap pengingkaran dan kesalahan yang kita lakukan kepada mereka sikap inilah yang disebut dengan unconditional love.

Setelah mengenal unconditional love maka mari kita balas unconditional love dari Allah dengan berusaha sekuat tenaga dan tidak mengenal lelah untuk mengamalkan segala perintah dan menghentikan semua larangan Allah, kemudian membalas unconditional love dari Rasulullah dengan memegang teguh warisan yang beliau tinggalkan yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, selanjutnya kita membalas unconditional love dari orang tua kita dengan berbakti kepada mereka, dan tumbuh kembangkanlah unconditional love kepada pasangan hidup kita terakhir mari kita tebarkan unconditional love kepada sesama.
Irham man fil ardhi yarhamkum ma fi samaa; cintailah yang di bumi maka yang dilangit pun akan mencintaimu…

NB:
Note ini tidak bermaksud menggurui dan mencela siapa pun karena tujuan utama note ini adalah untuk introfeksi dan kritikan terhadap diri saya sendiri, lau note ini bermanfaat dan memberikan pencerahan maka bersyukurlah kepada Allah karena Allah telah memberikan anugrah dan hidayah-Nya kepada Anda…

read more

SEBUAH PENANTIAN (Rasul Karim)

0 komentar
Kepada angin tak henti dia berbisik dan mengirim pesan
Tentang mimpi-mimpi yang tak henti menemani hatinya yang sunyi
Kepada bintang yang menari penuh girang
Dia bertanya kapan masa itu akan datang
Kepada bulan yang bersembunyi dibalik awan lelaki itu mengungkapkan kecemburuan
Karena bulan itu sudah sempurna menjadi purnama
Sementara dirinya belum juga bisa menyempurnakan separuh agama
Aku berkata kepadanya
Buanglah kecemburuan itu
Karena rasa cemburu hanya akan memenjarakan dirimu
Sampaikan kegelisahan itu kepada Tuhan, tenangkan hatimu dengan janji baik-Nya
Karena Tuhan tidak pernah ingkar janji
Biarkan hatimu istirahat hingga fajar datang membawa harapan baru
Mentari pun akan memberikan senyum hangat untu menyemangatimu dalam mewujudkan semua mimpi itu
Setelah keyakinan meneguh dalam hati, laki-laki itu berkata, perlu kesabaran untuk sebuah penantian, kemudian saya berujar perlu keyakinan untuk sebuah mimpi, mudah2an apa yang dinanti akan segera datang untuk menghampiri dan kebahagian datang mengganti hari-hari yang telah melalahkan hati
Sekarang laki-laki itu melangkah dengan pasti, bersama pergantian hari dia berlari mengejar mimpi sambil menebar senyum pada setiap orang yang ia temui

Rasul Karim
Jakarta 17-02-2011
Terima kasih kepada sahabatku yang telah meluangkan waktu untuk menyapa dan berbagi cerita dengan ku, mudah-mudahan Allah menyegerakan datangnya apa yang sedang kita nantikan…

read more

PEREMPUAN: DIANTARA KEMULIAAN DAN KEHINAAN

0 komentar
Setelah membuat tulisan tentang Kenapa sering terjadi perbedaan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, tak ada lagi tulisan yang saya buat, padahal hasrat hati selalu ingin membuat tulisan guna untuk melatih kemampuan merangkai kata dengan baik, karena sejak tulisan saya berjudul “Hadist-hadist Dha’if tentang Ramadhan” dimuat di Majalah Tabligh edisi Ramadhan 1431 H, banyak harapan dan permintaan dari agen dan pelanggan Majalah Tabligh serta teman-teman dekat agar saya terus menulis, bahkan ada seorang teman yang meledek saya, sarjana Tafsir Hadist kok malah berfikir untuk menjadi wirausaha bukan penulis katanya sambil tertawa, demi untuk memenuhi harapan itu saya mulai melatih kemampuan untuk menulis tetapi terkadang saya terkendala dengan waktu yang tidak tepat untuk membuat tulisan karena berbagai macam aktifitas dan juga terkadang karena tidak ada ide dan isyu yang menarik untuk saya tuangkan dalam rangkaian kata.

Akhir-akhir ini hasrat untuk membuat tulisan itu semakin membuncah, kemudian saya mencoba untuk mencari isu yang menarik untuk saya angkat sehingga muncul keinginan untuk membuat tulisan tentang renungan pergantian tahun karena dalam waktu dekat ini kita akan menghadapi dua pergantian tahun yaitu pergantian tahun hijriyah dan masehi, ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah ini pun telah saya cari tetapi disaat-saat saya akan menulis ada sesuatu yang menarik, yang pertama ketika saya membuka internet saya mendapati informasi dan data tentang pergaulan bebas dikalangan remaja dimana disitu disebutkan data hasil penelitian bahwa lebih dari 50% siswi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Jogja sudah tidak perawan lagi, kemudian ketika saya membuka jejaring sosial facebook ada tulisan dari seorang akhwat tentang keprihatinan dan rintihan hatinya melihat fenomena kehidupan perempuan saat ini, kemudian ketika chatting dengan teman saya yang berada di Mesir, beliau mengungkapkan kesedihan hatinya ketika dia milihat foto facebook salah seorang adik kelas kami sewaktu di Aliyah yang tidak lagi mengenakan jilbab dan meminta saya untuk menasehati junior kami itu, ketika saya rapat dengan seluruh crew Majalah Tabligh tentang tema dan isyu yang akan diangkat untuk edisi Muharam berbagai macam ide yang muncul, ada yang ingin membahas tentang kepemimpinan dan persoalan bangsa yang sedang carut-marut yang dalam bahasa Prof.DR. Syafi’i Marief bangsa ini adalah negeri yang tidak bertuan, ada yang mengusulkan mengangkat tema dajjal dan fenomena kehidupan masyarakat sekarang, tetapi setelah diskusi panjang kata sepakat malah terdapat pada isyu tentang moralitas kaum hawa akhir-akhir ini, terakhir ketika saya chatting dengan seorang akhwat kembali saya terlibat diskusi tentang persoalan perempuan.

Ketika pulang dari kantor terlintas sebuah pertanyaan dalam fikiran saya, kenapa akhir-akhir ini saya dihadapkan dengan isyu-isyu dan persoalan perempuan, ketika saya mencoba untuk merenung dan memikirkan jawaban atas pertanyaan yang muncul dari diri saya sendiri itu, saya sampai kepada sebuah kesimpulan, mungkin Allah ingin saya mengungkapkan harapan dan kegelisahan serta kebahagian dan keprihatinan saya terhadap kaum hawa yang selama ini terpendam. Inilah yang pada akhirnya membuat jari-jari tangan saya menari-nari diatas keybord notebook.

Saya sangat percaya dengan ungkapan bahwa laki-laki bisa hebat karena ada perempuan yang baik disampingnya apakah perempuan itu berwujud seorang Ibu, istri atau saudarinya. Manusia paling berpengaruh dimuka bumi ini yaitu Rasulullah Muhammad saw, sukses dalam perjuangannya karena disampingnya ada seorang wanita yang baik yaitu istrinya Khadijah, pengaruh Khadijah dalam kehidupan Rasulullah bisa kita lihat dari kesedihan yang dialami dan dirasakan oleh Rasulullah ketika beliau wafat. Orang yang terkenal paling pintar di negeri kita ini yaitu BJ Habibie mengakui bahwa kesuksesan yang ia raih adalah pengaruh istrinya, sehingga ketika istrinya wafat raut kesedihan terlihat sekali diwajahnya dan puisi perpisahan yang ia buat untuk istrinya menunjukkan bahwa dia benar-benar telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupannya, beberapa orang tokoh negeri ini, yang mana saya mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan mereka seperti Prof. Dr. Amien Rais, Prof. Dr. Syafi’i Marief, dan Prof. Dr. Din Syamsudin. Saya dapati bahwa kesuksesan yang mereka dapatkan karena ada perempuan baik disampingnya.

Tiga orang yang saya jadikan sebagai pahlawan dalam kehidupan saya, karena beliau sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian yang membuat saya menjadi lebih berani untuk terus berjuang mengarungi kehidupan ini, dua diantaranya berasal dari kaum hawa yaitu Ibu dan Nenek saya dan satu dari kaum Adam yaitu Ayah, puncak prestasi dalam dunia pendidikan saya yaitu juara umum dan memenangi berbagai lomba yang saya ikuti, saya dapati ketika Alm Ibu dan Nenek saya masih hidup dan ketika beliau kembali kepada Illahi saya tidak pernah lagi mendapatkan prestasi seperti itu. Dari catatan orang sukses dan pengalaman pribadi saya itu maka saya menjadi sangat yakin bahwa kesuksesan akan kita raih kalau disamping kita ada perempuan yang baik.

Ketika gaya kehidupan modern meminta korban dan merusak kehidupan kaum hawa, jelasa ini akan menjadi bencana besar bagi kita karena dari rahim mana lagi lahirnya anak yang baik, orang-orang sukses, pemimpin-pemimpin besar kalau bukan dari rahim wanita-wanita yang baik dan siapa lagi yang akan membuat laki-laki memiliki semangat juang yang tinggi dan power yang besar untuk menaklukkan berbagai rintangan dan meraih kemenangan kalau disampingnya tidak ada lagi perempuan yang baik.

Perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam kehidupan ini, makanya kehormatan sebuah kaum, bangsa dan negara akan bergantung kepada perempuan dinegeri itu, apabila perempuannya baik maka negeri itu akan menjadi baik tetapi kalau perempuannya tidak baik maka negeri itupun tidak bisa menjadi baik, kestrategisan peran perempuan telah diakui oleh agama kita hal ini bisa kita lihat ketika sahabat bertanya kepada Rasulullah siapakah orang yang paling berhak aku hormati selain engkau ya Rasulullah, Ibumu lalu siapa lagi ya Rasulullah Ibumu, sampai yangg ketiga masih ibu baru kemudian bapak yang keempat.

Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan harapan saya kepada orang yang paling berhak mendapatkan kehormatan dan perlakuan baik Pertama, Kedua, dan ketiga setelah Rasulullah yaitu ibu yang menjadi hak kaum hawa, raih dan pertahankan kehormatan itu dengan menjaga kesucian dan kebaikan mulai sejak anda menginjak remaja sampai anda meninggalkan bumi ini, karena kalau sampai perempuan itu terjerumus kedalam pergaulan dan kehidupan yang tidak baik maka engkau akan terbelenggu dalam jurang itu dan akan sulit untuk keluar.

Ketika sedang membuat tulisan ini, teman saya dari konsultasi pelajar bercerita, ketika beliau mengadakan penelitian tentang tanggapan pelajar tentang hubungan seks pra nikah di daerah Menado responnya 40% pelajar saat itu setuju kalau memberikan keperawanan kepada pasangannya adalah bukti kecintaannya kepada pasangannya, dalam pengembangan penelitiannya ditemukan bahwa 87% penyebab orang menjadi pekerja seks komersial adalah karena dulunya mereka terjebak dalam hubungan seks pra nikah dan sekitar 10% karena faktor keturunan dimana orang tuanya adalah pelaku dan pekerja seksual. Maka menjadi tepat sekali larangan dalam Islam agar kita tidak mendekati zina karena sekali saja orang melakukannya maka ia akan sulit untuk keluar dari lingkaran setan itu terutama bagi perempuan. Maka pesan dan harapan saya kepada teman-teman perempuan dan adik-adik siswi dan mahasiswi jagalah dirimu jangan sampai terjebak kedalam hubungan dan pergaulan seks sebelum menikah karena sungguh pergaulan dan hubungan itu akan menghancurkan masa depanmu dan akan membuatmu terperangkap dalam lingkaran setan, kepada uda, uni, bapak dan ibu mari kita jaga dan pelihara adik dan anak perempuan kita agar tidak terjerumus kedalam lembah kehinaan itu. Untuk sementara tulisan ini saya cukupkan dulu sampai disini, Insyaallah tulisan tentang ini akan berlanjut dilain waktu dan saya akan kemukakan juga realita yg saya temukan dari buruknya dampak pergaulan bebas terutama bagi kaum perempuan.

read more

Menuju Pembusukan

0 komentar
Sabtu siang sesuai dengan rencana sebelumnya aku ada janji ketemuan dengan seseorang maka saat siang menjelang aku hubungi dia untuk konfirmasi, namun sayangnya kondisi fisik dia sedang tidak bagus dan karena tak ingin memperburuk kondisi fisiknya maka pertemuan pun di undur sampai waktu yang tidak ditetapkan, jadi agenda weekend yang tinggal untuk dilaksanakan adalah agenda rutin anak bujangan yaitu cuci pakaian dan bersih-bersih kontrakan sekitar jam satuan semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan, kemudian ku pacu si kuda besi menuju kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah.

Sesampai di kantor segera ku buka notebook dan kemudian membuka facebook ada beberapa pesan dan komentar terdapat dalam note DZIKIR ADALAH KUNCI KEBAHAGIAN yang kemarin aku buat, salah satunya dari uda Arlen Jello yang bertanya, betulkah usaha/kerja bagian daripada zikir? Setelah membaca pertanyaan tersebut saya teringat dengan beberapa point yang keluar dari Rapat yang berujung diskusi pada Jumat malam tgl 21 Januari 2011.

Berawal dari chatting melalui facebook dengan Ridho teman seperjuangan, beliau mencurahkan kegelisahan dan kesulitan dakwah yang dia hadapi ketika berhadapan dengan misionaris, setelah terlibat diskusi singkat saya mengajak beliau untuk membicarakan masalah ini melalui rapat bersama Buya Risman, saya, dia, dan Firman pada Jumat malam tanggal 21 Januari 2011, dan hari yang disepakati untuk rapat itu telah tiba, setelah sholat maghrib berjamaan rapat pun kami mulai, seperti biasanya dalam setiap pembicaraan baik itu formal dalam rapat atau ketika sedang bercanda bersama Buya Risman selalu ada kata-kata atau kalimat yang menggelitik yang pada ujungnya akan dikaitkan dengan ayat-ayat al-Qur’an keluar dari mulut beliau, salah satunya adalah “ Semuanya Menuju Pembusukan”, yang beliau maksud adalah menghabiskan waktu mencari uang hanya untuk dimakan, berarti menuju pembusukan karena makanan itu akan busuk melalui kotoran yang kita buang.

Pernyataan Buya Risman itu saya gali dan perluas lagi melalui note yang saya beri judul “Menuju Pembusukan”, dalam Al-Qur’an Allah menyatakan bahwa; Tidak Ku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah dan menghambakan diri padaKU” dalam ayat lain disebutkan “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat; Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” dari dua ayat ini sudah jelas tujuan hidup kita yaitu Mengabdi kepada Allah dengan menjadi khalifah dimuka bumi ini, khalifah secara bahasa berarti pengganti/wakil, khalifah dimuka bumi berarti pengganti/wakil Allah sebagai pengganti/wakil maka tindak perilaku kita harus sesuai dengan aturan yang diberikan oleh yang kita wakili/gantikan dalam hal ini adalah aturan Allah, oleh karena itu maka idealnya dalam kehidupan ini waktu dan amal perbuatan kita tidak lepas dari unsur pengabdian kepada Allah dan peran ke khalifahan yang diberikan oleh Allah, tetapi kenyataan dalam hidup ini kita sering tertipu oleh keindahan dunia yang sesaat, godaan dan tipu muslihat setan yang menyesatkan, sehingga waktu dan energi kita habis untuk hal-hal yang menuju pembusukan.

Dalam petuah orang Minang disebutkan tiga hal yang perlu kita siapkan
1.Untuak nan ka busuak (untuk hal-hal yang akan busuk) maksudnya makanan yang kita makan
2.Untuak nan kalapuak (untuk hal-hal yang akan lusuh atau habis/hancur dimakan waktu) maksudnya pakaian, rumah, kendaraan dll
3.Untuak isuak (bekal untuk hari akhir) pahala dan amal kebaikan

Tetapi sayangnya kita terlalu banyak menghabiskan waktu kita di dunia ini untuk hal-hal nan ka busuak dan hal-hal nan kalapuak dan melupakan bekal untuk isuak (akhirat) padahal Allah telah mengatakan wal akhiratu khairu wa abqaa (kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal) kahidupan akhirat lebih baik daripada kehidupan di dunia ini karena kebahagian di akhirat adalah kebahagian yang hakiki dan abadi sementara kebahagian di dunia ini hanyalah kebahagiaan sesaat dan terbatas, betapa meruginya kita kalau waktu dan hidup kita habis untuk mencari kebahagian yang sesaat dan terbatas di dunia ini kemudian di akhirat kita mendapatkan penderitaan tak berujung.

Pertanyaan yang muncul dari fikiran kita, apakah salah kalau waktu kita banyak habis untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk makan, pakaian, kendaraan, dan rumah untuk tempat tinggal guna membahagiakan keluarga? Maka saya akan menjawab bisa salah dan bisa juga tidak, akan salah kalau waktu kita habis untuk menumpuk-numpuk harta dan menjadi matrealis dengan menjadikan materi ukuran kemuliaan, kehormatan dan kemudian menjadi budak harta, jabatan dan kekuasaan yang dalam bahasa Prof. Din Syamsudin disebut dengan Syirik-syirik Sosial. Islam telah membimbing kita supaya tidak terjebak dalam kesalahan itu dengan cara memasang niat yang baik dan ikhlas dalam bekerja, kemudian bekerja dengan cara yang baik juga, seperti yang digambarkan melalui ayat al-Qur’an, Li Zakati Faa’ilun (orang-orang yang guna untuk bisa berzakat mereka berusaha) jadi kita bekerja dan berusaha dengan niat dan tujuan agar kita bisa berzakat.

Kesimpulan dari note ini, Pertama, jangan sampai hidup kita habis hanya untuk hal-hal yang menuju pada pembusukan. Kedua, mari kita hidup dengan cara yang cerdas yaitu dengan mengikuti aturan dan tuntunan yang diajarkan oleh Islam dengan menjadikan kerja dan usaha sebagai ibadah yaitu dengan jalan dengan mencari rizki yang halal yang disertai dengan niat untuk bisa berzakat dan bersedakah. Ketiga, jauhkan diri kita dari syirik-syirik sosial (mengagung-agungkan kekuasaan, jabatan, dan diperbudak oleh harta kekayaan). Keempat mari kita jadikan kehidupan dunia ini sebagai bekal untuk mendapatkan kebahagian yang hakiki di akhirat karena Allah telah meletakkan kebaikan disetiap waktu, disetiap sisi yang ada dunia ini, yang bisa mengantarkan kita menuju kebahagian yang hakiki itu.


NB
• Note ini tidak bermaksud untuk menggurui dan mencela siapa pun, tujuan utamanya adalah untuk intropeksi dan mengkritik diri saya sendiri, kalau tulisan ini bermanfaat bagi yang ditemui atau menemukan tulisan ini itu adalah hidayah dan anugrah dari Allah.
• Note ini bisa cepat selesai karena ada hikmah dari pembatalan janji ketemuan dengan seseorang karena dia kurang sehat, Subhanallah dalam kondisi apa pun ada kebaikan yang diberikan oleh Allah, doa saya semoga Allah mengangkat penyakitnya dan kembali seperti sedia kala.
• Terima kasih kepada Buya Risman dan Uda Arlen karena pernyataan dan komentarnya telah menginspirasi terwujudnya tulisan ini.

read more

KISAH CINTA (Rasul Karim)

0 komentar
Cinta tak pernah usai cerita tentangnya
Membawa luka derita dan juga senyum bahagia
Terkadang Memberikan energi
Tak jarang membuat derita setengah mati
Dalam ruang masa lalu aku bertemu seorang wanita dan mengira dia akan menjadi milikku
Kemudian dia menghilang dan berlalu bersama pergantian waktu
Beberapa tahun yang lalu aku menjalin hubungan dekat dengan seorang perempuan
Dengan harapan dan hasrat yang sama agar diriku menyatu dalam satu ikatan
Tapi ia pergi tanpa ada kata perpisahan
Kemarin aku kembali bertemu dengan perempuan yang mendekati impian
Dalam kondisi lelah menjalani teka-teki kehidupan
Kepada Tuhan aku mengadu dan bermohon
Untuk segera memberikan putusan terhadap takdir cinta yang akan ku dapatkan
Karena aku mulai lelah berusaha menerka cinta
Yang tak kunjung memuaskan asa
Yang tinggal hanya kepasrahan menanti jawaban
Terhadap kepastian
Kalau dia memang takdirku mudahkanlah untuk menyatu
Kalau bukan untukku hapuskanlah harapan itu tanpa rasa haru


Menteng 14-02-2011
Sajak ini saya tulis setelah membaca beberapa status FB dimalam hari valentine dan hasil perenungan terhadap jalan Kehidupan

read more

ISLAM; AJARAN MORAL ATAU HANYA SEKEDAR IBADAH RITUAL

1 komentar
Sudah menjadi kebiasaan bagi saya, kalau tidak ada urusan penting maka saya akan menunda jam pulang dari kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah sampai lewat dari jam Sembilan guna menghindari kemacetan yang akhir-akhir ini makin meresahkan warga Jakarta karena waktu banyak terbuang percuma dijalan, pada suatu malam sekitar jam sepuluh malam saya sudah sampai di kontrakan tapi mata masih enggan untuk dipejamkan dan untuk menghindari fikiran berkelana tanpa arah yang juga sering merangkai angan yang hanya menimbulkan kegelisahan, maka saya mengambil salah satu buku karya Muhammad Al-Ghazali setelah membaca beberapa lembar buku itu maka fikiran saya seolah-olah ditarik untuk mengingat pertanyaan sok kritis yang pernah keluar dari fikiran saya waktu masih kuliah di UIN Syarif Hidayatullah dulu yaitu; Apakah Islam itu Ajaran Moral atau Hanya Sekedar Ibadah Ritual Tanpa Pesan.

Saya menyebut pertanyaan ini sebagai pertanyaan sok kritis karena pada waktu itu saya baru belajar dan mengenal filsafat dan seperti kebanyakan orang yang baru belajar filsafat, dimana mereka sering terobsesi untuk mengikuti pola fikir para filosof yang memang kritis, sehingga mereka mencoba untuk ikut kritis tetapi sering terperangkap kedalam pemikiran kritis yang kebablasan yang berujung pada sebuah kesalahan yang fatal, karena mereka terkadang mengkritik Tuhan, mempertanyakan keadilan Tuhan dan bahkan ada juga yang tidak mau lagi melaksanakan ibadah Sholat. Maka pertanyaan saya tentang apa sih Islam itu sebenarnya? saya anggap sebagai pertanyaan yang sok kritis juga, sampai saya mau berusaha untuk terus mencari dan menemukan alasan dan jawaban yang membenarkan pertanyaan saya itu.

Pertanyaan Islam itu ajaran moral atau hanya ibadah ritual walau pun tidak selalu teringat oleh saya tetapi tidak pula pernah hilang dari alam fikiran saya karena pada saat-saat tertentu baik itu dalam diskusi, ketika saya memberikan pengajian atau ketika melihat realita kehidupan beragama ditengah masyarakat kita, pertanyaan ini kembali muncul dalam fikiran saya.

Dalam kehidupan ini disengaja atau tidak sering kita telah membuat dan membangun persepsi bahwa Islam itu adalah Sholat 5 waktu sehari semalam, Puasa Ramadhan, Zakat, Haji bagi yang mampu jadi kalau ada orang yang tidak mau sholat kita anggap dia bukan orang Islam, kalau tidak puasa dibulan ramadhan kita bilang juga dia bukan orang islam, ketika orang kaya tidak mengeluarkan zakat, dan tidak melaksanakaan haji pada hal dia mampu, kita sebut juga ia bukan orang muslim atau paling tidak kita katakan bahwa mereka semua itu bukan lah orang islam yang baik atau muslim sejati, keislaman seseorang hanya kita ukur dari sholat, puasa, zakat, dan haji saja, jarang sekali atau bahkan mungkin tidak pernah kita menjadikan akhlak atau moral sebagai ukuran untuk menentukan standar keislaman kita.

Rasulullah Saw, telah menetapkan tujuan pertama dari bi’tsahnya melalui haditsnya: Innamaa bu’itstu liutamimma makaarimal akhlaki (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak atau budi pekerti). Risalah ini telah menggariskan jalan dakwah dalam sejarah kehidupan yang menghendaki tegaknya keutamaan umat manusia dan menerangi cakrawala kesempurnaan.

Rasulullah mengatakan tujuan pengutusan beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak bukan menyempurnakan ibadah tetapi kemudian beliau menuntun kita untuk sholat, puasa, zakat, dah haji yang mana semua ini juga telah disyari’atkan bahkan semua itu dipandang sebagai tiang keimanan maka Pertanyaan kritisnya apa pesan yang terkandung dalam ritual yang diperintahkan itu? Inilah yang sering terlupakan oleh kita dan bahkan mungkin selama ini kita tidak pernah mengungkap semua ini, maka menurut saya menjadi sangat tepat sekali pernyataan Muhammad Abduh ketika beliau berkunjung ke barat atau eropa beliau mengatakan Raaitu Islam wala Raaitu Muslim (Saya melihat Islam tapi saya tidak melihat orang Islam) dan ketika ia berada di timur di negeri yang mayoritas berpenduduk islam beliau berkata Raaitu Muslim wala Raaitu Islam (saya melihat orang islam tetapi saya tidak melihat Islam)

Realita keberagamaan dalam masyarakat telah memisahkan dua dimensi agama yaitu dimensi spitualitas yang berupa ritual peribadatan guna untuk membina hubungan baik dengan Tuhan dan dimensi social yang berupa ajaran moral untuk membina hubungan baik dengan sesama manusia dan alam, yang sebenarnya sama seperti dua sisi uang yang tidak dapat dipisahkan tetapi telah dipisah dan dianggap seolah-olah tidak memiliki hubungan sehingga kita akan melihat orang yang memiliki kesholehan spiritual tetapi tidak memiliki kesholehan social dan juga sebalik ada yang memiliki kesholehan social tetapi tidak memiliki kesholehan spiritual, pemisahaan dua dimensi agama ini jelas tidak akan bisa membuat kita menjalankan islam yang kaffah, karena salah satu pemahaman islam yang kaffah adalah islam yang menghimpun kesholehan spiritual dan kesholehan social.

Melalui tulisan ini mari kita melakukan evaluasi dan refleksi ulang terhadap pemahaman dan pengamalan keagamaan kita agar kita tidak lagi memisahkan dua dimensi keagamaan karena Islam adalah agama yang memerintahkan ibadah ritual yang tidak lepas dari pesan-pesan moral sehingga islam benar-benar menjadi rahmatan lil ‘alamin.

read more

HARUSKAH BERPUTUS ASA

0 komentar
Senin siang saya menerima keputusan bahwa harapan saya tidak bisa diwujudkan, keinginan tidak bisa dipenuhi, asa dan mimpi yang coba saya bangun harus terhenti disini, keputusan itu disampaikan dengan segala alasannya dilengkapi dengan harapan agar saya bisa memahami dan menerima keputusan ini, dan disempurnakan dengan do’a semoga saya bisa mendapatkan yang lebih baik. Keputusan ini bagaikan petir disiang bolong yang membuat saya jadi terdiam dan suasana hati pun berubah seratus delapan puluh derajat, kemudian saya menghela nafas panjang untuk menenangkan diri dan hati.

Setelah bisa menguasai dan mengendalikan emosi, saya menjawab keputusannya, sesuai dengan janji saya kepadanya, akan menerima keputusan yang ia berikan dengan lapang dada karena saya sadar bahwa tidak semua keinginan saya akan dapat terwujudkan dan saya meminta doanya supaya saya bisa cepat menata hati ini. Hari itu menjadi salah satu hari yang berat untuk saya jalani karena rasa kecewa dan perih telah menyelimuti hati, kemudian saya mencoba menumpahkan perasaan itu dalam status Facebook saya “Kemarin aku kembali memujudkan asa yang dulu pernah ada dan mengadu kepada Tuhan mengapa takdir begitu lara, belum juga menyatukan saya dengan dirinya”.
Setelah mentari menenggelamkan dirinya dan bumi diselimuti kegelapan, kegelisahan pun semakin mantap mengambil posisi di hati saya, sejuta tanya menggerogoti, mungkin karena belum siap menerima keadaan ini, ketika berusaha untuk meyakinkan diri tentang kenyataan yang harus dijalani, dosa yang pernah saya lakukan dimasa lalu pun datang menghampiri dan karena tidak tahan lagi maka saya tumpahkan semua perasaan yang menggelisahkan itu dalam note “Benarkah ada Karma”.

Setelah semua kegelisahan dan kekecewaan saya tumpahkan ada sedikit ketegaran yang muncul dalam hati yang kemudian menyemangati saya untuk mengatakan “Walau pun berat, Aku akan tetap berusaha melangkahkan kaki meninggalkan satu takdir menuju takdir yang lain”, kalimat ini saya tulis dalam status di facebook guna untuk menguatkan keyakinan saya membangun optimisme diatas puing-puing kekecewaan dan kegelisan yang diakibatkan oleh runtuhnya rangkaian harapan yang telah saya bangun.

Sakit dan perihnya luka karena kecewa dan hancurnya hati karena keinginan tidak bisa dipenuhi telah aku nikmati, hikmah dibalik kejadian ini pun telah saya dapati maka sudah saatnya untuk membiar semua ini mengalir seperti air yang mengalir menuju samudra dan berlalu bersama pergantian waktu agar saya tidak termasuk orang yang dicela oleh al-Qur’an melalui surat Huud ayat 9 yang artinya; Dan Jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali pastilah dia berputus asa dan tidak berterima kasih. Perkenalan dan rasa cinta yang tumbuh kepada perempuan yang saya harapkan jadi pendamping hidup adalah rahmat Allah, keinginan untuk membina dan mengikat hubungan cinta kasih dalam ikatan nan suci mungkin menjadi rahmat yang sedang dicabut oleh Allah dari saya, meskipun kenyataan berbicara seperti itu saya tetap tidak boleh berputus asa menjalani drama kehidupan ini karena Allah telah melarang kita untuk berputus asa terhadap rahmat-Nya sebagaimana disebutkan dalam surat Azzumar ayat 53, Janganlah Kamu berputus asa dari Rahmat Allah

Kecewa karena mimpi tidak bisa diwujudkan adalah sesuatu yang tidak bisa saya pungkiri, terus larut dalam kesedihan adalah sesuatu yang tak ingin saya jalani, ketika terjebak dalam sebuah masalah kita masih mempunyai pilihan, ingin tetap berada dalam keterpurukan atau berusaha untuk keluar dari persoalan itu, pilihan saya adalah bangkit dan berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari masalah itu. Iwan Fals melalui nyanyiannya menyampaikan bahwa “keinginan adalah sumber penderitaan”, penderitaan yang saya alami ini adalah konsekuensi dari keinginan untuk memiliki dirinya menjadi pendamping hidupku dan saya tidak boleh menyalahkan siapa pun atas kekecewaan yang saya alami karena keputusan yang saya ambil ini.

Sekarang pertanyaan haruskan berputus asa? mesti dijawab dengan kata TIDAK...karena besok mentari masih bersinar memberikan harapan baru, dan seperti kata Ranchodas dalam film 3 Idiot ketika menghadapi persoalan maka yakini dan ucapkan lah “all is well” karena rahmat dan nikmat Allah selalu ada dan tidak bisa kita dustai dan juga karena saya tidak ingin menjadi orang yang sesat sebagaimana disebutkan dalam surat Al Hijr ayat 56, Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”. Membiarkan diri berputus asa terhadap rahmat Allah akan memasukkan kita kedalam golongan orang kafir sebagaimana disebutkan dalam surat Yusuf ayat 87, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."

NB;
• Melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah bersimpati, memberikan dukungan dan do’a terhadap apa yang kemarin saya alami, mudah-mudahan Allah mengganti kebaikan yang telah teman-teman berikan.
• Kepada perempuan yang tidak bisa memenuhi harapan saya, jika note ini menemuimu atau engkau temukan, saya harapkan note ini bisa menambah keyakinanmu bahwa saya sudah memenuhi janji saya, untuk menghargai dan menerima keputusanmu dengan lapang dada dan dengan setulus hati aku berdoa kepada Allah, semoga kamu mendapatkan kebahagian yang kamu cari..Amien Ya Rabbal ‘Alamin..

read more

DZIKIR ADALAH KUNCI KEBAHAGIAAN

0 komentar
Semalam pukul 00.51 nada sms yang berbunyi dari hpku telah membangunkan saya dari tidur pulas, setelah membalas sms tersebut mata seakan ngambek dan enggan untuk dipejamkan lagi, kemudian fikiran pun melayang-layang entah kemana, sesaat kemudian baru aku teringat bahwa dalam minggu ini belum sekali pun saya melaksanakan Qiyamul lail, padahal dulu Almarhum Bapakku pernah menganjurkanku untuk melaksanakan Qiyamul lail minimal sekali dalam seminggu tanpa membuang waktu lagi segera ku bangun dan menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu’ dan kemudian membiarkan diri terhanyut dalam alunan dzikir, penyerahan diri dan pengaduan segala macam kegalauan hati kepada Illahi.

Setelah puas mencurahkan segala perasaan dan pengharapan kepada Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang, ku buka lembaran Al-Qur’an yang entah sudah berapa hari tidak kusentuh, setelah membaca beberapa lembar ayat-ayat suci ada ketenangan dan kebahagian yang ku rasakan dalam kesunyian malam itu, dalam kedamaian hati itu teringat aku akan Firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya, memang benar hanya zikir yang akan selalu memberikan ketenangan dan kebahagian dalam hidup kita, melalui tulisan ini kita akan coba melihat kunci kebahagian dalam kalimat Tasbih, Tahmid dan Tahlil yang menjadi dzikir kita setelah sholat. Kerelaan memaafkan adalah salah satu kunci kebahagiaan, melalui kalimat Tasbih, Subhanallah yang berarti Allah Maha Suci maka selain dari Allah yaitu manusia yang notabenya makhluk tidaklah terlepas dari kesalaahan dan kealfaan. Kesempurnaan manusia itu terletak pada ketidaksempurnaannya, dengan memahami konsep ini maka hati kita akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Hasil penelitian dokter Gerarld Jamponsky disimpulkan bahwa sebagian besar permasalahan yang kita hadapi dalam hidup ini bersumber dari ketidak mampuan kita dalam memberikan maaf kepada orang lain, hal ini pulalah yang memotivasinya mendirika pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang menggunakan metode tunggal yaitu; Rela Memaafkan.

Kalimat Tahmid Alhamdulillah adalah bukti kerelaan dan keikhlasan menerima apa yang kita dapatkan. Orang bahagia adalah orang yang senantiasa memuji Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah dalam situasi apa pun, ada sebuah kisah menarik yang sangat Inspiratif tentang orang-orang yang selalu bersyukur, pada suatu hari seorang petani miskin ini kehilangan kuda yang menjadi kekayaan satu-satunya, sehingga orang-orang dikampung itu menjadi prihatin melihat kondisi sang petani itu, namun diluar dugaan masyarakat tersebut dari mulut petani tersebut yang keluar adalah kalimat Alhamdulillah setalah beliau kehilangan kuda satu-satunya. Seminggu kemudian ternyata kudanya yang hilang kemarin kembali dengan membawa segerombolan kuda liar sehingga petani tadi mendadak menjadi orang kaya dan orang-orang dikampungnya itu berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, ia hanya berkata Alhamdulillah.

Tidak berapa lama setelah kejadian yang menghebohkan kampong itu petani tadi kembali mendapat musibah, anaknya yang berusaha untuk menjinakkan seekor kuda liar tadi terjatuh yang mengakibatkan patah kaki, orang yang melihat kenyataan itu menaruh rasa prihati kepada petani tersebut tetapi lagi-lagi kalimat yang keluar dari petani tersebut adalah Alhamdulillah, beberapa hari kemudian tentara masuk ke kampong tersebut untuk mencari para pemuda guna ikut wajib militer, semua pemuda dikampung tersebut dibawa oleh tentara kecuali anak petani tadi karena sedang menderita patah kaki, melihat kejadian ini si petani hanya berucap singkat Alhamdulillah. Cerita ini sangat inspiratif dan mengandung pesan bahwa, apa yang kelihatannya baik belum tentu baik dan apa yang kelihatannya buruk belum tentu juga buruk dan orang-orang yang bersyukur tidak terpenngaruh oleh hal tersebut karena mereka selalu ikhlas menerima apa saja yang dia hadapi dan yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya

Kalimat dzikir yang ketiga yaitu Takbir, Allahu Akbar, mengandung pesan apa pun selain daripada Allah adalah kecil jadi persoalan apa pun yang kita hadapi di dunia ini sebenarnya adalah kecil tetapi ketika menghadapinya kita sering mendramatisinya seolah-olah itu adalah masalah besar yang akan meruntuhkan lagit dan menghancurkan kehidupan kita padahal dalam Al-Qur’an telah dinyatakan bahwa Allah tidak menguji hamba-Nya diluar kemampuan hamba-Nya itu dan dalam kenyataan hidup pun masalah-masalah yang memusingkan kepala dan kita anggap sebagai persoalan besar tetapi seiring dengan berjalannya waktu kita telah lupa dengan persoalan yang dulu kita hadapi itu, hal ini membuktikan bahwa sebenarnya persoalan itu memang kecil tetapi kita terkadang sering membesar-besarkannya.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram, oleh karena itu untuk mendapkan kebahagiaan mari kita basahi lisan kita dengan dzikir dan kemudian berusaha untuk menangkap pesan-pesan yang terdapat dalam kalimat dzikir tersebut untuk di amalkan dalam kehidupan supaya kita bisa menjalani hari-hari kita dengan penuh kebahagian dan keberkahan dari Allah…


NB;
Note ini ada karena ada pesan yang masuk ke hp saya pada hari Jumat 21 Januari 2011 jam 00.51, melalui note ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada si pengirim pesan ke hp saya itu (sengaja tidak saya sebutkan namanya melalui note ini) karena smsnya telah membangunkan saya dan menginspirasi saya melakukan berbagai aktifitas yang bermanfaat pada malam itu, semoga Allah memberikan kebaikan dan keberkahan kepada si pengirim sms itu. Dan Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah yang senantiasa memberi hidayah untuk menerangi kehidupanku…

read more

DENDAM KEHIDUPAN

0 komentar
Lantunan ayat suci al-Qur’an yang menggema keseluruh pelosok jorong Batu Basa dari tape record Mesjid Baburrahim telah memanggil jiwaku yang dari malam tadi pergi untuk segera kembali menyatu dengan ragaku ini, kemudian secara reflek tanganku lansung melemparkan kain yang menyelimuti tubuhku, alunan bait-bait lagu Haji dari grup nasyid Raihan yang menjadi alaram hp menuntunku untuk segera mengucapkan syukur kepada Allah yang telah menghidupkan jiwa ini kembali setelah matiku dan kemudian memaksaku untuk segera bangkit dari istirahat melepas lelah dari aktifitas kemarin, dengan langkah teruntai aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah berpakaian rapi lalu ku buka jendela dan pintu ramah kemudian dengan langkah yang pasti aku melangkah kaki menuju Mesjid untuk melaksanakan pengabdian kepada Illahi, dalam perjalanan ini aku mendapatkan kembali nikmat yang telah lama hilang yaitu menghirup udara yang segar disertai oleh belaian dan hembusan angin dari arah puncak gunung merapi serta sentuhan lembut dari embun pagi.

Setelah sholat Shubuh berjamaah salah seorang pengurus mesjid Baburrahim memintaku untuk memberikan kuliah subuh, inilah adalah permintaan yang tidak pernah bisa aku tolak karena sejak Almarhum orang tuaku masih hidup, beliau selalu mengingatkanku untuk tidak pelit berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada masyarakat dikampungku dan juga karena sudah tiga hari sejak memberikan Khutbah Idul Adha aku tidak sempat lagi naik podium mesjid ini guna untuk berbagi pengalaman dan bacaan dari ilmu yang telah aku dapatkan selama delapan tahun merantau dan belajar di Jakarta, padahal tujuan pulang kampung yang aku lakukan kali ini selain untuk memenuhi permintaan saudara-saudaraku untuk merayakan Idhul Adha bersama juga untuk memberikan pengabdian kepada kampung tempat aku lahir dan dibesarkan.

Dalam pengajian itu aku menyampaikan kepada jama’ah sholat Shubuh bahwa aku memiliki sebuah dendam yang tidak akan pernah aku lupakan, dengan sekuat tenaga akan aku balaskan dendam ini dengan sempurna, mereka kaget mendengarkan pernanyaan ini, belum lagi hilang perasaan terkejutnya aku menambah pernyataanku, bahwa hari aku ingin mengajak seluruh jamaah mesjid ini untuk mengobarkan api dendam itu, pernyataan ini membuat mereka makin bingung karena selama ini mereka mengenalku sebagai pribadi yang cukup ramah dan bahkan nyaris tak pernah memperlihatkan wajah yang suka marah yang menjadi salah satu identitas orang pendendam, dan juga dendam itu adalah perbuatan yang tercela yang dilarang oleh agama tetapi saat ini mereka mendengarkan lansung dari mulutku didalam rumah Allah tempat untuk beribadah, perbuatan yang seharusnya dihindarkan sekarang malah diajarkan kepada orang, setelah diam beberapa detik untuk membiarkan jamah ini terjebak dalam kebingungan mendengarkan pernyataan yang kontorversi ini, baru saya jelaskan bahwa dendam yang selalu saya jaga dan akan saya upayakan semaksimal mungkin untuk membalasnya adalah dendam kehidupan, ketika saya dilahirkan kemuka bumi ini saya menjerit dan menangis tetapi orang yang menantikan kedatangan saya ke bumi ini yaitu orang tua dan karib kerabat saya malah tertawa dan bahagia, kebahagian mereka diatas tangis saya ini mesti saya balas dengan memutarbalikan keadaan ini, waktu untuk membalaskan dendam ini adalah nanti, ketika meninggalkan dunia ini saya ingin pergi dengan senyum bahagia menuju alam keabadian dengan bekal amal kebaikan dan meninggalkan sanak saudara dan bahkan orang yang pernah berhubungan dengan saya berlinang air mata.

Ini adalah dendam yang mesti kita balaskan, dendam ini dibalaskan bukan dengan amarah dan kebencian tetapi dengan cinta dan kasih sayang, maka hari-hari yang kita jalani saat ini sampai batas akhir keberadaan kita didunia ini adalah hari-hari untuk menebarkan kebaikan kepada sesama manusia dan menyempurnakan pengabdian kepada sang Pencipta agar kita mendapatkan anugrah dan hidayah-Nya, inilah modal untuk menyempurnakan dendam kehidupan yang sesuai dengan ayat al-Qur’an surat Maryam ayat 76. “ dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapatkan petunjuk dan Albaqiyatu Sholeh (kebaikan yang kekal menurut Hamka jejak yang baik) lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya” artinya didunia ini kita mesti berusaha untuk mendapatkan petunjuk dan hidayah Allah, degan tanpa henti menebarkan kebaikan kepada sesama supaya kita bisa meninggalkan jejak yang baik untuk menuntaskan dendam kehidupan karena jejak kebaikan akan membuat sedih orang yang ditinggalkan dan juga akan selalu membuat orang jadi terkenang.

Sajak dendam kehidupan

Dia berkata keceriyaanku tidak membuat mereka bahagia
Dulu saat bersama kita selalu berbagi rasa
Kemudian aku pergi meninggalkannya
Aku tersenyum mesti kematian datang menjemputku
Karena setelah ini engkau tak akan lagi melihat senyumku
Karena aku telah berada disisi Tuhanku
Dengan bekal kebaikan
Sesuai dengan apa yang telah dititahkan
Menjemput kebahagian yang selalu aku idamkan

Mudah-mudahan tulisan ini bisa membuat dendam kehidupan makin membara dihati kita, sehingga usaha yang kita lakukan adalah upaya untuk menyempurnakan dendam ini, alangkah ruginya jika dendam ini tidak bisa kita tuntaskan, saat orang tidak merasa kehilangan dengan ketiadaan kita dan tidak merasa sedih dengan kepergian kita yang tidak akan pernah kembali lagi dan celaka sekali kalau sampai kepergian kita menjadi kebahagian buat orang yang ditinggalkan karena merasa terbebas dari kejahatan yang kita lakukan.

Selamat berjuang untuk menentaskan dendam kehidupan...

read more

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Smart, happy

Saca Firmansyah

Wilayah Pengunjung